Sukses

IPO, Berdikari Pondasi Perkasa Bidik Dana Segar Rp 141,22 Miliar

PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk menawarkan saham perdana di kisaran Rp 188-Rp 200 per saham dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Liputan6.com, Jakarta - PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk, perusahaan bergerak dalam bidang pondasi, perbaikan tanah, konstruksi dermaga, alat berat dan penyewaan crane akan menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Mengutip laman e-ipo, ditulis Jumat (10/2/2023), Berdikari Pondasi Perkasa akan melepas sebanyak-banyaknya 706.100.000 atau 706,10 juta saham dengan nilai nominal Rp100 atau maksimal sebesar 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Berdikari Pondasi Perkasa setelah IPO ini

Adapun, harga penawaran saham sebesar Rp 188-Rp 200 per saham, yang ditetapkan berlaku untuk seluruh saham baru. Dengan demikian, Perseroan bakal meraup dana segar maksimal Rp 141,22 miliar.

Sebagai pemanis, secara bersamaan Perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 353.050.000 atau 353,05 juta waran seri I yang menyertai saham baru Perseroan atau sebanyak-banyaknya 8,82 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan. 

Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang 2 saham baru Perseroan berhak memperoleh 1 waran seri I di mana setiap 1 waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. 

Harga pelaksanaan waran seri I sebesar Rp500, total dana dari waran seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 176,52 miliar.

Perseroan menunjuk PT Semesta Indovest Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

 

 

2 dari 4 halaman

Perkiraan Jadwal

Seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari hasil IPO saham, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya atau 100 persen akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja Perseroan, antara lain gaji dan tunjangan karyawan, pembelian perlengkapan proyek, biaya langsung, solar, oli dan aki, pembelian suku cadang atau spare part, pembayaran premi asuransi untuk alat berat dan proyek, biaya operasional. 

Sedangkan dana yang diperoleh Perseroan dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja Perseroan dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional Perseroan.

Perkiraan Jadwal IPO dan Waran

  • Masa Penawaran Awal : 6 - 10 Februari 2023
  • Perkiraan Tanggal Efektif : 20 Februari 2023
  • Perkiraan Masa Penawaran Umum : 22 - 27 Februari 2023
  • Perkiraan Tanggal Penjatahan : 27 Februari 2023
  • Perkiraan Tanggal Distribusi Saham dan Waran Seri I : 28 Februari 2023
  • Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham dan Waran Seri I di BEI : 1 Maret 2023
  • Tanggal Awal Perdagangan Waran Seri I : 1 Maret 2023
  • Tanggal Akhir Perdagangan Waran Seri I

         Pasar Reguler dan Negosiasi: 23 Februari 2024

         Pasar Tunai: 27 Februari 2024

  • Tanggal Awal Pelaksanaan Waran Seri I : 29 Agustus 2023
  • Tanggal Akhir Pelaksanaan Waran Seri I : 28 Februari 2024

 

3 dari 4 halaman

BEI Sebut Tahun Politik Tak Pengaruhi Transaksi Harian hingga IPO

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini tahun politik tidak memberikan pengaruh terhadap industri pasar modal, terutama jumlah transaksi dan perusahaan tercatat.

Direktur Penilaian Efek BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya melihat investor Indonesia bisa memilih dengan cerdas mana yang bersifat ekonomi dan politik. 

BEI melihat secara historikal atau tiga kali penyelenggaraan pemilu, tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap jumlah transaksi maupun perusahaan tercatat di pasar modal Tanah Air.

"Kita sudah punya 11 perusahaan tercatat, ada 10 di e-ipo, ada 38 perusahaan di pipeline, window masih ada 11 bulan," kata Nyoman saat ditemui di Pacific Place, dikutip Minggu (5/2/2023).

Hingga saat ini, BEI mencatat ada 38 perusahaan yang masuk dalam proses pencatatan saham di antaranya bergerak di bidang teknologi hingga transportasi dan logistik.

"Hingga Januari ini, ada 11 perusahaan tercatat. Jadi, di pipeline ada 38 perusahaan," kata dia.

Dalam pipeline tersebut IPO, terdapat anak usaha BUMN, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

"Kebetulan sudah masuk e-ipo, kemarin ada pubex Pertamina Geothermal Energy, sudah resmi sudah dapat kita expose," ujar dia.

Dengan demikian, calon emiten berkode PGEO telah mendekati proses pencatatan saham di BEI. Berikut ini adalah 10 perusahaan yang akan melantai di BEI dalam waktu dekat ini.

  • PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX)
  • PT Haloni Jane Tbk (HALO)
  • PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ)
  • PT Hillcon Tbk (HILL)
  • PT Hoffmen Cleanindo Tbk (KING)
  • PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR)
  • PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP)
  • PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
  • PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK)
  • PT Vastland Indonesia Tbk (VAST) 
4 dari 4 halaman

10 Perusahaan Tercatat di BEI hingga 31 Januari 2023

Di sisi lain, hingga 31 Januari 2023, terdapat 10 perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di BEI. Kemudian, BEI menargetkan akan ada 57 perusahaan yang tercatat di bursa pada tahun ini.

"Sehingga total perusahaan yang sudah tercatat di BEI mencapai 835. Target kita di akhir tahun ini 57 perusahaan naik dari target tahun lalu 56 perusahaan. Adapun realisasi jumlah perusahaan tercatat pada akhir 2022 mencapai 59 perusahaan," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman.

Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan perusahaan tercatat di Indonesia paling besar di antara kawasan, yaitu sebesar 45,8 persen. Dari sisi jumlah di ASEAN, hanya kalah dari Malaysia.

"Per 31 januari 2023, jumlah investor pasar modal sudah meningkat menjadi 10,4 juta SID, di mana investor sahamnya 4,5 juta. Akhir tahun lalu jumlahnya 10,3 juta dengan investor saham sebanyak 4,4 juta. Jadi ada peningkatan lebih dari 100 ribu investor baru dalam satu bulan," kata Iman.

Sementara itu, pertumbuhan investor pasar modal tahun ini ditargetkan meningkat 35 persen dari 10,3 juta atau naik sekitar 13 juta.