Liputan6.com, Jakarta - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF)Â mencatatkan pembiayaan kendaraan listrik (electric vehicle atau EV) sentuh Rp 30 miliar pada 2022.Â
Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), I Dewa Made Susila menuturkan, pihaknya menyalurkan pembiayaan untuk 415 unit kendaraan listrik pada tahun lalu dengan rincian sebanyak 333 unit motor listrik dan 82 unit mobil listrik.
Baca Juga
"Pembiayaan untuk 415 unit kendaraan listriik selama 2022, rinciannya motor 333 unit dan mobil 82 unit," kata I Dewa Made Susila kepada awak media dalam kegiatan Media Update Adira Finance, Jumat (10/2/2023).
Advertisement
Ia menjelaskan, penjualan motor listrik pada tahun lalu mengalami lonjakan 230 persen menjadi sekitar 6.000 unit, awalnya hanya 2.000 unit. "Kita masih dalam tahap belajar pembiayaan kendaraan listrik ini," kata dia.
Dewa menuturkan, pembeli kendaraan listrik ini hanya orang-orang tertentu. Biasanya, pembeli mobil listrik ini merupakan orang kaya yang sudah memiliki mobil biasa.
Sedangkan, masyarakat lainnya masih mempertimbangkan soal pembelian kendaraan listrik. Lantas, apa saja pertimbangan mereka dalam membeli kendaraan listrik?
Dewa menyebutkan, terdapat tiga hal yang dicermati orang-orang dalam membeli kendaraan listrik. Pertama, soal harga, karena kendaraan listrik ini lebih mahal dibandingkan kendaraan biasa.
"Harganya lebih mahal dari kendaraan biasa, motor juga Rp 30 jutaan," kata dia.
Kedua, infrastruktur juga menjadi salah satu pertimbangan, karena belum banyak stasiun pengisian kendaraan listrik atau EVCS (Electric Vehicle Charging Station).
"Selalu infrastruktur, kalau lewat kira-kira 60 kilometer dari Jakarta susah charge charge. Artinya, konsumen berpusat di kota yang infrastrukturnya siap," ujar dia.
Ketiga, biasanya orang Indonesia cenderung berpikir apakah kendaraan ini bisa dijual kembali atau tidak setelah digunakan alias masih laku atau tidak jika dijual kembali.
"Paling basic kendaraan di Indonesia konsumen mikir secondary value, berbeda dengan di luar negeri memang untuk dipakai," kata dia.
Â
Target Pertumbuhan Pembiayaan 2023
Sebelumnya, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF)Â membidik pertumbuhan pembiayaan baru sekitar 15-20 persen pada 2023.Â
Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), I Dewa Made Susila menuturkan, pihaknya meyakini penjualan kendaraan baru mampu menopang pertumbuhan pembiayaan.
"Kita tahun ini menargetkan pembiayaan baru 15- 20 persen pada tahun ini," kata I Dewa dalam Media Update Adira Finance, Jumat (10/2/2023).
I Dewa Made Susila meyakini ada dua faktor pendorong pertumbuhan pembiayaan tersebut, yakni penjualan kendaraan baru roda dua atau empat dan penjualan selama lebaran.
"Kita percaya penjualan kendaraan baru roda dua atau roda empat masih tumbuh, itu yang kita harapkan," kata dia.
Â
Â
Advertisement
Momen Lebaran
Selain itu, penjualan kendaraan selama momen Lebaran biasanya mengalami lonjakan.
"Penjualan selama lebaran, pengalaman berbisnis ada lonjakan momen sebelum Lebaran. Kita ada tradisi pulang kampung, itu membantu penjualan, bisa ada kejadian lagi bisa tumbuh dari bulan sebelumnya," ujar dia.Â
Jika tidak ada aral melintang, momen Lebaran akan membantu penjualan Adira Finance. Dengan demikian, I Dewa optimistis pada semester I 2023. Namun, untuk kondisi semester II 2023 akan dipengaruhi internal dan juga eksternal.
Di sisi lain, Adira Finance juga membidik pertumbuhan pembiayaan syariah sekitar 15-20 persen pada tahun ini.
"Target pada 2023, kita tumbuh antara 15-20 persen dari yang ada sekarang," kata Direktur Adira Finance Niko Kurniawan Bonggowarsito.