Sukses

Sektor Saham Teknologi dan Properti Bebani IHSG, Investor Asing Catat Aksi Beli

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,45 persen pada 6-10 Februari 2023. Pada pekan ini, investor asing catatkan aksi beli bersih saham.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor saham properti dan teknologi telah menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 6-10 Februari 2023.

IHSG melemah 0,45 persen ke posisi 6.880 selama sepekan. Sektor saham teknologi dan properti masing-masing memberikan kontribusi dengan susut 7,64 persen dan 2,35 persen. Sementara itu, investor asing mencatatkan aksi beli saham secara year to date untuk pertama kali pada 2023. Demikian mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk, Minggu (12/2/2023).

Adapun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan aksi beli Rp 1,2 triliun pada 2023.  Di sisi lain, Indonesia merilis produk domestik bruto (PDB) pada 2023 dengan mencatat pertumbuhan 5,31 persen pada 2022, tertinggi sejak 2013. Pada kuartal IV 2022 saja, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen secara year on year, di atas perkiraan pertumbuhan 4,84 persen.

Apa yang diharapkan  untuk Indonesia?

Sejak awal 2023, IHSG turun karena dana rotasi dari Indonesia ke China seiring penurunan yang diharapkan pada pertumbuhan laba 2023. Dengan demikian, valuasi IHSG saat ini berada price earning (PE) sebesar 14,3 yang berada di bawah P/E rata-rata tiga tahun sekitar 16,3.

“Mempertimbangkan ketegangan geopolitik saat ini, suku bunga mendekati puncaknya, pasar mungkin terlalu pesimistis dalam sektor teknologi dan komoditas,” tulis Ashmore.

 

2 dari 4 halaman

Investor Asing Hati-Hati terhadap Sektor Komoditas

Selain itu, dana investor asing yang keluar sejak kuartal III 2022 tetap minus, meski arus masuk bersih secara year to date. Investor asing dinilai belum kembali sepenuhnya kembali ke Indonesia pada 2023 karena hati-hati terhadap sektor komoditas.

"Jika laba mengejutkan positif, investor asing mungkin kembali ke pasar Indonesia,” tulis Ashmore.

Ashmore menilai, sejak kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed), imbal hasil obligasi dolar AS meningkat yang berdampak negatif terhadap valuasi terutama di sektor saham teknologi.

“Di dalam kasus Indonesia, pekan ini IHSG paling banyak terseret sektor teknologi dengan saham GOTO turun 15,32 persen selama sepekan, sebagian karena meningkatnya faktor diskon serta tidak masuk indeks MSC, lainnya pemain di sektor teknologi juga terseret,” tulis Ashmore.

Dengan penurunan ini mungkin menjadi peluang beli untuk sektor saham terpilih seperti teknologi.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja IHSG pada 6-10 Februari 2023

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 0,45 persen pada perdagangan 6-10 Februari 2023. Analis menilai, koreksi IHSG didorong sentimen eksternal kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dan harga komoditas.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (12/2/2023), IHSG merosot 0,45 persen menjadi 6.880,32 selama sepekan dari pekan lalu di posisi 6.911,73. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga susut 3,7 persen menjadi 1.116.417 dari 1.159.261 transaksi pada pekan lalu. Kapitalisasi pasar BEI tergelincir 0,22 persen menjadi Rp 9.489,72 triliun dari pekan lalu Rp 9.510 triliun.

Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian bursa melemah 9,43 persen menjadi Rp 9,72 triliun dari Rp 10,73 triliun pada pekan lalu. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian bursa melambung 10,31 persen.

Investor asing membukukan aksi beli bersih Rp 754,94 miliar pada Jumat, 10 Februari 2023. Selama sepekan, aksi beli investor asing mencapai Rp 3,27 triliun. Sepanjang 2023, investor asing mencatat aksi beli bersih sebesar Rp 1,23 triliun.

 

4 dari 4 halaman

Prediksi IHSG Pekan Depan

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dibayangi sentimen global terutama bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street. Herditya menuturkan, investor cenderung mencermati sikap hawkish akan kebijakan moneter the Fed ke depan untuk menaikkan suku bunga acuan.

“Di sisi lain, harga komoditas juga mempengaruhi pergerakan IHSG, terutama dari harga komoditas batu bara,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Pada pekan depan, Herditya prediksi, IHSG masih dipengaruhi sentimen kebijakan the Fed dan harga komoditas. Selain itu, ada rilis data neraca perdagangan dan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia.

“Untuk pergerakan IHSG sendiri kami perkirakan masih rawan terkoreksi dan sedang berada pada fase downtrendnya untuk menguji 6.714-6.800, dengan support di 6.690 dan resist di 6.920,” ujar dia.