Sukses

Permintaan Kendaraan Roda Empat Masih Moncer, Volume Bongkar Muat IPCC Melonjak

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatat kontribusi paling besar bongkar muat kendaraan terminal domestik dari Terminal IPCC di Tanjung Priok.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatatkan peningkatan signifikan pada volume bongkar muat kendaraan di Terminal Kendaraan.

Pada awal tahun ini, tercatat volume bongkar muat pada Terminal Internasional mencapai 32.629 unit atau naik 86,28 persen yoy. Berasal dari bongkar muat CBU impor yang naik 99,43 persen yoy menjadi 5.283 unit dan bongkar muat CBU ekspor yang naik 83,94 persen menjadi 27.346 unit.

Sedangkan pada Terminal Domestik tercatat bongkar muat kendaraan CBU mencapai 28.156 unit atau naik 33,75 persen yoy.  Kontribusi paling besar masih dari Terminal IPCC di Tanjung Priok, Jakarta dengan kontribusi penanganan bongkar muat CBU sebanyak 12.753 unit atau naik 3,25 persen yoy.

Diikuti dengan Terminal Roro, Belawan, Medan yang memberikan kontribusi bongkar muat CBU sebanyak 6.750 unit atau naik 8,91 persen yoy. Adapun Terminal Roro Makasar telah memberikan kontribusi penanganan bongkar muat CBU sebanyak 6.229 unit, di mana pada tahun lalu Terminal ini belum memberikan kontribusi karena belum tercatatkan dan di bawah kendali IPCC.

Untuk Terminal Dwikora, Pontianak tercatat sebanyak 2.424 unit CBU atau lebih rendah 2,81 persen dari tahun lalu. Investor Relation PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, Reza Priyambada mengatakan, kondisi ini sejalan dengan masih banyaknya permintaan akan kendaraan roda empat. Tidak hanya di dalam negeri namun, permintaan akan CBU di luar negeri pun juga masih menunjukan peningkatan.

“Hal ini menjadi berkah bagi IPCC yang berujung pada peningkatan kinerja operasional. Sejalan dengan fokus utama IPCC yaitu, Driving Superior Performance dimana IPCC kian menunjukan eksistensi peningkatan kinerjanya yang tentunya juga didukung oleh upaya peningkatan excellent operation untuk mempertahankan kualitas layanan terminal di IPCC,” kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Kamis, (16/2/2023).

Ke depan, Indonesia Kendaraan Terminal terus berupaya mengembangkan portofolio bisnisnya dan cakupan area bongkar muat kendaraan di wilayah Indonesia sesuai dengan semangat Beyond The Gate. Sehingga turut membantu distribusi kendaraan yang pada akhirnya turut membantu perkembangan industri baik industri Pelabuhan, khususnya Terminal Kendaraan maupun industri otomotif dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham IPCC.

2 dari 4 halaman

Belanja Modal 2023

Sebelumnya, seiring meningkatnya aktivitas bongkar muat kendaraan dan sejumlah ekspansi wilayah yang dilakukan oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) pada 2023. Perseroan optimistis pada 2023 meski 2023 dinilai tidak akan mudah.

Dengan demikian, Indonesia Kendaraan Terminal menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) antara Rp 35 miliar-Rp 40 miliar untuk ekspansi bisnis.

Sebagian besar dana belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk perbaikan dan pengembangan infrastruktur dan suprastruktur yang untuk kelancaran kegiatan operasional di lapangan maupun kesisteman. 

"Pada 2023, kami menyiapkan sekitar Rp35 miliar hingga Rp40 miliar untuk perbaikan dan pembenahan sejumlah sarana dan prasarana yang kami miliki. Untuk menjamin kelancaran kegiatan operasional baik pelayanan secara fisik yang didukung dengan system yang memudahkan pelanggan dalam pelayanan," kata Direktur Keuangan dan SDM Sumarno dalam keterangan resmi, Selasa (3/1/2022).

Tak hanya itu, perekonomian Indonesia, terutama di bidang pelayanan industri otomotif dengan sejumlah kebijakan yang prudensial dan akomodatif dari pemerintah, IPCC berkeyakinan bahwa ekonomi Indonesia di tahun “Kelinci Air” ini tidaklah akan jatuh pada krisis. 

Pemerintah akan terus menjaga daya beli masyarakat dan ketahanan industri agar roda perekonomian nasional dapat terus berjalan dan bertumbuh.

Hal itu sejalan dengan roda bisnis IPCC yang terus bergulir pada 2023. Pascasejumlah pencapaian positif pada 2022, IPCC akan terus melanjutkan ekspansi bisnisnya. 

 

3 dari 4 halaman

Ekspansi Bisnis

Manajemen perseroan menyatakan akan melakukan ekspansi bisnis, antara lain penjajakan ekspansi ke sejumlah Pelabuhan yang berpotensi untuk dikerjasamakan untuk pelayanan kapal RoRo maupun terminal kendaraan. 

Pasca merger Pelindo, saat ini IPCC telah melayani sejumlah pelabuhan besar yang terkait dengan pelayanan kendaraan di Indonesia diantaranya, terminal Panjang, Lampung, terminal RoRo Belawan, Medan, terminal Dwikora Pontianak; dan Terminal RoRo Makasar serta tentunya terminal kendaraan di area Tanjung Priok yang berdekatan dengan kantor pusat IPCC dan juga terminal Gresik yang merupakan kerja sama operasi dengan pihak swasta.

Oleh karena itu, sejumlah persiapan pun kerap dilakukan oleh Manajemen untuk melakukan ekspansi tersebut, sesuai dengan tema korporasi pada tahun ini, yakni "Value Chain Expansion".

4 dari 4 halaman

Pencapaian 2022

Direktur Operasi dan Teknik IPCC, Andi Hamdani menyampaikan, sejumlah pencapaian pada 2022 dan persiapan untuk mewujudkan tema korporasi tersebut. 

"Di antaranya pencapaian kami di tahun lalu, khususnya di area Tanjung Priok ialah kami dapat melakukan penanganan sandar kapal internasional di luar kawasan Pabean, penambahan bongkar muat di area vehicle distribution center (VDC), implementasi autogate system terminal international sesuai Per-Dirjen BC no. 01 2019, implementasi autogate system terminal domestik, optimalisasi lapangan baru yaitu lapangan ex-PP seluas 1,3 ha dan lapangan ex-DKP 1,4 ha," kata Andi.

Selain itu, ada juga perbaikan fasilitas lapangan penumpukan, implementasi terminal operation system di terminal Belawan, penggunaan car cover untuk meminimalisir dampak overspray, serta penataan monitoring room utk perkuatan perencanaan dan pengendalian. 

Andi juga menambahkan, pada 2023 yang utama ialah persiapan SDM IPCC ntuk peningkatan standar kompetensi pelayanan.

Kemudian implementasi pengembangan terminal operating system (TOS) dan monitoring terminal system (MTS) di seluruh terminal satelit; implementasi integrasi monitoring terminal system (ITMS), integrasi system operasional serta melanjutkan program transformasi seluruh terminal satelit.

Dalam pelaksanaan berbagai ekspansi tersebut, selain menggunakan penggunaan dana operating expense (opex) akan menggunakan belanja modal.