Sukses

IHSG Berpeluang Konsolidasi, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 17 Februari 2023

Analis prediksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan konsolidasi pada perdagangan Jumat, 17 Februari 2023. IHSG akan bergerak di 6.803-6.988.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang konsolidasi pada perdagangan saham Jumat, (17/2/2023). Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tetap di 5,75 persen dinilai akan bayangi IHSG.

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, perkembangan pergerakan IHSG masih terlihat betah berada dalam konsolidasi wajar, sedangkan pola sideways masih dibayangi oleh potensi tekanan yang masih terlihat cukup besar. Hal ini setelah rilis data ekonomi tingkat suku bunga yang menunjukkan tidak ada perubahan, menurut William tentu memberikan sentimen tersendiri bagi IHSG.

"Sedangkan hingga saat ini belum terdapatnya arus capital inflow yang melaju signifikan ke dalam pasar modal Indonesia membuat pasar bergerak lebih konsolidatif,” ujar dia dalam catatannya.

William prediksi, IHSG berada di kisaran 6.803-6.988 pada Jumat pekan ini.

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG ditutup terkoreksi 0,3 persen ke 6.895, koreksinya masih tertahan oleh MA20 meskipun disertai oleh peningkatan volume penjualan.

“Selama IHSG belum mampu break resistance di 6.961, maka posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C di mana IHSG akan menuju ke 6.712-6.800, terlebih bila break 6.803. Best case, apabila mampu break resistance maka label merah akan berlaku dan IHSG akan menguat ke 7.064-7.184,” ujar dia.

William prediksi, IHSG berada di level support 6.803,6.767 dan resistance 6.961,7.053.

Untuk rekomendasi saham hari ini, William memilih saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT XL Axiata Tbk (EXCL). Selanjutnya PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) - Buy on Weakness

Saham BBKP ditutup menguat 0,8 persen ke 119 pada perdagangan Kamis, 16 Februari 2023.

"Kami memperkirakan, posisi BBKP saat ini sedang berada di akhir wave [b] dari wave 3. Hal tersebut berarti, BBKP akan terkoreksi dalam jangka pendek dan berpeluang menguat kembali," ujar dia.

Buy on Weakness: 114-117

Target Price: 131, 143

Stoploss: below 109

 

2.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) - Buy on Weakness

Saham BRMS ditutup menguat 1,2 persen ke 175 dan mampu ditutup di atas MA60. Selama BRMS masih mampu bergerak di atas 165 sebagai stoplossnya, maka posisi BRMS saat ini sedang berada di awal wave [c] dari wave Y.

Buy on Weakness: 170-174

Target Price: 185, 208

Stoploss: below 165

 

3.PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) - Buy on Weakness

Saham BUKA ditutup terkoreksi ke 274 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Posisi BUKA saat ini diperkirakan sedang berada di akhir wave [b] dari wave 3, sehingga BUKA masih rawan terkoreksi dalam jangka pendek dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.

Buy on Weakness: 266-272

Target Price: 296, 318

Stoploss: below 256

 

4.PT Bukit Asam Tbk (PTBA) - Buy on Weakness

Saham PTBA ditutup menguat 2 persen ke 3.510 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Selama tidak terkoreksi di bawah 3.350 sebagai stoplossnya, posisi PTBA saat ini sedang berada di awal wave iii dari wave (c) dari wave A.

Buy on Weakness: 3.440-3.480

Target Price: 3.570, 3.770

Stoploss: below 3.350

 

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 16 Februari 2023

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Kamis, (16/2/2023). IHSG tetap berada di zona merah meski suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tetap 5,75 persen.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,27 persen ke posisi 6.895,66. Indeks LQ45 terpangkas 0,43 persen ke posiis 953,49. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.933,28 dan terendah 6.875,30.

Sebanyak 238 saham menguat dan 270 saham. 199 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.182.303 kali dengan volume perdagangan 20,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.152.

Mayoritas indeks sektor saham (IDX-IC) tertekan. Sektor saham energi melemah 0,54 persen, sektor saham basic susut 0,14 persen, sektor saham industri melemah 0,06 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,53 persen. Selain itu, sektor saham kesehatan terpangkas 0,73 persen, sektor saham keuangan melemah 0,22 persen dan sektor saham properti turun 0,05 persen.

Sementara itu, sektor saham siklikal menanjak 0,55 persen, sektor saham teknologi mendaki 1,04 persen, sektor saham infrastruktur bertambah 0,92 persen dan sektor saham transportasi menguat 0,84 persen.

 

 

4 dari 4 halaman

BI Tahan Bunga Acuan

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) pertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen. Suku bunga Deposit Facility juga tetap sebesar 5 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,5 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan, lasan BI mempertahankan suku bunga di angka tersebut, karena tekanan inflasi berlanjut turun dan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Perry menyampaikan, dasar utama Bank Indonesia dalam menentukan untuk menaikkan atau mempertahankan suku bunga mengacu pada inflasi inti dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK), begitupun dalam memprediksi pertumbuhan ekonomi.

"Dasar inflasi inti yang menurun lebih cepat dari perkiraan dan bahkan lebih rendah yang kita perkirakan, dan inflasi inti di bawah 4 persen di semester I dan inflasi IHK juga dibawah 4 persen, maka kita memandang bahwa suku bunga BI rate memadai, suatu kenaikan tidak dibutuhkan lagi, itulah stand dari kebijakan moneter," kata dia.