Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Geothermal Energy atau PGE tengah memproses langkah penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Harga pelaksanaan dipatok sebesar Rp 875 per lembar. Harga itu berada di antara kisaran harga pada masa penawaran awal pada rentang Rp 820-945 per lembar.
Dalam rangka IPO PGE, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 500 per saham.
Total saham yang diterbitkan itu setara 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO. Dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 875 per lembar, perseroan akan mengantongi Rp 9,06 triliun dari IPO.
Advertisement
Perseroan berencana mengalokasikan sekitar 85 persen akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan hingga 2025.
Sisanya sekitar 15 persen akan digunakan perseroan untuk pembayaran sebagian facilities agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara perseroan dengan Mandated Lead Arrangers, kreditur sindikasi awal dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai facility agent.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy, Nelwin Aldriansyah mengatakan, perseroan akan memberikan dividen maksimal 50 persen dari laba bersih kepada investor publik.
Pertamina Geothermal Energy memiliki rekam jejak kinerja keuangan yang solid. Pendapatan PGE mencapai USD 287 juta hingga akhir kuartal III 2022 atau tumbuh 3,9 persen year-on-year (yoy) atau hampir 4 persen.
Sejalan dengan itu, Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, PGE membukukan kenaikan laba bersih signifikan 67,8 persen secara tahunan menjadi USD 111 juta pada September 2022. Net profit margin (NPM) juga melesat dari 24 persen pada kuartal III 2021 menjadi 38,8 persen per akhir kuartal III 2022.
"Kita akan membagikan dividen 50 persen dari laba bersih mulai tahun buku 2023," kata Nelwin, dikutip dari pemberitaan Liputan6.com sebelumnya, Jumat (17/2/2023).
Belum lama ini, Nelwin mengatakan perseroan menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada 2027.
“Kunci untuk mendukung pertumbuhan pendapatan perseroan adalah peningkatan dan pertumbuhan kapasitas terpasangnya. Untuk mendukung pertumbuhan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW itu, perseroan sudah merencanakan investasi baru, yang total nilainya USD 1,6 miliar,” ungkapnya.
Rencana Investasi
Nelwin menjelaskan pada 2023 perseroan telah menyiapkan investasi baru yang cukup signifikan sebesar USD 250 juta pada 2023, dari estimasi belanja modal yang hanya sebesar USD 60 juta pada 2022.
Selanjutnya, pada 2024, Pertamina Geothermal Energy menyiapkan investasi baru senilai total USD 350 juta. Jika ditotal, PGE menyiapkan investasi senilai USD 1,6 miliar sepanjang 2023-2027.
“Makanya kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, seperti pelepasan saham perdana atau IPO (initial public offering) ini. Dalam waktu dekat kami juga akan menerbitkan Green Bond dan alternatif pembiayaan lainnya,” tambah Nelwin.
Pertamina Geothermal Energy sendiri baru saja menyelesaikan rangkaian bookbuilding atau roadshow, yang berlangsung 31 Januari 2023 hingga 9 Februari 2023.
Advertisement