Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bergerak di zona merah pada perdagangan saham Jumat, (17/2/2023). Hal ini seiring investor mencerna lebih data ekonomi Amerika Serikat dan komentar pejabat bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) yang hawkish.
Dikutip dari CNBC, Jumat pekan ini, di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,82 persen setelah Gubernur Bank Sentral Australia Philip Lowe memperingatkan inflasi Australia dan mengisyaratkan kenaikan lebih lanjut ke depan.
Baca Juga
Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,85 persen dan Kosdaq tergelincir 0,85 persen. Di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 0,55 persen dan Topix susut 0,44 persen.
Advertisement
Di sisi lain, ekspor domestik non-migas Singapura melemah 25 persen pada Januari secara tahunan, menandai kontraksi bulan keempat berturut-turut. Indeks Strait Times menguat 0,3 persen. Sedangkan dolar Singapura melemah 0,22 persen menjadi 1,34 terhadap dolar Amerika Serikat.
Bursa saham China juga merosot. Indeks Hang Seng dan indeks Hang Seng teknologi masing-masing tergelincir 0,53 persen dan 1,08 persen setelah rilis data sensus dan pengangguran pada 2022.
Di bursa saham China, indeks Shenzhen terperosok 0,49 persen, dan indeks Shanghai naik 0,17 persen.
Produk Domestik Bruto (PDB) Thailand pada 2022 tumbuh 2,6 persen, lebih tinggi dari 1,6 persen pada 2021. Pertumbuhan PDB kuartal IV mencapai 1,4 persen secara tahunan, turun dari 4,5 persen pada periode sama tahun lalu.
Di wall street, indeks acuan di Amerika Serikat melemah. Hal ini seiring indeks harga produsen yang mengukur dari barang mentah naik 0,7 persen, kenaikan terbesar sejak Juni. Indeks Dow Jones terpangkas 1,26 persen. Indeks S&P 500 susut 1,38 persen dan indeks Nasdaq merosot 1,78 persen.
Bursa Saham Asia Pasifik pada Perdagangan 16 Februari 2023
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Kamis, 16 Februari 2023. Penguatan bursa saham Asia seiring investor mencerna data defisit neraca perdagangan 3,5 triliun yen atau setara USD 26 miliar, berdasarkan data Refinitiv.
Selain itu, investor juga mencerna data penjualan ritel AS yang lebih baik dari harapan. Indeks Kospi Korea Selatan melonjak 1,96 persen ke posisi 2.475,48. Indeks Kosdaq bertambah 2,51 persen ke posisi 784,71. Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,71 persen ke posisi 27.696,4. Indeks Topix bertambah 0,68 persen ke posisi 2.001,09. Yen Jepang menguat.
Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,79 persen ke posisi 7.410,3 seiring tingkat pengangguran Januari lebih tinggi dari prediksi ekonom. Di bursa saham China, indeks Shenzhen melemah 1,3 persen ke posisi 11.907,4. Indeks Shanghai terpangkas 0,96 persen ke posisi 3.249,03. Indeks Hang Seng menguat 0,9 persen. Indeks Hang Seng teknologi menguat 1,95 persen.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 16 Februari 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Kamis, 16 Februari 2023 seiring data ekonomi yakni laporan inflasi yang memanas, penurunan klaim pengangguran. Rilis data ekonomi AS itu menunjukkan ekonomi bertahan di tengah kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed).
Dikutip dari CNBC, Jumat (17/2/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 431,20 poin atau 1,26 persen ke posisi 33.696,85. Indeks S&P 500 merosot 1,38 persen menjadi 4.090,41. Indeks Nasdaq tergelincir 1,78 persen menjadi 11.855. Saham Microsoft dan Disney memberikan kontribusi terbesar terhadap penurunan Dow Jones masing-masing melemah 2,66 persen dan 3,12 persen. Saham Tesla tergelincir 5,69 persen setelah menarik kendaraan sehingga bebani S&P 500.
Saham tergelincir setelah indeks harga produsen Januari, ukuran inflasi lainnya naik 0,7 persen berdasarkan laporan Kamis, 16 Februari 2023. Realisasi indeks harga produsen itu lebih tinggi dari yang disurvei Dow Jones sebesar 0,4 persen. Klaim pengangguran awal secara tak terduga turun pada pekan yang berakhir 11 Februari 2023, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja.
Data baru muncul setelah indeks harga konsumen Januari dan laporan penjualan ritel keduanya lebih tinggi dari yang diharapkan menunjukkan the Fed mungkin harus melangkah lebih jauh untuk menjinakkan inflasi.
“Kedua pembacaan inflasi pekan ini menunjukkan kekakuan inflasi dan pertarungan belum berakhir, terutama ketika mempertimbangkan pembacaan indeks harga produsen hari ini adalah kenaikan bulan ke bulan tertinggi sejak awal musim panas,” ujar Head of Model Portfolio Construction Morgan Stanley, Mike Loewengart.
Klaim Pengangguran Turun
Ia menambahkan, klaim pengangguran yang menurun menunjukkan pasar tenaga kerja tetap ketat. “Seharusnya tidak mengejutkan melihat pasar mengambil nafas karena harapan the Fed yang dovish dalam beberapa bulan mendatang memudar,” ujar Loewengart.
Ia mengatakan, intinya adalah investor harus menyadari inflasi mungkin tidak kembali ke tingkat normal secepat harapan banyak orang. “Dan dengan itu mungkin akan lebih banyak volatilitas,” kata dia.
Komentar dari Presiden the Federal Reserve St Louis James Bullard mengajurkan kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan terakhir dan dapat melihat kenaikan sebesar itu pada Maret yang juga bebani saham. Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester juga mengatakan mendukung kenaikan yang lebih besar.
Selama sepekan, indeks Dow Jones berada di jalur untuk kerugian mingguan ketiga berturut-turut. Indeks S&P mendatr pada pekan ini, dan indeks Nasdaq menguat sedikit.
Investor juga akan terus mengamati laba perusahaan untuk tanda-tanda kekuatan konsumen. Adapun Dropbox, DoorDash, dan DraftKings akan melaporkan kinerja setelah bel perdagangan.
Advertisement