Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Wall Street mengatakan jika resesi global yang membayangi dunia pada tahun ini akan lebih terasa seperti tahun 1970-an daripada kemerosotan ekonomi kurun 2008.
"Orang-orang terlalu fokus pada 2008 dan 2020. Ini lebih seperti tahun 1973, 74 dan 2021," kata Kepala Ekonom Global Piper Sandler Nancy Lazar melansir laman Yahoo Finance, akhir Januari 2023 lalu.
Baca Juga
Lazar memperkirakan dampak penuh resesi global akan terasa pada paruh kedua tahun 2023 karena efek keterlambatan dari kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Advertisement
Lazar berpendapat dibutuhkan waktu sekitar satu tahun agar perubahan dana Fed berdampak negatif terhadap perekonomian.
"Kami pikir akan ada penghentian lebih lanjut di kuartal kedua dan kemudian penurunan langsung di paruh tahun lalu," jelas ekonom tersebut.
Artikel Ramalan Resesi Global, Dampak Besar Baru Benar-Benar Terasa pada Paruh Kedua 2023 menyita perhatian pembaca di saham.
Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di kanal saham? Berikut tiga artikel terpopuler di kanal saham yang dirangkum Minggu, (19/2/2023):
1.Ramalan Resesi Global, Dampak Besar Baru Benar-benar Terasa pada Paruh Kedua 2023
Ekonom Wall Street mengatakan jika resesi global yang membayangi dunia pada tahun ini akan lebih terasa seperti tahun 1970-an daripada kemerosotan ekonomi kurun 2008.
"Orang-orang terlalu fokus pada 2008 dan 2020. Ini lebih seperti tahun 1973, 74 dan 2021," kata Kepala Ekonom Global Piper Sandler Nancy Lazar melansir laman Yahoo Finance, akhir Januari 2023 lalu.
Lazar memperkirakan dampak penuh resesi global akan terasa pada paruh kedua tahun 2023 karena efek keterlambatan dari kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Lazar berpendapat dibutuhkan waktu sekitar satu tahun agar perubahan dana Fed berdampak negatif terhadap perekonomian.
"Kami pikir akan ada penghentian lebih lanjut di kuartal kedua dan kemudian penurunan langsung di paruh tahun lalu," jelas ekonom tersebut.
Wabah virus corona COVID-19 tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, namun berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi negara. Hal ini berdampak bagi bursa saham dan nilai tukar rupiah.
2.Personel BTS Ikut Koleksi Saham HYBE, Siapa Punya Paling Banyak?
Tujuh personil Bangtan Boys atau BTS masing-masing memiliki lebih dari 10 miliar won atau USD 7,8 juta saham HYBE.
Sementara Bang Si-hyuk selaku pendiri dan ketua agensi, memiliki lebih dari 2,5 triliun won.
Kepemilikan Bang atas saham perusahaan merupakan yang tertinggi di antara kepemilikan pribadi pendiri perusahaan hiburan dan konten lain di Korea.
Melansir Korea Joongang Daily, Sabtu (18/2/2023), ada 34 pemegang saham individu yang memiliki saham perusahaan senilai lebih dari 10 miliar won.
Nilai gabungan dari 34 aset saham pemegang saham mencapai 4,12 triliun won, dengan Bang HYBE mengempit 61,5 persen dari total tersebut.
Nilai tersebut melebihi dari enam kali aset saham yang dimiliki oleh Park Jin-young, pendiri JYP Entertainment, yang berada di peringkat kedua dalam daftar, dan lima belas kali lipat dari pendiri YG Entertainment Yang Hyun-suk di tempat ketiga.
Termasuk Bang, 11 pemegang saham HYBE berhasil masuk ke jajaran pemilik saham dengan nilai 10 miliar won.
Advertisement
3.Bos Astro Agro Akui Program Biodiesel B35 Kerek Permintaan CPO
 Chief Executive Officer (CEO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Santosa mengungkapkan program biodiesel B35 memicu permintaan minyak kelapa sawit (CPO) dalam negeri meningkat.
Kenaikan permintaan juga didorong langkah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang mengeluarkan ketentuan penyerapan kebutuhan CPO meningkat dari 9,5 juta ton menjadi 12 juta ton.
"Tahun lalu ESDMÂ mengeluarkan 9,5 juta ton sekarang kan bisa 12 juta ton. Artinya, ada penambahan demand kan 2 juta ton potensinya. Otomatis berapa pun produksi akan leap up 2,5 juta ton lebih banyak untuk dibakar," kata Santosa di sela Talk to The CEO 2023 di Semarang, ditulis Sabtu (18/2/2023).
Menurut dia, dengan keberadaan Program B35, Indonesia menjadi penghasil sawit terbesar dan pengguna sawit terbesar di dunia.
Berita selengkapnya baca di sini
Â
Â
Â