Sukses

Astra Agro Lestari Catat Laba Turun 12,42 Persen, Pendapatan Susut pada 2022

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatat penurunan pendapatan dan laba pada 2022. Perseroan catat pendapatan turun 10,25 persen dan laba merosot 12,42 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2022. Pada periode tersebut, Astra Agro Lestari mencatatkan penurunan kinerja, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Kamis (23/2/2023), PT Astra Agro Lestari Tbk membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 21,83 triliun. Pendapatan itu turun 10,25 persen dibanding 2021 sebesar Rp 24,32 triliun. Di sisi lain, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 19,01 triliun dari Rp 19,49 triliun pada 2021.

Meski begitu, laba kotor perseroan tetap turun 20,87 persen menjadi Rp 3,82 triliun dibandingkan posisi 2021 sebesar Rp 4,83 triliun. Pada periode yang sama, beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 882,98 miliar, beban penjualan Rp 578,73 miliar, dan biaya pendanaan Rp 366,45 miliar.

Lalu keuntungan selisih kurs tercatat sebesar RP 50,41 miliar, penghasilan bunga Rp 82,4 miliar, bagian atas hasil bersih ventura bersama Rp 215,63 miliar dan pendapatan lain-lain Rp 86,78 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,79 triliun, turun 13,32 persen dibandingkan laba tahun berjalan 2021 sebesar Rp 2,07 triliun.

Dari raihan itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 1,73 triliun, turun 12,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,97 triliun. Sehingga laba per saham dasar menjadi Rp 897,08 dari sebelumnya Rp 1.024,25.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 29,25 triliun, turun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 30,4 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 7,39 triliun dan aset tidak lancar Rp 21,86 triliun.

Liabilitas hingga Desember 2022 juga turun menjadi Rp 7 triliun dari Rp 9,23 triliun pada Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 2,05 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 4,95 triliun. Namun dari sisi ekuitas perseroan hingga Desember 2022 mengalami kenaikan menjadi Rp 22,24 triliun dibandingan posisi akhir Desember 221 sebesar Rp 21,17 triliun.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 23 Februari 2023, saham AALI melemah 0,60 persen ke posisi Rp 8.275 per saham. Saham AALI sempat dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 8.350 per saham. Saham AALI berada di level tertinggi Rp 8.400 dan terendah Rp 8.250 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.047 kali dengan volume perdagangan 6.791 saham. Nilai transaksi Rp 5,7 miliar.

 

 

2 dari 3 halaman

Astra Agro Lestari Bakal Putuskan Dividen pada RUPS April 2023

Sebelumnya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memberikan bocoran terkait pembagian dividen untuk tahun buku 2022. Lantaran, secara historikal Astra Agro Lestari membagikan dividen 45 persen dari laba tahun buku 2021.

Chief Executive Officer (CEO) Astra Agro Lestari, Santosa menuturkan, pihaknya masih mempertimbangkan beberapa hal terkait pembagian dividen, salah satunya keputusan pemegang saham.

"Lihat saja selama ini, saya enggak bisa ngomong juga kalau pemegang saham ngomong naik ya naik, kalau dia bilang simpan saja ya simpan. Keputusan di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), nanti April," kata Santosa di sela Talk to The CEO 2023, ditulis Senin, (20/2/2023).

Menurut ia, jika Perseroan mendapatkan laba tentu pemegang saham pasti meminta dividen. Namun, bisa saja pemegang saham meminta untuk tidak dibagikan dividen.

"Kalau ada profit mestinya dividen pemegang saham pasti minta, bisa saja kalau tiba-tiba bilang sudah enggak butuh dividen, harus gimana? masa saya kasih enggak bisa. Begitu ngomongin audit selesai sisa hasil usaha kita atau profit sekian itu punya pemegang saham," kata dia.

Santosa menuturkan, tren pembagian dividen Astra Agro Lestari jarang mengalami perubahan. Selain itu, pemegang saham juga memiliki beberapa kategori dan kebutuhannya masing-masing.

"Kalau ngelihat trennya kami jarang berubah, pemegang saham ada pemegang saham pengendali, ada pemegang saham investor manejemen dan ritel. Untuk pengendali ya lihat kebutuhan perusahaan berkembang di masa depan, investor ritel itu pemanis jadi kalau bisa dapat dividen pasti pengen dividen gitu kira-kira," ujar dia.

 

3 dari 3 halaman

Astra Agro Lestari Tebar Dividen Interim 2022 Rp 85 per Saham

Sebelumnya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2022. Pembagian dividen interim 2022 itu telah diputuskan direksi dan disetujui komisaris pada 29 September 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (5/10/2022), PT Astra Agro Lestari Tbk membagikan dividen interim 2022 Rp 163,59 miliar. Dividen interim 2022 yang dibagikan itu setara Rp 85 per saham.

Perseroan mempertimbangkan data keuangan per 30 Juni 2022 untuk membagikan dividen interim 2022. Adapun perseroan membukukan laba bersih yang didapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 809,31 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 15,92 triliun, dan total ekuitas sebesar Rp 21,34 triliun.

Berikut jadwal pembagian dividen:

-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 11 Oktober 2022

-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 12 Oktober 2022

-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 13 Oktober 2022

-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 14 Oktober 2022

-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 13 Oktober 2022 pukul 16.00

-Tanggal pembayaran dividen interim 2022 pada 24 Oktober 2022.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 4 Oktober 2022, saham AALI melonjak 2,42 persen ke posisi Rp 8.450 per saham. Saham AALI dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 8.300 per saham.

Saham AALI berada di level tertinggi Rp 8.500 dan terendah Rp 8.275 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.174 kali dengan volume perdagangan 10.028 saham. Nilai transaksi Rp 8,4 miliar.

Â