Liputan6.com, Jakarta - HYBE, perusahaan manajemen bakat Korea Selatan yang menaungi boyband BTS, mengatakan telah membayar pembelian 14,8 persen sisa saham di saingannya SM Entertainment dan berharap untuk menyelesaikan kesepakatan pada 6 Maret, lebih cepat dari jadwal yang diumumkan sebelumnya.
Menyusul kabar tersebut, saham HYBE naik 3,1 persen menjadi ditutup pada 187.700 won (USD 143,9) pada Rabu, 22 Februari 2023. Sedangkan saham SM Entertainment turun 1,94 persen ke posisi 121.100 won.
Baca Juga
Pasar mengamati dengan cermat apakah penawaran tender HYBE akan berhasil atau sebaliknya. Hybe sebelumnya mengumumkan pada awal bulan ini mereka membeli sebagian besar 18,5 persen saham di SM Entertainment yang dimiliki oleh pendiri Lee Soo Man, menjadikan HYBE pemegang saham terbesar SM Entertainment.
Advertisement
Melansir, Variety, Kamis (23/2/2023), Lee memiliki opsi untuk menjual sisa sahamnya ke HYBE dengan harga tertentu dalam waktu satu bulan. HYBE juga telah menawarkan untuk membeli lagi 25 persen saham perusahaan dari pemegang saham lainnya. Aksi ini rupanya cukup pelik lantaran manajemen Co-CEO SM Entertainment, Lee Sung Soo dan Tak Young Jun, bersama dengan 25 eksekutif perusahaan merilis pernyataan yang menyatakan bahwa mereka menentang pembelian saham SM Entertainment oleh HYBE.
Di sisi lain, Lee Soo Man sebelumnya juga menentang rencana akuisisi perusahaan teknologi Korea Kakao, pemilik layanan streaming musik Melon. Kakao berencana akuisisi 9,05 persen saham di SM Entertainment, menjadikannya pemegang saham terbesar kedua perusahaan tersebut.
SM Entertainment HYBE Ingin Kontrol Agensinya, Curiga Artisnya Bakal Dianaktirikan
Sebelumnya, perseteruan antara SM Entertainment dan Lee Soo Man – HYBE makin meruncing. Setelah CEO SM Entertainment merilis video penolakan terhadap manuver bisnis HYBE yang membeli saham Lee Soo Man, kini giliran sang CFO (Chief Financial Officer), Jang Cheol Hyuk, yang berbicara.
Dalam video berdurasi 15 menit yang dirilis Senin (15/2/2023), sejak awal ia mengucapkan tudingan pedas atas aksi Lee Soo Man dan HYBE serta alasan pihaknya menentang pembelian saham ini.
Dilansir dari Soompi, ia menyebut bahwa pembelian saham dari Lee Soo Man—sang pendiri perusahaan yang juga mantan pemegang saham mayoritas SM—adalah tindakan dengan niat jahat.
“Segera setelah visi baru 'SM 3.0' diumumkan, pemegang saham terbesar menjual sahamnya, dan dimulai upaya pengambilalihan dengan permusuhan oleh pesaing,” kata dia.
Jang Cheol Hyuk mengawali videonya dengan menjelaskan bahwa HYBE tak akan berhenti setelah membeli 14,8 persen saham milik Lee Soo Man. HYBE telah mengumumkan niat untuk membeli saham dari pihak lain, dan targetnya menguasai 40 persen kepemilikan SM.
“Lewat upaya pengambilalihan dengan niat tak baik ini, HYBE tampaknya berencana untuk menjalankan kontrol manajemen, dengan cara mendominasi jajaran direksi,” kata dia.
Hal ini pada akhirnya diprediksi akan menyulitkan kebijakan yang akan menguntungkan SM—baik untuk para pemegang saham hingga artis.
Advertisement
Bakal Rugikan Artis
Bila HYBE mengambil alih SM, maka sulit menghindari kondisi di mana SM memiliki kewenangan yang lemah,” kata dia. Ia lalu memberikan contoh comeback para artis yang terancam, bila perusahaan saingan sekaligus merupakan induk dari SM Entertainment.
“Perilisan album yang optimal terbatas 100 kali dalam setahun. HYBE sudah terlalu banyak memiliki artis dari labelnya sendiri. Alhasil, artis di SM tak punya pilihan lain selain dijadikan prioritas yang lebih rendah,” tuturnya.
Tak hanya itu, ekosistem bisnis yang hendak dibangun lewat strategi ‘SM 3.0’ pun terancam.
Ia juga menyatakan tak percaya dengan omongan Bang Si Hyuk—CEO HYBE—yang menyatakan akan menjamin SM berjalan secara independen.
“Saya bisa menjamin bahwa ini adalah janji kosong belaka, dan betapa sulitnya janji ini dipegang,” kata dia.