Sukses

IPO PGE, Dirut Pertamina Sebut Kesempatan Besar Genjot Potensi Energi Panas Bumi

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menuturkan, pencatatan saham Pertamina Geothermal Energy jadi kesempatan masyarakat dan seluruh perusahaan ingin kontribusi net zero emission.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk resmi tercatat dengan kode emiten PGEO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Jumat, 24 Februari 2023 dan berhasil meraup dana segar Rp 9,05 triliun dari penawaran perdana umum (initial public offering/IPO).

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menuturkan, dana hasil IPO tersebut akan menjadi amunisi yang cukup bagi PGE untuk meningkatkan kapasitasnya, sehingga bisa mendongkrak kontribusi setoran energi panas bumi (geothermal).

"Jadi ayo kita jangan hanya sekadar bicara, kita bisa berkontribusi langsung dan kami membuka kesempatan yang besar," kata Nicke saat ditemui di BEI, Jumat (24/2/2023).

Dia bilang, sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan juga sebagai perusahaan yang memberikan pelayanan bagi publik, maka transparansi sangat penting.

"Kita akan membuka diri memperlihatkan semua aktivitas yang akan kami lakukan secara transparan, dengan sudah terbuka itu memang harus kita jalankan, kita tentu terbuka untuk masukan dari publik," kata dia.

Di sisi lain, dengan pencatatan saham PGEO di BEI membuka kesempatan bagi seluruh masyarakat dan seluruh perusahaan yang ingin berkontribusi langsung dalam mewujudkan net zero emission (nol emisi karbon) pada 2060.

"Bagi masyarakat semua orang tahu kalau kita harus mencapai target net zero emission, transisi energi demi lingkungan yang lebih baik lagi. Inilah kesempatan bagi seluruh masyarakat dan seluruh perusahaan yang ingin berkontribusi langsung dalam mewujudkan tujuan tersebut dan mendorong net zero emission 2060," ujar dia.

2 dari 3 halaman

Rencana Pertamina Geothermal Energy Usai IPO

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto menuturkan, pihaknya akan terus mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan bauran energi terbarukan menuju tercapainya net zero emission pada 2060 dan tentu di dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengembangan PGE akan terus berkordinasi serra berkolaborasi dengan semua pihak terkait.

"Sebagai perusahaan terbuka, PGE akan terus menjalankan tata kelola baik sesuai regulasi yang berlaku untuk terus meningkatkan kinerja membuka peluang-peluang yang lebih luas lagi dalam mendukung sektor energi terbarukan berbasis panas bumi," kata Ahmad.

Selain itu, PGE ingin membantu membawa Indonesia menjadi global geothermas powerhouse. Dia menyebutkan, perolehan dana IPO ini sebagian besar akan dimanfaatkan dalam rangka mendukung rencana Perseroan mengembangkan kapasitas terpasang sebesar 600 megawatt (MW) hingga 2027 mendatang. 

Perseroan menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada 2027. Selain itu, juga mendukung ambisi PGE untuk terus tumbuh dan mengembangkan seluruh value chain dari sumberdaya panas bumi Indonesia, sesuai dengan tagline PGE "Energizing Green Future".

"Kami terima kasih kepada seluruh investor baik investor strategis, institusi maupun masayrakat yang sudah berpaartisipasi dalam IPO PGE ini," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

PGE Resmi Masuk Pasar Modal, Menteri ESDM Arifin Tasrif Ingin Genjot Potensi EBT

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menghadiri pencatatan saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 24 Februari 2023. 

Dalam sambutannya, Arifin berharap agar PGE berkomitmen untuk mengembangkan panas bumi di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong kemanfaatan energi panas bumi ini untuk bisa mendukung ketersediaan energi bersih di Indonesia.

"Kita sangat memerlukan para pelaku usaha di bidang EBT (energi baru terbarukan). Kalau dibilang kapasitasnya PGE cuma 680 megawatt (MW), saya bilang ini cuma, tapi kesempatannya masih ada puluhan gigawatt yang ada di dalam negeri," kata Arifin dalam konferensi pers, Jumat (24/2/2023).

Dia bilang, industri di Tanah Air sangat membutuhkan energi bersih agar mampu bersaing di pasar internasional. Dengan demikian, ia meminta Pertamina Geothermal Energy ini tidak hanya melihat energi bersih panas bumi saja, akan tetapi bisa memanfaatkan energi bersih lainnya. 

"Tahun 2060 Indonesia diperkirakan akan membutuhkan lebih dari 500 gigawatt semuanya EBT, 50 persennya antara lain dari matahari, kemudian air, angin, dan panas bumi. Jadikanlah semua ini sebagai modal dasar geothermal pekerjaannya rumit, tapi kalau sudah bisa mengerjakan yang rumit, yang lainnya enggak rumit lagi," kata dia.

Ia melihat, Indonesia masih membutuhkan perusahaan-perusahaan yang ingin terjun ke dalam bidang EBT. Menurut dia, masih sangat banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. 

"Untuk itu, PGE harus tetap yakin dan kembangkanlah kemampuan manajemen supaya perusahaan bisa berkembang dan bisa menjadi role model," ujarnya.

Â