Sukses

Miliarder Warren Buffett Rayakan Kemenangan Investasi di Coca Cola

Miliarder Warren Buffett menulis surat kepada pemegang saham Berkshire Hathaway. Salah satunya menyoroti kemenangan investasi di saham Coca Cola dan American Express.

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder dan investor Warren Buffett merayakan pertumbuhan saham Coca-Cola. Hal ini seiring ada pertumbuhan dividen dan nilai saham.

Dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (26/2/2023), CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett menggambarkan kemenangan perusahaannya selama bertahun-tahun, menyoroti taruhan USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 19,75 triliun (asumsi kurs 15.194 per dolar AS) pada 1994 kini bernilai USD 25 miliar atau sekitar Rp 379,85 triliun pada 2022. Warren Buffett mencatat dividen telah tumbuh menjadi USD 704 juta atau Rp 10,69 triliun pada 2022, naik dari USD 75 juta atau Rp 1,1 triliun pada tahun pertama.

"Pertumbuhan terjadi setiap tahun, sama pastinya dengan ulang tahun. Yang harus saya dan Vice Chairman Charlie Munger lakukan hanyalah mencairkan cek dividen triwulan Coke. Kami berharap cek itu kemungkinan besar akan tumbuh,” tulis dia.

Selain itu, dalam surat tahunan kepada pemegang saham Berkshire Hathaway, Buffett mencatat tahun lalu ada 128 perusahaan di S&P 500 yang hasilkan laba lebih dari USD 3 miliar. Berkshire menjadi pemegang saham terbesar di delapan saham ini.

“Berkshire sekarang menikmati kepemilikan besar dalam kumpulan bisnis besar, dan beragam yang tak tertandingi,” ujar dia.

Mengutip Marketwatch, Berkshire menjadi pemegang saham terbesar di American Express, Bank of America, Chevron dan Occidental Petroleum.

Berkshire juga menggengam saham Coca Cola, HP INC, Moody’s MCO dan Paramount Global. Adapun Coca-Cola dan American Express menjadi salah satu cerita menonjol investasi jangka panjang Buffett. Ia habiskan USD 1,3 miliar untuk masing-masing saham setiap 30 tahun lalu. Kini American Express bernilai USD 22 miliar.

Selain itu, Berkshide juga memiliki 100 persen saham BSNF dan BH Energy, perusahaan di usaha gas alam, solar, pembangkit listrik dan lainnya. Dua perusahaan itu jika diperdagangan secara publik, menurut Buffett akan cukup besar menggantikan dua anggota di indeks S&P 500.

 

 

2 dari 4 halaman

Perusahaan Investasi Warren Buffett Kantongi Kas Rp 1.955 Triliun

Sebelumnya, perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett, Berkshire Hathaway catatkan laba operasional turun selama kuartal IV 2022 seiring tekanan inflasi bebani bisnis.

Dikutip dari CNBC, Minggu (26/2/2023), laba operasi Berkshire Hathaway mencapai USD 6,7 miliar pada kuartal IV 2022. Laba operasi turun 7,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya saat laba mencapai USD 7,28 miliar. Laba operasional mengacu pada total keuntungan yang dihasilkan dari bisnis yang dimiliki oleh Warren Buffett.

Laba Berkshire dari bisnis kereta api, utilitas, dan energi mencapai USD 2,2 miliar pada kuartal IV 2022, sedikit turun dari periode tahun lalu. Sementara itu, bisnis penjaminan asuransi perusahaan turun menjadi USD 244 juta pada kuartal IV 2022, turun dari USD 372 juta pada periode sama tahun sebelumnya.

Pada 2023, laba operasional Warren Buffett mencapai USD 30,79 miliar. Laba operasional tersebut naik 12,2 persen dari USD 27,45 miliar pada 2021.

Sementara itu, Berkshire memakai USD 2,85 miliar untuk membeli kembali atau buyback saham pada kuartal IV 2022. Realisasi buyback saham itu lebih rendah dari periode tahun sebelumnya ketika pembelian kembali saham lebih dari USD 6 miliar. Namun, dibandingkan kuartal III, buyback tersebut lebih tinggi. Tercatat buyback sebesar USD 1 miliar.  Sepanjang 2022, nilai buyback sekitar USD 8 miliar.

Di sisi lain, kas Berskhire Hathaway tumbuh menjadi USD 128,65 miliar atau sekitar Rp 1.955 triliun (asumsi kurs rupiah 15.201 terhadap dolar AS)pada kuartal IV 2022. Kas tersebut naik dari kuartal III 2022 hampir USD 109 miliar.

Dalam surat pemegang saham tahunannya, Warren Buffett menyebutkan, Berkshire Hathaway akan terus memegang kas dan surat utang pemerintah Amerika Serikat bersama dengan segudang bisnis. Ia menentukan, kalau CEO masa depan di perusahaan akan memiliki “bagian penting” dari kekayaan mereka di saham Berkshire.

 

3 dari 4 halaman

Warren Buffett Jawab Kritikus Buyback Saham

Sebelumnya, miliarder dan investor Warren Buffett membela aksi pembelian kembali saham (buyback). Ia menyampaikan hal itu dalam surat tahunan di perusahaan investasi miliknya Berkshire Hathaway.

Dikutip dari CNBC, Minggu (26/2/2023), Warren Buffett menolak kritik terhadap praktik yang ia yakini bermanfaat bagi semua pemegang saham.

“Ketika Anda diberi tahu semua pembelian kembali berbagi pemegang saham atau negara, atau sangat bermanfaat bagi CEO, Anda mendengarkan baik seorang yang buta huruf ekonomi,” ujar dia.

Warren Buffett memprakarsai program pembelian kembali saham pada 2011 dan mengandalkan buyback dalam beberapa tahun terakhir selama lingkungan kesepakatan yang kompetitif . Konglomerat tersebut habiskan USD 27 miliar atau sekitar Rp 410,53 triliun (asumsi kurs Rp 15.205 per dolar AS) sepanjang 2021 karena Buffett menemukan sedikit peluang secara eksternal.

Aktivitas buyback saham melambat pada 2023 menjadi sekitar USD 8 miliar karena Warren Buffett melakukan pembelian besar-besaran dan juga menjual saham. Berkshire juga mengambil alih perusahaan asuransi Alleghany senilai USD 11,6 miliar atau sekitar Rp 176,37 triliun, kesepakatan terbesar Buffett sejak 2016.

Pembelian kembali saham telah menuai kritik dari politikus yang percaya perusahaan Amerika Serikat seharusnya memakai kas dengan cara lain untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang seperti tunjangan karyawan dan belanja modal.

 

4 dari 4 halaman

Soroti Apple dan American Express

Mengutip CNBC, banyak yang mengatakan, pembelian kembali saham sering memberikan dorongan tambahan untuk pertumbuhan laba per saham dan ketika perusahaan berhenti melakukan, mencapai tujuan itu menjadi lebih menantang.Buffett yakin buyback saham bermanfaat bagi pemegang saham karena memberikan peningkatan nilai intrinsic per saham.

“Matematikanya tidak rumit: Ketika jumlah saham turun, minat Anda pada bisnis kami naik. Sedikit membantu jika pembelian kembali dilakukan dengan harga yang meningkatkan nilai, harus ditekankan, menguntungkan semua pemilik-dalam segala hal,” tutur dia.

Investor legendaris ini menyoroti Apple dan American Express, dua dari kepemilikan sahamnya yang memiliki strategi serupa. Warren Buffett pernah menuturkan, dirinya penggemar program buyback saham CEO Apple Tim Cook.  Hal itu memberi kenaikan kepemilikan setiap dolar AS dari laba tanpa investor harus mengangkat satu jari pun.

"Di Berkshire, kami secara langsung meningkatkan minat pada kumpulan bisnis unik kami dengan membeli kembali 1,2 persen saham perusahaan yang beredar,” ujar Buffett.

Berdasarkan aturan di Amerika Serikat ada penerapan pajak 1 persen atas pembelian kembali yang mulai berlaku 2023. Surat pemegang saham Buffett yang dibaca secara luas dirilis dengan laporan tahunan Berkshire dan biasanya menetapkan nada sebelum pertemuan tahunan besaran konglomerat pada Mei di Omaha, Nebraska.