Sukses

Kinerja Bisnis Solid, Bank BJB Raih Laba Rp 2,8 Triliun di 2022 dengan NPL 1,16 Persen

Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, mengatakan capaian gemilang kinerja bisnis perusahaan didorong melalui penguasaan pasar yang kuat sejalan dengan semakin luasnya sektor industri yang pulih dari dampak pandemi.

Liputan6.com, Jakarta Bank BJB mencatatkan laba sebelum pajak Rp 2,8 triliun sepanjang 2022. Adapun  Non Performing Loan (NPL) alias rasio kredit macet yang terjaga pada level 1,16%, dengan Coverage ratio pada level 124,3%. 

Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, mengatakan capaian gemilang kinerja bisnis perusahaan didorong melalui penguasaan pasar yang kuat sejalan dengan semakin luasnya sektor industri yang pulih dari dampak pandemi.

Manajemen melakukan pengelolaan likuiditas secara terukur sehingga tekanan terhadap cost of fund dapat lebih terkendali.  “Berbagai terobosan yang kami lakukan merupakan perwujudan komitmen kami untuk senantiasa memperbaiki kualitas dan kinerja untuk mememperkuat eksistensi kami di dunia perbankan,” jelas dia.

Sepanjang 2022, Bank BJB tercatat terus tumbuh secara positif meskipun situasi ekonomi masih berada dalam masa transisi pemulihan pasca pandemi Covid-19.  Kinerja solid  juga berkat hadirnya berbagai kebijakan positif di sektor keuangan dan perbankan, sehingga dapat membantu terciptanya iklim yang kondusif di 2022. 

Dukungan seluruh pemegang saham, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham terbesar, membuat kinerja bank bjb terus tumbuh positif sepanjang 2022. 

Meski situasi ekonomi pada tahun ini akan dinamis, Yuddy optimis kinerja Bank BJB  akan semakin positif karena manajemen telah menyiapkan berbagai strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi pasar dan kebutuhan masyarakat.  

"Sesuai permintaan pemegang saham, Bank BJB akan selalu gesit untuk beradaptasi, yang sudah bagus kami tingkatkan, yang masih kurang kami perbaiki agar dapat memaksimalkan ekspektasi para stakeholder dan shareholder,” ucap Yuddy.  

Dengan kinerja tersebut, tercatat total aset tumbuh 14,5% secara year on year menjadi Rp 181,2 triliun, laba tercatat sebesar Rp 2,84 trilliun tumbuh 9,4% year on year sedangkan setelah pajak tercatat sebesar Rp2,24 trilliun tumbuh 11% year on year secara konsolidasian.

 Yuddy menjelaskan total aset bank bjb tumbuh positif menjadi yang terbesar di antara Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia.  Selain itu, kredit juga terus tumbuh, selama tahun 2022 mencatatkan pertumbuhan kredit pada level 13,1% atau tercatat Rp115,8 triliun yang juga tumbuh di atas rata-rata industri perbankan. Pertumbuhan kredit dimotori dari berbagai segmen mulai dari konsumer, korporasi dan komersial, UMKM, serta KPR.  

"Fee Based Income bank bjb naik, bersumber dari digital channel bank bjb yang tumbuh positif. Jumlah Merchant QRIS dan pengguna Mobile Apps terus meningkat," kata Yuddy. 

 

2 dari 2 halaman

Rencana ke Depan

Menurut Yuddy, ke depan, Bank BJB  fokus mengembangkan pola banking secara Hybrid karena melihat Online dan Offline menjadi suatu kekuatan yang solid jika dijalankan secara bersamaan. Dengan memiliki basis nasabah yang erat budaya nya baik dengan transaksi on counter konvensional maupun nasabah yang menuntut digital experience melalui channel-channel elektronik.

Jaringan kantor fisik bank bjb tersebar di 14 provinsi di Indonesia dengan layanan dapat mengakomodir kebutuhan nasabah yang masih erat dengan layanan secara fisik seperti UMKM, pensiunan, dan sebagian pangsa ASN.

Di saat yang bersamaan, BJB membangun infrastruktur dan produk berbasis teknologi untuk menciptakan pengalaman perbankan layaknya perusahaan fintech. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan nasabah khususnya kalangan millennial dan juga beberapa produk spesifik seperti produk kredit Mesra berbasis komunitas dan menyediakan akses pengajuan kredit melalui aplikasi, juga sebagian pangsa ASN yang memang sudah lekat dengan produk berbasis teknologi.

"Layanan Offline kami optimalkan untuk segmen yang membutuhkan dan nyaman dengan layanan konvensional on counter, sedangkan layanan Online terus kami kembangkan dan perkuat untuk menciptakan pengalaman yang berbeda bagi Sebagian pangsa nasabah yang membutuhkan," katanya.

Diharapkan, pengembangan infrastruktur dan produk berbasis teknologi yang dilakukan BJB menjadi daya tarik bagi BPD lainnya untuk bersinergi dari sisi penyaluran kredit, penggunaan infrastruktur, pengembangan sumber daya, serta permodalan melalui kepemilikan.

Bank BJB telah melakukan penjajakan dengan beberapa BPD yang telah sama-sama melihat benefit bagi kedua belah pihak untuk bersinergi dan kolaborasi. "Bank BJB mengajak BPD lain di Indonesia untuk lebih kuat, besar dan efisien, kami sangat terbuka untuk kolaborasi. Tentunya sinergi yang dilakukan haruslah memberikan manfaat yang positif bagi kedua belah pihak, jadi dalam kerangka pengembangan bisnis bersama sama," jelas dia.