Liputan6.com, Jakarta - Transaksi saham emiten Rumah Sakit (RS) Primaya PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk signifikan di pasar negosiasi, Senin, 27 Februari 2023. Hal itu mendorong transaksi harian saham mencapai Rp 11,6 triliun.
Mengutip data RTI, di pasar negosiasi, transaksi saham PRAY mencapai Rp 3,3 triliun. Saham PRAY naik 2,69 persen ke posisi Rp 955 per saham dengan volume perdagangan 3.908.637 lot saham. Total frekuensi perdagangan saham enam kali.
Sementara itu, di pasar regular, saham PRAY merosot 2,6 persen ke posisi Rp 750 per saham. Saham PRYA dibuka stagnan Rp 770 per saham. Saham PRAY berada di level tertinggi Rp 785 dan terendah Rp 745 per saham. Total frekuensi perdagangan 281 kali. Volume perdagangan saham 34.838.736 saham. Nilai transaksi Rp 3,3 triliun.
Advertisement
Di sisi lain, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,03 persen ke posisi 6.874. Indeks LQ45 tercatat naik 0,12 persen ke posisi 948,07. Sebagian besar indeks acuan bervariasi.
Pada awal pekan, IHSG berada di level tertinggi 6.871,11 dan terendah 6.812,87. Sebanyak 200 saham menguat dan 318 saham melemah. 201 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 993.231 kali dengan volume perdagangan 21,6 miliar saham. Nilai transaksi Rp 11,6 triliun.
Pemegang Saham Utama Lepas Saham PRAY
Pemegang saham pengendali emiten Rumah Sakit (RS) Primaya PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY) yakni PT Famon Obor Maju melepas sejumlan saham PRAY.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (28/2/2023), PT Famon Obor Maju melepas 658.884.733 saham PRAY dengan harga pelaksanaan Rp 905 per saham. Dengan demikian, total penjualan saham PRAY itu mencapai Rp 596,29 miliar pada 20 Februari 2023.
“Tujuan transaksi divestasi, status kepemilikan langsung,” tulis Direktur Famon Obor Maju, Yoshen Danun.
Setelah transaksi tersebut, Famon Obor Maju memiliki 6.487.215.267 saham PRAY atau setara 46,47 persen. Sebelumnya Famon Obor Maju genggam saham PRAY sebesar 7.146.100.000 lembar saham PRAY atau setara 51,19 persen.
Catat Saham Perdana di BEI pada November 2022
Sebelumnya, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham PRAY pada Selasa (8/11/2022).
Dalam perdagangan perdana, saham PRAY dibuka Rp 1.080 saham dari harga perdana Rp 900 per saham. Harga saham PRAY menurun Rp 10 atau turun 1,11 persen ke level Rp 890. Pada pukul 09.35 WIB, saham PRAY ke posisi Rp 890 per saham.
Saham PRAY berada di level tertinggi Rp 1.125 dan terendah Rp 840 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.845 kali dengan volume perdagangan 32,35 juta lot saham dengan nilai transaksi Rp 28,90 miliar.
Direktur dan CEO Primaya Hospital, Leona A. Karnali menyampaikan, pihaknya berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendampingi sepanjang proses IPO, khususnya kepada segenap jajaran manajemen dan tim penilaian perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, tim pengawas beserta jajaran manajemen Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, dan PT Indo Premier Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek, serta lembaga dan profesi penunjang.
“Melalui IPO ini, kami berkomitmen untuk terus bertumbuh dan berupaya menjadi yang terdepan serta berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur kesehatan di indonesia. atas nama primaya hospital, kami mohon dukungan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi indonesia,” kata Leona dalam keterangan resminya, Selasa (8/11/2022).
Famon Awal Bros Sedaya sebagai perusahaan holding dari Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia resmi tercatat di Bursa Saham Indonesia, dengan kode saham PRAY.
Saham yang ditawarkan adalah sebanyak 302.222.300 saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp900 setiap saham.
Advertisement
Pemakaian Dana IPO
Persentase kepemilikan masyarakat mewakili sebanyak 2,28 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan pada saat Tanggal Pencatatan. Jumlah seluruh nilai penawaran umum saham perdana saham ini adalah sebesar Rp 272 miliar.
Pelaksanaan IPO ini bertujuan untuk pengembangan Primaya Hospital Group yang tengah tumbuh pesat dan berkelanjutan untuk masa depan.
Sementara itu, sekitar 50 persen dari dana IPO akan dialokasikan sebagai dana tambahan perolehan tanah untuk pembangunan rumah sakit di kota-kota besar di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, sekitar 25 persen untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit yang telah ada, sisanya sekitar 25 persen akan digunakan untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru.