Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa (28/2/2023). Penguatan bursa saham Asia Pasifik di tengah investor menanti rilis data ekonomi.
Dikutip dari CNBC, di Jepang, indeks Nikkei menguat 0,54 persen, dan indeks Topix bertambah 0,37 persen di tengah data penjualan ritel apda Januari 2023 mengalahkan harapan. Data penjualan ritel naik 6,3 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,57 persen jelang data penjualan ritel pada Januari 2023. Ekonomi berharap penjualan ritel naik 1,5 persen dibandingkan Desember. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,71 persen, dan indeks Kosdaq naik 0,49 persen.
Advertisement
India juga akan merilis data produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV 2022. PDB India diprediksi tumbuh 4,6 persen.
Di Amerika Serikat (AS), wall street menguat pada perdagangan Senin, 27 Februari 2023. Penguatan wall street ini di tengah pelaku pasar mencoba pulih usai pasar saham AS catat kinerja terburuk mingguan pekan lalu. Tiga indeks acuan di wall street menguat, indeks Nasdaq memimpin penguatan.
Penutupan Wall Street
Pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones menguat 72,17 poin atau 0,22 persen ke posisi 32.889,09. Indeks S&P 500 bertambah 0,31 persen ke posisi 3.982,24. Indeks Nasdaq menanjak 0,63 persen menjadi 11.466,98.
Pergerakan wall street juga terjadi karena kenaikan imbal hasil surat berharga AS mereda setelah melonjak pada Jumat pekan lalu setelah pembacaan inflasi yang lebih panas dari perkiraan.
“Kareana fokus baru pada inflasi yang lebih panas dan implikasinya terhadap the Fed, suku bunga sekali lagi mendorong saham,” ujar Investment Strategy Analyst Baird, Ross Mayfield, dikutip dari CNBC.
Ia menambahkan, harapan pergerakan cepat the Fed dan imbal hasil jangka pendek telah berisiko di pasar saham sehingga beberapa penangguhan pada suku bunga kemungkinan akan dongkrak saham.
Saham Union Pacific Menguat
Indeks S&P 500 juga mendapatkan dorongan saham operator kereta api Union Pacific yang naik 10 persen setelah perseroan umumkan CEO Lance Fritz mundur pada 2023.
Pelaku pasar terus menyerap peningkatan yang lebih besar dari perkiraan dalam pembacaan terbaru untuk pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi pilihan bank sentral yang membantu menenggelamkan saham pada Jumat, 24 Februari 2023 dan mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Reli awal 2023 tampaknya memudar karena investor khawatir suku bunga tinggi bisa bertahan lebih lama. Risalah pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) menunjukkan pejabat bertekad untuk terus menaikkan suku bunga sampai inflasi turun.
“Reli Januari tidak berarti volatilitas pasar saham telah diasingkan secara permanen,” ujar Head of Trading and Investing E-Trade, Chris Larkin.
Larkin menambahkan, investor mulai memahami dengan suku bunga lebih tinggi dan lebih lama. “Data inflasi (Jumat pekan lalu-red) yang lebih panas dari yang diantisipasi secara efektif mengkonfirmasi hal itu,” kata Larkin.
Advertisement
Data Ekonomi AS
Dari sisi data ekonomi, pesanan barang tahan lama turun pada Januari 2023 karena konsumen kembali menarik pengeluaran untuk barang-barang mahal.
Untuk pengumuman kinerja laba, hanya 6 persen dari perusahaan yang masuk S&P 500 akan rilis pekan ini, tetapi investor mencari wawasan tentang konsumen. Sejumlah ritel besar, restoran, beberapa nama perusahaan perjalanan dan hiburan serta makanan akan rilis laporan keuangan. Saham Target, Costco, Lowe’s dan Macy’s adalan beberapa nama besar yang rilis laba pekan ini.
Saham grup Altria turun 1,4 persen pada pertengahan hari Senin, 27 Februari 2023 setelah laporan Wall Street Journal mengatakan sedang dalam pembicaraan untuk membeli rokok elektronik dan vaping startup NJOY Holdings sekitar USD 2,75 miliar.
Langkah itu dilakukan setelah Altria kehilangan 95 persen dari investasinya senilai USD 13 miliar untuk pembuatan produk vaping Juul.
Saham Philip Moris International dan Universal Corp masing-masing melemah 0,5 persen secara intraday. Saham grup Vector tergelincir 0,8 persen dan Turning Point Brands susut 1,1 persen secara intraday.