Liputan6.com, Jakarta - PT Yuanta Sekuritas Indonesia meluncurkan new mobile online trading platform (aplikasi trading online) bernama YSinvest dan membidik pertumbuhan nasabah hingga 4.000 investor pada 2023.
Head of Online Trading YSinvest Lucky Heryanto mengatakan, pihaknya membidik pertumbuhan nasabah sekitar 4.000 dari peluncuran aplikasi YSinvest pada 2023.
Baca Juga
"Target nasabah kita enggak terlalu muluk-muluk, target kita sekitar 4.000 nasabah untuk tahun ini. Tetapi dalam praktiknya tentu kita tidak mau angka segitu karena peluang Indonesia untuk mengajak masyarakat berinvestasi itu jauh lebih besar," kata Lucky saat ditemui di Ritz Carlton, Selasa (28/2/2023).
Advertisement
Sementara itu, hingga saat ini total nasabah YSinvest mencapai sekitar 1.000 nasabah. Bahkan, Lucky juga mengaku telah menyiapkan strategi untuk meningkatkan nasabah, salah satunya fokus membidik nasabah di Pulau Jawa untuk Generasi Z.
"Kita akan fokus di Pulau Jawa dan target kami adalah Gen Z karena semuanya kita upayakan melalui platform mobile," kata dia.
Lucky menuturkan, Yuanta Sekuritas Indonesia akan bekerja sama dengan perguruan tinggi (universitas) dan tidak mengabaikan nasabah yang sudah berpengalaman.
"Namun, tidak mengabaikan nasabah yang berpengalaman dengan memberikan fee yang kompetitif dan edukasi perihal apa yang harus dilakukan jika nasabah rugi atau sahamnya nyangkut," ujar dia.
Selain itu, nasabah juga akan mendapatkan biaya data feed secara gratis hingga Mei 2023. "Promo biaya nota feed seringkali dikenakan nasabah kita beri free sampai Mei," katanya.
Lucky mencermati, banyak potensi bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kemampuan keuangan atau pendapatan melalui investasi dengan cara yang tepat.
"Jumlah penduduk Indonesia yang masih aktif di pasar modal itu masih kecil sekali secara persentase, walaupun memang kelihatan dana kemana-kemana sesungguhnya banyak potensi bagi masyarakat Indonesia meningkatkan kemampuan keuangan atau pendapatan melalui investasi dengan cara yang tepat," kata dia.
Ajak Nasabah untuk Investasi
Lucky mengatakan, pihaknya akan merangsang nasabah untuk lebih aktif transaksi dengan cara yang tepat. "Kita memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh nasabah," ujar dia.
Dia bilang, penduduk Indonesia mencapai 270 juta, akan tetapi jumlah nasabah di pasar modal sekitar 10,5 juta. Dengan demikian, Lucky ingin mengajak nasabah untuk berinvestasi saham jangka panjang alias bukan main saham.
"Jadi persentasenya masih jauh sekali. Kami ingin mengajak nasabah untuk berinvestasi, bukan main saham, jadi itu perbedaannya," kata dia.
Selain itu, ia juga membenarkan hal yang disampaikan Direktur IT dan Manajemen Risiko Bursa Efek Indonesia Sunandar terkait literasi keuangan.
"Seperti yang disampaikan pak Sunandar jangan sampai terjadi inklusi keuangan lebih besar daripada literasi keuangan. Artinya mereka main saham tapi enggak tau apa-apa tentang pasar modal," ujar dia.
Advertisement
Begini Perkembangan Teranyar Pasar Modal, Kinerja IHSG hingga Jumlah Investor
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan sektor jasa keuangan tetap terjaga sehingga berkontribusi untuk kinerja perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global.
Dari pasar saham, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menerangkan indeks harga saham gabungan (IHSG) sampai dengan 24 Februari 2023 tercatat menguat sebesar 0,25 persen secara month to date (mtd). Hal itu terjadi seiring investor non-residen yang membukukan inflow sebesar Rp 3,38 triliun.
“Secara year to date, indeks harga saham gabungan menguat tipis yaitu 0,09 persen dengan inflow investor non-resident sebesar Rp 162,8 miliar,” kata dia dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisaris Bulanan Februari 2023, Senin (27/2/2023).
Sementara di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 0,04 persen mtd atau 1,53 persen year to date ke level 350,07. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-residen tercatat sebesar Rp 84,2 miliar secara mtd dan Rp 177,2 miliar secara ytd.
Di pasar SBN non-residen mencatatkan outflow sebesar Rp 5,82 triliun mtd. Namun secara year to date membukukan inflow sebesar Rp 43,88 triliun. Adapun rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara mtd naik sebesar 6,20 bps, pun demikian secara year to date masih menguat 12,66 bps.
NAB Reksa Dana
Nilai aktiva aktiva bersih atau NAB reksa dana tercatat sebesar Rp 59,18 triliun atau menurun 0,05 persen mtd dengan investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp 3,96 triliun mtd. Secara yts, NAB reksa dana tumbuh 0,85 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp 7,88 triliun.
Penghimpunan dana perusahaan melalui pasar modal hingga 24 Februari 2023 tercatat Rp 35,8 triliun dengan jumlah emiten baru tercatat 17 emiten.
“Di pipeline masih terdapat 73 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 108,4 triliun, yang di antaranya merupakan rencana yang akan dilakukan oleh 45 calon emiten baru,” sebut Inarno.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada securities crowdfunding yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 360 penerbit 142.474 pemodal dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 778,5 miliar.
Tren pertumbuhan jumlah investor terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,6 juta investor per 23 Februari 2023.
Advertisement