Sukses

Pendapatan Acset Indonusa Merosot 30,87 Persen, Rugi Susut Jadi Rp 448,90 Miliar

PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatat pendapatan turun 30,87 persen pada 2022. Sedangkan rugi susut 35,4 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatat penurunan pendapatan sepanjang 2022. Namun, perseroan berhasil menekan rugi bersih hingga akhir 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (1/3/2023), PT Acset Indonusa Tbk meraih pendapatan Rp 1,03 triliun hingga Desember 2022. Pendapatan turun 30,87 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,49 triliun. Beban pokok pendapatan turun 18,29 persen menjadi Rp 1,34 hingga Desember 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,64 triliun.

Rugi bruto naik 111,22 persen menjadi Rp 311,94 miliar hingga Desember 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 147,68 miliar. Beban penjualan merosot 93,95 persen menjadi Rp 20,15 miliar hingga kuartal IV 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 333,33 miliar. Beban umum dan administrasi turun 0,63 persen menjadi Rp 132,41 miliar hingga Desember 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 133,25 miliar.

Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat rugi setelah pajak yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 448,90 miliar hingga Desember 2022. Rugi tersebut merosot 35,46 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 695,54 miliar. Dengan demikian, rugi per saham turun menjadi Rp 35 hingga kuartal IV 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 82.

Total ekuitas turun menjadi Rp 670,99 miliar hingga akhir 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,11 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 1,44 triliun hingga Desember 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,36 triliun.

Aset Acset Indonusaturun menjadi Rp 2,11 triliun hingga akhir 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 2,47 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 205,80 miliar hingga Desember 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 471,65 miliar.

2 dari 4 halaman

Kenaikan Harga Bahan Baku Berdampak terhadap Acset Indonusa

Sebelumnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mengungkapkan, kenaikan harga bahan baku akan memberikan dampak terhadap ACST.

Direktur Acset Indonusa, David Widjaja mengatakan, kenaikan bahan baku akan mengganggu biaya dan harga dari ACST.

“Kenaikan bahan baku pasti akan mengganggu costing dan pricing kita,” kata David dalam konferensi pers, Rabu (10/8/2022).

Sementara itu, sejauh ini perseroan melakukan efisiensi agar rencana bisa dicapai sesuai dengan yang ditargetkan.

"Sejauh ini kita banyak mengerjakan project lama. Kita sudah mulai ada keterikatan dengan supply kita vendor kita. Jadi memang kita tetap menjaga ritme atau metode kerja yang baik melakukan efisiensi supaya apa yang kita rencanakan di proyek awal sesuai target kita.

Ke depan, ACST akan mengikutsertakan strategi kemitraan dengan vendor-vendor.

"Ke depannya pertama kita akan engage dengan strategi partnership kita dengan vendor vendor kita yang kita sudah jalin kerja sama, perjanjian kontrak kita untuk projek yang kita dapatkan.  Sehingga harganya tidak fluktuasi terlalu banyak, kedepannya metode kerja yang efisien supaya kita tidak waste atas kenaikan harga ini,” ujar dia.

Selanjutnya, pada semester I 2022, perseroan membukukan rugi bersih turun 25,3 persen menjadi Rp 149,5 miliar. Mencatatkan kontrak baru Rp 516,4 miliar naik 169,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.

ASCT mendapatkan tambahan kontrak baru Rp 306 miliar, capaian hingga Agustus 2022 meraih kontrak sebesar Rp 822 miliar. 

 

3 dari 4 halaman

Rugi Acset Indonusa Turun 41,17 Persen

Sebelumnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatat penurunan pendapatan sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Namun, perseroan menekan rugi bersih hingga kuartal III 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (29/10/2022), PT Acset Indonusa Tbk meraih pendapatan Rp 793,76 miliar hingga September 2022. Pendapatan turun 26,54 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,08 triliun. Beban pokok pendapatan turun 24,4 persen menjadi Rp 922,69 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,22 triliun.

Rugi bruto susut 8,1 persen menjadi Rp 128,93 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 140,38 miliar. Beban penjualan merosot 76,06 persen menjadi Rp 27,1 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 113,29 miliar. Beban umum dan administrasi turun 1,03 persen menjadi Rp 90,62 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 91,57 miliar.

Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat rugi setelah pajak yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 226,96 miliar hingga September 2022. Rugi tersebut merosot 41,17 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 385,81 miliar. Dengan demikian, rugi per saham turun menjadi Rp 18 hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 60.

Total ekuitas turun menjadi Rp 884,96 miliar hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,11 triliun.  Total liabilitas susut menjadi Rp 1,32 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,36 triliun.

Aset perseroan turun menjadi Rp 2,20 triliun hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 2,47 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 401,44 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 471,65 miliar.

4 dari 4 halaman

Kontrak Baru Perseroan

Mengutip keterangan tertulis, perseroan mencatat capaian kontrak baru Rp 1,1 triliun. Raihan itu setara dengan kenaikan tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yaitu sebanyak Rp370 miliar.

Capaian tersebut tidak lepas dari dukungan rantai nilai Grup Astra melalui proyek Penambahan lajur Cikande – Serang Timur pada ruas Tol Jakarta – Merak, Fasilitas pabrik di PT Astra Daihatsu Motor dan PT Astra Honda Motor.

ACSET terus aktif mengikuti tender-tender yang ada dan mengambil momentum ini sebagai waktu yang tepat untuk ACSET dapat fokus dalam melakukan proses perbaikan internal yang kontinu, khususnya dalam aspek operational excellence.

Perolehan pendapatan hingga kuartal ketiga tahun 2022 dikontribusikan oleh sektor infrastruktur sebesar 39 persen, disusul oleh sektor struktur sebesar 36 persen, dan sektor fondasi sebesar 25 persen.

ACSET secara proaktif mengambil langkah strategis sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak berkepanjangan yang mungkin timbul dengan adanya issue kenaikan harga bahan baku konstruksi. Beberapa langkah yang ditempuh di antaranya melakukan efisiensi biaya operasional melalui inovasi dan sejumlah inisiatif pendukung, pengawasan proyek dengan lebih ketat, serta mengkaji proses bisnis secara intensif agar dapat memberikan pelayanan terbaik dengan biaya efisien bagi pelanggan.

ACSET percaya telah mengambil langkah yang tepat dalam rangka meningkatkan kinerja secara berkelanjutan, menyeluruh dan tetap optimis akan seluruh peluang yang ada di waktu yang akan datang