Sukses

Wall Street Kembali Bertenaga Setelah Investor Tepis Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga The Fed

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan saham Kamis, 2 Maret 2023. Indeks Dow Jones pimpin penguatan.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan saham Kamis, 2 Maret 2023. Wall street menguat seiring investor menghilangkan kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi.

Dikutip dari CNBC, Jumat (3/3/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 341,73 poin atau 1,05 persen ke posisi 33.033,57. Saham Salesforce mendorong kenaikan indeks Dow Jones. Saham Salesforce menguat 11,5 persen seiring kinerja kuartalan yang kuat demikian juga panduan kinerja ke depan.

Indeks saham S&P 500 mendaki 0,76 persen ke posisi 3.981,35. Indeks Nasdaq menguat 0,73 persen ke posisi 11.462,98. Indeks S&P 500 dan Nasdaq berada di bawah tekanan pada hari sebelumnya. Namun, pasar berbalik pada perdagangan Kamis sore hari setelah Presiden Federal Reserve (the Fed) Atlanta Raphael Bostic mengatakan dengan tegas mendukung kenaikan suku bunga 25 basis poin.

Suku bunga ditekan lebih tinggi, dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun mencapai 4 persen. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun mencapai tingkat yang tidak terliha dalam lebih dari satu dekade.

Lonjakan biaya tenaga kerja dan mundurnya klaim pengangguran yang dilaporkan Kamis pagi, 2 Maret 2023 menunjukkan kemungkinan  bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga acuan 0,25 persen pada akhir bulan ini.

Wall street bergerak bervariasi dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah pada perdagangan Rabu, 1 Maret 2023. Sedangkan indeks Dow Jones naik tipis. Rata-rata indeks acuan berada di jalur positif selama sepekan dengan indeks Dow Jones menghentikan penurunan beruntun dalam empat minggu.

 

2 dari 4 halaman

Saham Salesforce Melonjak

Kenaikan imbal hasil obligasi dan kekhawatiran  potensi kenaikan lebih besar dari perkiraan the Federal Reserve (The Fed) telah memicu kekhawatiran investor dalam beberapa hari terakhir, memangkas reli awal 2023.

Untuk laporan keuangan perusahaan, saham Salesforce dan Okta melonjak karena hasil dan panduan yang kuat. Sedangkan saham Sivergate Capital melemah lebih dari 57 persen. Adapun saham Tesla turun 5,8 persen setelah perusahaan gagal mengungkapkan detil kendaraan generasi mendatang selama hari investor yang sangat dinanti pada Rabu, 1 Maret 2023.

Saham AMD melonjak 3 persen setelah berita saham Dan Loeb dari Third Point telah mengambil saham pasif di pembuat chip AMD, menurut sumber. Saham AMD naik 3 persen ke dalam perdagangan Kamis sore, 2 Maret 2023 seiring kabar tersebut.

Manajer hedge fund mengambil taruhan ketika saham AMD bergejolak. Saham AMD telah berkinerja buruk di sektor lainnya selama 12 bulan terakhir, turun lebih dari 30 persen karena indeks semikonduktor PHLX turun 14 persen.

Saham telah kembali bangkit pada 2023 sebesar 24 persen karena China membuka ekonominya dan pasar saham telah pulih.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 1 Maret 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Rabu, 1 Maret 2023. Pelaku pasar berjuang untuk memulihkan pijakan setelah kinerja saham yang lesu dan kenaikan imbal hasil obligasi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (2/3/2023), penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,47 persen menjadi 3.951,39. Indeks Nasdaq tergelincir 0,66 persen ke posisi 11.379,48. Indeks Dow Jones mendatar hanya naik 5,14 poin ke posisi 32.661,84.

Pergerakan wall street terjadi seiring kenaikan hasil imbal obligasi masih berlanjut. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun mencapai 4 persen untuk pertama kalinya sejak November 2022. Imbal hasil obligasi AS tenor 1 tahun naik di atas 5 persen.

Presiden the Federal Reserve (the Fed) Minneapolis Neel Kashkari menuturkan, kalau pihaknya terbuka untuk kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih besar pada pertemuan kebijakan the Fed bulan ini. “Apakah itu 25 atau 50 basis poin, tetapi belum mengambil keputusan,” kata dia, dikutip dari CNBC.

Sementara itu, Direktur Bank Wealth Management, William Northey menuturkan, saat ini berada dalam periode pemangkasan antara bank sentral yang menghentikan siklus kenaikan suku bunga dan melihat apa dampak kenaikan itu terhadap ekonomi riil.

“Kinerja untuk dua bulan pertama tahun ini terutama dipengaruhi oleh perubahan marjinal dalam ekspektasi jalur kebijakan moneter yang tepat pada 2023,” kata dia.

Ia menuturkan, pihaknya mengantisipasi lingkungan lebih baik untuk obligasi tetapi mengharapkan volatilitas dua sisi yang sedang berlangsung untuk saham global dan Amerika Serikat. Hal ini karena pasar mengukur kesehatan konsumen dan aktivitas perusahaan.

Sentimen pasar saham awalnya mendapatkan dorongan setelah rilis data yang jauh lebih kuat dari perkiraan dari China. Biro Statistik Nasional AS menyebutkan PMI manufaktur resminya naik menjadi 52,6 pada Februari, tertinggi yang tidak terlihat sejak April 2012.

Pergerakan itu terjadi setelah wall street menutup kinerja saham pada Februari 2023 yang lesu pada Selasa, 28 Februari 2023. Penurunan pasar pada Februari menyeret indeks Dow Jones ke wilayah negatif pada 2023, sementara dua indeks lainnya masih mempertahankan kenaikan.

 

4 dari 4 halaman

Perusahaan AS Cetak Rekor Pembagian Dividen

Sementara itu, perusahaan Amerika Serikat (AS) mencatat rekor tertinggi dalam pembagian dividen pada 2022. Namun, suku bunga yang lebih tinggi akan terus memperlambat pertumbuhan dividen sepanjang 2023, menurut indeks dividen global Janus Henderson.

Dividen naik 7,6 persen menjadi USD 574,2 miliar pada 2022. Produsen minyak menyumbang sepertiga dari pertumbuhan ini, sementara keuangan sepertiga lainnya, menurut catatan dari Janus Henderson. Perusahaan minyak AS melihat lonjakan arus kas pada 2022 karena harga energi yang tinggi.

Raksasa keuangan Wells Fargo, Morgan Stanley dan Blackstone menjadi kontributor terbesar untuk pertumbuhan.

Dalam catatan itu juga menyebutkan, sektor telekomunikasi adalah satu-satunya titik lemah yang menunjukkan pertumbuhan secara signifikan dipengaruhi setelah AT&T memangkas dividen tahunan hampir setengahnya menjadi USD 1,11 per saham pada Februari tahun lalu.

Sementara dividen mencapai titik tertinggi sepanjang masa, perusahan mengatakan pertumbuhan dividen Amerika Serikat melambat di setiap kuartal berturut-turut pada 2022, turun dari 10,4 persen pada kuartal I menjadi 5,5 persen pada kuartal IV. Sebagian besar atau 94 persen perusahaan AS menaikkan dan mempertahankan pembayaran dividen tahun lalu. Di sisi lain, dividen global naik 8,4 persen ke rekor USD 1,56 triliun dan melambat menjadi 7,8 persen pada kuartal IV 2022. Perusahaan prediksi tingkat pertumbuhan turun pada 2023.