Liputan6.com, Jakarta - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan baik dari sisi penjualan maupun laba bersih.
Melansir laporan keuangan perseroan, ditulis Jumat (3/3/2023), PT Dharma Satya Nusantara Tbk berhasil mengantongi penjualan sebesar Rp 9,63 triliun. Penjualan itu naik 35,22 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 7,12 triliun. Beban penjualan ikut naik menjadi Rp 6,52 triliun dari sebelumnya Rp 5,1 triliun. dengan demikian, diperoleh laba bruto sebesar Rp 3,12 triliun, yang masih naik 53,99 persen dibandingkan laba kotor pada 2021 sebesar Rp 2,02 triliun.
Baca Juga
Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan lainnya sebesar Rp 43,65 miliar, laba dari penjualan aset tetap Rp 1,63 miliar, beban penjualan Rp 451,67 miliar, serta beban umum dan administrasi Rp 431,37 miliar. Kemudian pembalikan penurunan nilai usaha tercatat sebesar Rp 390 juta, rugi dari perubahan nilai wajar aset biologis senilai Rp 90,09 miliar, pendapatan dividen Rp 18,8 miliar, dan beban lainnya Rp 27,44 miliar.
Advertisement
Dari raihan itu, Dharma Satya Nusantara membukukan laba operasi sebesar Rp 2,17 triliun, naik 56 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,39 triliun. Pada periode yang sama, pendapatan keuangan tercatat sebesar RP 15,28 miliar dan biaya keuangan RP 577,53 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan berhasil mengukuhkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,21 triliun.
Harga Saham DSNG
Laba itu naik 65,97 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 727,15 miliar. Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 15,36 triliun, naik dibandingkan posisi akhir 2021 sebesar Rp 13,71 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 3,23 triliun dan aset tidak lancar senilai Rp 12,13 triliun.
Liabilitas sampai dengan Desember 2022 tercatat naik menjadi Rp 7,2 triliun dari Rp 6,69 triliun pada Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 3,02 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 4,17 triliun. Adapun ekuitas hingga Desember 2022 naik menjadi Rp 8,16 triliun dari Rp 7,03 triliun pada Desember 2021.
Pada perdagangan saham Jumat, 3 Maret 2023 pukul 13.58 WIB, saham DSNG menguat 2,26 persen ke posisi Rp 680 per saham. Saham DSNG dibuka stagnan Rp 665 per saham. Saham DSNG berada di level tertinggi Rp 685 dan terendah Rp 655 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.147 kali. Volume perdagangan 317.000 saham. Nilai transaksi Rp 21,3 miliar.
Advertisement
Produksi CPO pada 2022
Sebelumnya, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatat produksi kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) pada 2022 sebesar 640 ribu ton, naik 17 persen dibandingkan produksi CPO pada 2021.
Peningkatan ini menunjukkan kembalinya pola produksi normal sejak semester kedua tahun ini, setelah dua tahun berturut-turut mengalami penurunan akibat dampak lanjutan El-Nino.
Pada 2022, total produksi Tandan Buah Segar (TBS) Dharma Satya Nusantara mencapai 2,2 juta ton, naik 14 persen dibandingkan 2021, dengan yield kebun inti yang mencapai 22 ton per hektar.
Direktur Utama Dharma Satya Nusantara, Andrianto Oetomo mengungkapkan, produktivitas kebun DSNG saat ini sudah menunjukkan gejala pemulihan, yang ditandai dengan peningkatan produksi TBS sejak semester kedua tahun ini.
"Sepanjang tahun 2022, produksi TBS kami terus menunjukkan tren peningkatan dengan produksi tertinggi dicapai pada kuartal keempat. Kami optimistis produksi tahun 2023 juga akan lebih baik dibandingkan 2022,” kata Andrianto dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Senin (30/1/2023).
Meskipun demikian, DSNG tetap mengantisipasi kemungkinan dampak curah hujan yang tinggi pada 2023 yang dapat berpengaruh pada tingkat ekstraksi maupun level Free Fatty Acid (FFA).
Volume Penjualan
Sepanjang 2022, OER kebun DSNG 22,76 persen, dengan tingkat FFA di atas 3 persen akibat tingginya curah hujan yang menghambat proses transportasi TBS dan CPO.
Pada 2022, DSNG juga mencatat kenaikan volume penjualan CPO sebesar 17 persen menjadi 640 ribu ton. Harga rata-rata penjualan CPO DSNG juga naik 21 persen menjadi Rp 11,2 juta per ton, dibandingkan 2021 sebesar Rp 9,2 juta per ton, akibat berkurangnya persediaan minyak nabati global.
DSNG juga mencatat kenaikan volume penjualan Palm Kernel Oil (PKO) 2022 sebesar 26 persen menjadi 39 ribu ton, dengan harga rata-rata juga meningkat sebesar 6 persen menjadi Rp 17,5 juta per ton dibandingkan 2021 sebesar Rp 16,5 juta per ton.
"Dengan kenaikan volume penjualan dan harga rata-rata, baik CPO maupun PKO tersebut, kami optimistis kinerja finansial pada tahun 2022 akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2021, mengingat segmen kelapa sawit memberikan kontribusi sekitar 80 persen dari total pendapatan DSNG,” ujar dia.
Advertisement