Sukses

Pendapatan Avian Turun Tipis Jadi Rp 6,69 Triliun, Saham AVIA Lesu

PT Avia Avian Tbk (AVIA) mencatat pendapatan susut 1,26 persen menjadi Rp 6,69 triliun dan laba melemah 2,3 persen ke posisi Rp 1,4 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Avia Avian Tbk (AVIA) mengumumkan kinerja perusahaan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 6,69 triliun. Pendapatan itu turun tipis 1,26 persen dibandingkan periode Avia Avian sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,78 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan juga naik tipis menjadi Rp 3,98 triliun dari Rp 3,95 triliun pada 2021. Dengan demikian, perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp 2,72 triliun, turun 3,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,83 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat (3/3/2023), sepanjang tahun lalu Avia Avian mencatatkan beban penjualan sebesar Rp 1,03 triliun, beban umum dan administrasi Rp 214,62 miliar, penghasilan keuangan Rp 293,72 miliar, beban keuangan Rp 6,46 miliar, bagian atas ventura bersama Rp 1,43 miliar, serta beban lain-lain Rp 16,34 miliar.

Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2022 sebesar Rp 1,4 triliun. Laba itu turun 2,37 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,43 triliun. Sehingga laba per saham dasar juga turun menjadi Rp 22,61 dari sebelumnya Rp 25,54.

Dari sisi aset perseroan hingga Desember 2022 turun menjadi Rp 10,79 triliun dari Rp 10,87 triliun pada Desember 2021. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 8,72 triliun dan aset tidak lancar Rp 2,08 triliun.

Bersamaan dengan itu, liabilitas sampai dengan Desember 2023 juga turun menjadi Rp 1,22 triliun dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar Rp 1,46 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,11 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 109,07 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan akhir Desember 2022 naik menjadi Rp 9,57 triliun dari Rp 9,42 triliun pada Desember 2021.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 3 Maret 2023, saham AVIA merosot 1,63 persen ke posisi Rp 605 per saham. Saham AVIA dibuka stagnan Rp 615 per saham. Saham AVIA berada di level tertinggi Rp 620 dan terendah Rp 605 per saham. Total frekuensi perdagangan 894 kali dengan volume perdagangan 81.363 saham. Nilai transaksi Rp 4,9 miliar.

2 dari 4 halaman

Wadirut Avia Avian Ruslan Tanoko Beli Saham AVIA Rp 1,7 Miliar

Sebelumnya, PT Avia Avian Tbk (AVIA) mengumumkan perubahan kepemilikan saham perseroan. Dalam pengumuman terbarunya, Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT Avia Avian Tbk, Ruslan Tanoko membeli 13.209.300 lembar saham senilai Rp 1,7 miliar.

Pembelian saham dilakukan melalui PT Sensasi Istana Warna, perusahaan yang 99,99 persen saham-nya dimiliki Ruslan. Sehingga status kepemilikan saham tidak langsung.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 11 Januari 2023, transaksi berlangsung pada 5 Januari 2023 dengan harga per saham yang bervariasi. Rinciannya, sebanyak 600.000 lembar dibeli pada harga Rp 610 per saham, atau totalnya senilai Rp 366 juta.

Kemudian 1.008.100 lembar saham dibeli pada harga Rp 615 per lembar atau senilai Rp 619,98 juta. Kemudian sisanya sebanyak 1.141.900 lembar dibeli pada harga Rp 620 per lembar atau senilai Rp 707,98 juta. Sehingga total keseluruhan transaksi mencapai Rp 1,7 miliar.

Usai transaksi, Ruslan Tanoko kini mengapit 15.959.300 lembar saham AVIA atau setara 0,0258 persen dari sebelumnya 13.209.300 lembar atau 0,0214 persen.

3 dari 4 halaman

Belanja Modal Pembangunan Pabrik

Sebelumnya, PT Avia Avian Tbk (AVIA) targetkan 144 pusat distribusi pada 2022. Hal itu sejalan dengan rencana ekspansi bisnis Avia Avian dengan menambah jaringan distribusi untuk menangkap peluang dan meningkatkan pangsa pasarnya di industri cat tanah air.

Melihat peluang saat ini, seiring permintaan untuk produk perseroan yang terus meningkat, Presiden Direktur PT Avia Avian Tbk, Wijono Tanoko mengatakan berupaya memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan cat dalam negeri dengan memperkuat jaringan distribusi.

"Di akhir  tahun 2022, total jaringan distribusi AVIA  akan menjadi 144 yang tersebar di seluruh  wilayah Indonesia,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 8 Maret 2022.

Didukung dengan lebih  dari 700 armada pengiriman, semua pusat  distribusi ini senantiasa berfokus terhadap peningkatan kualitas servis kepada pelanggan toko bahan bangunan. Hal ini dinilai akan mempermudah akses terhadap berbagai produk-produk AVIA.

Wijono melanjutkan, dalam 2-3 tahun ke  depan, perseroan menargetkan untuk dapat membuka sekitar 6-8 pusat distribusi baru per tahun.

4 dari 4 halaman

Pembangunan Pabrik di Cirebon

"Dengan jaringan yang semakin luas, perseroan  optimis pendapatan dapat tumbuh hingga dua digit di tahun ini. Mengakhiri tahun 2021, penjualan AVIA mencapai hingga Rp 6,8  triliun," ungkap Wijono. 

 Di sisi lain, AVIA juga merencanakan  pembangunan pabrik baru di Cirebon yang  modern dan terintegrasi untuk dapat  menambah kapasitas produksi AVIA sebesar 225.000 MT per tahun.

Pabrik itu diharapkan  dapat mulai beroperasi di 2025. Pembangunan pabrik ketiga ini diperlukan  untuk memperlancar suplai produk  sehubungan dengan rencana pertumbuhan dua digit yang ditargetkan perseroan.

Untuk pembangunan pabrik tersebut, AVIA telah  menganggarkan belanja modal (capital  expenditure) sekitar Rp 750 miliar.

"Kami optimis AVIA dapat memperluas pangsa  pasar dan meningkatkan kinerja yang baik, serta dapat terus berkontribusi dalam  memberikan solusi atas permintaan cat dari seluruh konsumen yang beragam di Indonesia," ujar Wijono.