Sukses

Mandiri Investasi Bidik Dana Kelolaan Tumbuh 15 Persen pada 2023

PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) membidik pertumbuhan dana kelolaan (AUM) sekitar 15 persen pada 2023. Pertumbuhan dana kelolaan itu akan didukung dari produk baru.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) membidik pertumbuhan dana kelolaan reksa dana (Asset under management/AUM) hingga Rp 6 triliun pada 2023. Dalam mendukung hal tersebut, Mandiri Investasi juga merilis produk baru.

Direktur Mandiri Investasi Arief Budiman menuturkan, pihaknya menargetkan dana kelolaan reksa dana mencapai Rp 6 triliun pada tahun ini.

"Terkait AUM, termasuk dana kontrak pengelolaan dana (KPD) itu sampai hari ini itu Rp 43 triliun. Target kami tahun ini total AUM untuk seluruh portofolio mencanangkan untuk naik tambahannya itu Rp 6 triliun," kata Arief dalam konferensi pers di BEI, Senin (6/3/2023).

Dengan demikian, dana kelolaan ditargetkan tumbuh sekitar 15 persen pada 2023. Sebagaimana diketahui, tahun lalu dana kelolaan mengalami penurunan karena reksa dana industri turun secara keseluruhan. 

"Reksa dana industri itu termasuk reksa dana terproteksi. Beberapa nasabah asuransi yang memang harus konversi, yang tadinya saham atau fixed income itu ke KPD," kata dia.

Di samping itu, Mandiri Investasi juga meluncurkan produk baru, yakni Reksa Dana Mandiri ETF LQ45, yaitu reksa yang berinvestasi pada saham-saham blue chip yang masuk di dalam Indeks LQ45 pada Senin, 6 Maret 2023.

Arief menuturkan, pihaknya membidik Rp 100 miiliar dari produk reksa dana terbarunya ini. Perusahaan menyasar nasabah investor institusi dan ritel.

 

 

2 dari 5 halaman

Gandeng Sejumlah Mitra Distribusi

Untuk meningkatkan transaksi, Mandiri Investasi berencana menggandeng sejumlah mitra distribusi. Saat ini, Reksa Dana ETF LQ45 baru bisa diakses melalui Mandiri Sekuritas.

Di sisi lain, Arief berharap produk yang masih baru diluncurkan tersebut akan terus berkembang. Dengan demikian, produk ini belum bisa berkontribusi besar terhadap nilai aktiva bersih (NAB).

"Tapi tentunya kami terus mencoba mengembangkan menjadi lebih besar kontribusinya dan Mandiri Investasi tentunya terus mencoba berinovasi untuk memberikan opsi yang terbaik bagi investor-investornya," imbuhnya.

Arief menegaskan, produk ETF tidak akan mengerek AUM yang lebih besar.  "Produk ETF merupakan suatu alternatif produk yang memang dinanti oleh investor kami bahkan sebelumnya banyak ditanyakan ini. Karena itu demand yang sudah ada, produk ini ditunggu tunggu, lebih ke variasi dan produk yang ditawarkan untuk investasi," pungkasnya.

 

3 dari 5 halaman

Mandiri Investasi Bakal Luncurkan ETF Berbasis Syariah pada 2023

Sebelumnya, PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) bakal merilis sejumlah produk baru pada 2023. Salah satunya, produk ETF berbasis syariah.

Direktur Mandiri Investasi Arief Budiman menuturkan, pihaknya berencana untuk merilis produk ETF berbasis syariah pada tahun ini.

"Kami berencana untuk merilis produk ETF berbasis syariah pada tahun ini, seiring dengan rencana Mandiri Investasi merilis beberapa reksa dana tahun ini," kata Arief dalam konferensi pers di BEI, Senin (6/3/2023).

Meski demikian, Arief mengaku belum bisa memastikan indeks apa yang akan diterapkan untuk produk ETF syariah.

"Belum bisa dipastikan karena kita masih kaji. Underlyingnya tentu saja reksa dana syariah. Kita juga punya banyak partner seperti BSI sebagai subsidiaries mandiri juga," kata dia.

Dia bilang, pihaknya tengah melakukan penjajakan dan membidik pasar bank syariah maupun institusi syariah.

"Kita baru penjajakan, target marketnya bank-bank syariah dan institusi yang memang untuk syariah, bisa juga ke investor ritel," imbuhnya.

Selain itu, Mandiri Investasi juga meluncurkan produk baru, yakni Reksa Dana Mandiri ETF LQ45, yaitu reksa yang berinvestasi pada saham-saham blue chip yang masuk di dalam Indeks LQ45 pada Senin, 6 Maret 2023.

Arief bilang, pihaknya membidik Rp 100 miiliar dari produk reksa dana terbarunya ini. Perusahaan menyasar investor institusi dan ritel.

 

4 dari 5 halaman

Mandiri Investasi Luncurkan Reksa Dana Mandiri ETF LQ45 Hari Ini 6 Maret 2023

Sebelumnya, PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) meluncurkan Reksa Dana Mandiri ETF LQ45, yaitu reksa yang berinvestasi pada saham-saham blue chip yang masuk di dalam Indeks LQ45 pada hari ini, Senin (6/3/2023).

Reksa Dana Mandiri ETF LQ45 diharapkan memberikan imbal hasil yang optimal secara jangka panjang kepada para investor.

Sementara itu, Reksa Dana Mandiri ETF LQ45 memiliki dua ciri khas. Pertama adalah struktur Exchange Traded Fund, yaitu reksa dana yang unit penyertaannya diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga investor dapat bertransaksi layaknya saham biasa melalui perusahaan sekuritas. 

Kedua, Mandiri ETF LQ45 dikelola untuk mengikuti imbal hasil indeks LQ45 yang isinya merupakan 45 saham blue chip yang memiliki likuiditas dan fundamental yang baik dan merefleksikan mayoritas dari pasar saham Indonesia.

Ada sejumlah keunggulan yang ditawarkan produk Reksa Dana Mandiri ETF LQ45 dibanding reksa dana lain. Keunggulan utamanya adalah produk ini berinvestasi di pasar penggerak perekonomian Indonesia, di mana Indeks LQ45 merepresentasikan 45 perusahaan terbesar dan paling likuid di Indonesia yang menjadi proxy pertumbuhan ekonomi. 

5 dari 5 halaman

Alasan Pilih Indeks LQ45

Dengan total kapitalisasi pasar sekitar 56,68 persen dari IHSG, saham-saham Indeks LQ45 dapat dijadikan sarana yang efisien bagi investor untuk memiliki exposure pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Direktur Utama Mandiri Investasi, Aliyahdin Saugi menuturkan, pihaknya memilih indeks LQ45 karena indeks ini memiliki underlying sebagian besar saham blue chip.

"Kami memilih indeks LQ45 karena indeks ini memiliki underlying sebagian besar saham blue chip dan saham yang memiliki likuiditas yang cukup baik dan memiliki korelasi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Aliyahdin dalam konferensi pers, Senin (6/3/2023).

Selain itu, LQ45 mencakup hampir 60 persen kapitalisasi pasar dari IHSG sehingga dapat menjadi perwakilan atas perkembangan saham Indonesia secara umum.

Â