Sukses

Wall Street Beragam, Indeks Nasdaq Koreksi Sendirian Jelang Pidato Ketua The Fed Jerome Powell

Wall street bervariasi pada perdagangan saham Senin, 6 Maret 2023. Indeks Nasdaq catat koreksi sendiri yang turun 0,1 persen. Investor juga bersiap data ekonomi pekan ini termasuk pidatao ketua the Fed.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada penutupan perdagangan saham Senin, 6 Maret 2023. Indeks Dow Jones naik tipis pada awal pekan seiring wall street berjuang mempertahankan kenaikan pekan lalu dan investor bersiap untuk pekan yang sibuk dengan berita ekonomi.

Dikutip dari CNBC, Selasa (7/3/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 40,47 poin atau 0,12 persen menjadi 33.431,44. Indeks S&P 500 menguat 0,07 persen ke posisi 4.048,42. Indeks Nasdaq melemah 0,11 persen ke posisi 11.675,74. Pada sesi tertinggi, indeks Dow Jones melambung 118 poin, sedangkan indeks Nasdaq melonjak hampir 1,2 persen.

Imbal hasil obligasi sedikit naik dengan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun menguat satu basis poin setelah sentuh di atas level psikologis 4 persen. Pergerakan imbal hasil menguat meningkatkan biaya pinjaman bagi konsumen dan dapat  menandakan penurunan kepercayaan investor.

Terlepas dari pergerakan ini, beberapa saham teknologi terdorong lebih tinggi dengan Apple melonjak hampir 2 persen setelah Goldman Sachs memberikan rekomendasi beli. Produsen iPhone menyumbang sekitar 7 persen dari S&P. Saham Alphabet dan Microsoft juga menguat.

Di sisi lain, investor juga sedang menunggu pernyataan ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell yang dijadwalkan pada Selasa dan Rabu pekan ini. Pernyataan investor itu akan memandu investor anggota parlemen tentang bagaimana bank sentral berpikir tentang inflasi dan kebijakan kenaikan suku bunganya, sehingga dapat menentukan ke mana arah pasar.

“Sangat bijaksana bagi pasar untuk tidak terlalu terburu-buru mengingat ini adalah minggu yang penting yang dapat mengubah arah,” ujar Quincy Krosby dari LPL Financial.

Selain itu, pekan data ekonomi yang padat juga akan ditutup pada Jumat dengan data pekerjaan Februari setelah laporan Januari menunjukkan ekonomi menambahkan 517.000 tenaga kerja. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan 225.000 pekerjaan pada bulan lalu.

2 dari 4 halaman

Saham Apple Menguat

Saham Apple naik lebih dari 2,5 persen pada awal pekan menyusul prospek bullish dari Goldman Sachs. Goldman Sachs merekomendasikan beli dan target harga menyiratkan saham itu dapat naik lebih dari 30 persen yang sebagian terkait dengan kekuatan yang tumbuh dalam penawaran layanan dan langganan.

"Anda mendapatkan suara segar sekarang melihat saham membalikkan sinyal jual netral yang dimiliki Goldman Sachs selama lima tahun terakhir,” ujar Direktur Pelaksana Virtus Investment Partners, Joe Terranova.

Ia menilai, apa yang terjadi saat ini dengan Apple adalah berusaha memulihkan momentum positifnya. “Fundamental tidak pernah dipertanyakan untuk perusahaan ini. Itu semua tentang momentum,” kata dia.

Sepanjang 2023, saham Apple telah naik 19,4 persen sepanjang 2023. Saham Apple kembali bangkit usai melemah 26,8 persen pada 2022. Sementara investor dapat lebih aman di Apple. Managing Partner Douglas C.Lanes and Associates, Sarat Sethi menuturkan, saham tidak akan bisa menghindari tren pasar yang lebih luas.

“Saya pikir begitu kita melewati ini, kita akan fokus kembali pada laba dan fokus pada apa yang akan dilakukan makro ke pasar secara keseluruhan,” tutur dia.

 

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street Jumat 3 Maret 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup menguat di akhir pekan. Dow hentikan penurunan beruntun 4 minggu seiring penurunan imbal hasil Treasury 10 tahun.

Pasar saham naik  karena imbal hasil Treasury turun dari tertinggi baru-baru ini dan investor mempertimbangkan dampak kumulatif dari kenaikan Fed yang telah diterapkan dan mencerna komentar minggu ini dari bank sentral.

Melansir laman CNBC, Dow Jones Industrial Average naik 387,40 poin atau 1,17 persen menjadi 33.390,97. Kemudian indeks S&P 500 naik 1,61 persen menjadi 4.045,64, dan Nasdaq Composite naik 1,97 persen menjadi ditutup pada 11.689,01.

Imbal hasil benchmark Treasury 10 tahun turun di bawah ambang batas 4 persen. Pedagang telah mengamati 4 persen sebagai level kunci dalam 10 tahun yang dapat memicu penurunan saham lainnya. Pada saat minggu ini ketika tingkat 10 tahun naik di atas titik itu, saham mundur.

Treasury 10-tahun adalah suku bunga acuan yang memengaruhi hipotek dan pinjaman mobil, sehingga penembusan imbal hasil dapat mempengaruhi perekonomian.

"Pasar saham sangat sensitif terhadap imbal hasil obligasi pada saat ini dan mencari jeda untuk kenaikan imbal hasil baru-baru ini," kata Yung-Yu Ma, kepala strategi investasi BMO Wealth Management.

“Ada antisipasi gugup untuk rilis data yang akan datang untuk pekerjaan dan inflasi setelah pembacaan yang sulit bulan lalu. Pasar tidak mungkin mempertahankan traksi sampai titik data melanjutkan tren pendinginan."

Semua indeks utama rata-rata membukukan kemenangan secara mingguan. Dow membukukan kenaikan 1,75 persen dan menghentikan penurunan beruntun empat minggu. S&P 500 ditutup naik 1,90 persen pada minggu ini dan minggu positif pertamanya dalam empat minggu terakhir. Nasdaq mengakhiri minggu 2,58 persen lebih tinggi.

 

4 dari 4 halaman

Sentimen Pasar

Sentimen pasar mendapat dorongan  setelah Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bank sentral dapat mempertahankan kenaikan suku bunga menjadi 25 basis poin daripada kenaikan setengah poin yang disukai oleh beberapa pejabat lainnya.

Namun, Gubernur Fed Christopher J. Waller memberikan nada yang lebih keras dalam komentarnya, meningkatkan kemungkinan tingkat yang lebih tinggi jika angka inflasi tidak turun. Dia merujuk pada laporan gaji di Januari, yang menunjukkan ada penambahan 517.000 pekerjaan, serta pembacaan terbaru dari indeks harga konsumen dan laporan pengeluaran konsumsi pribadi.

“Jika laporan data tersebut terus masuk terlalu panas, kisaran target kebijakan harus dinaikkan lebih jauh tahun ini untuk memastikan bahwa kita tidak kehilangan momentum yang ada sebelum data untuk Januari dirilis,” kata Waller.