Liputan6.com, Jakarta - Dalam memperingati Hari Perempuan Internasional sekaligus meningkatkan literasi dan penguatan peranan perempuan khususnya di pasar modal syariah Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan rangkaian acara HERSHARE 2023.
HERSHARE telah diselenggarakan oleh BEI setiap tahunnya sejak 2020. Berbeda dengan penyelenggaraan pada tahun-tahun sebelumnya, HERSHARE pada tahun ini merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan secara tatap muka dan di luar Jakarta, atau tepatnya di Semarang, Jawa Tengah.
Baca Juga
“HERSHARE merupakan talk show yang spesifik membahas kaitan peranan perempuan dengan investasi syariah di pasar modal. Penyelenggaraan HERSHARE bertujuan untuk meningkatkan literasi pasar modal syariah masyarakat, khususnya bagi perempuan dan juga sebagai ajang silaturahmi investor syariah, serta masyarakat umum,” kata Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI Risa Effennita Rustam dalam opening ceremony HERSHARE 2023, Selasa (7/3/2023).
Advertisement
Bersamaan dengan itu, BEI juga resmi melakukan peluncuran program IDX Islamic Challenge 2023. Program ini telah dilaksanakan secara rutin sejak 2018 dan bekerja sama dengan Perusahaan Sekuritas Anggota Bursa yang telah mengimplementasikan Sharia Online Trading System (AB-SOTS) untuk memberikan apresiasi kepada investor aktif dalam hal transaksi saham syariah.
Program ini akan dilaksanakan dalam dua periode, yaitu pada April sampai dengan Juni tahun 2023 dan dilanjutkan pada Juli sampai dengan September 2023. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, program IDX Islamic Challenge 2023 tahun ini rencananya juga akan memberikan kategori penghargaan untuk Galeri Investasi Syariah (GIS).
Pasar Modal Syariah di Indonesia
Saat ini pasar modal Indonesia merupakan salah satu pilihan investasi yang menjanjikan. Pasar modal syariah di Indonesia telah berhasil beberapa pencapaian yang sangat membanggakan di antaranya adalah diakuinya Indonesia sebagai pasar modal Syariah terbaik di dunia melalui penghargaan the best Islamic Capital market yang diberikan kepada Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut selama 4 tahun terakhir pada ajang penghargaan internasional Global Islamic Finance Awards.
“Berdasarkan data yang dihimpun dari anggota bursa penyedia layanan Syariah online trading system atau AB SOTS, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sejak tahun 2018, jumlah investor Syariah meningkat sebesar 165 persen dari 44 ribu investor menjadi hampir 118 ribu investor di tahun 2022,” ungkap Risa.
IDX Islamic Challenge tahun ini merupakan gelarna yang ke-6. Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2018, transaksi yang dilakukan investor syariah pada program ini meningkat tajam sebesar hampir 600 persen dari Rp 371 miliar pada 2018 menjadi Rp 2,7 triliun pada 2022.
Dalam rangka menyemarakkan rangkaian acara ini, BEI juga menyelenggarakan mini expo AB SOTS dan training of trainers (ToT) yang diselenggarakan secara hybrid dan diikuti oleh sales, serta marketing AB-SOTS, pengurus GIS, dan Kantor Perwakilan BEI dari seluruh wilayah Indonesia.
Pada mini expo, terdapat 9 booth AB-SOTS yang memiliki kantor cabang di Semarang dan dapat dikunjungi oleh peserta untuk melakukan interaksi serta pembukaan rekening saham syariah.
Advertisement
Literasi Keuangan Perempuan Unggul, Peluang Genjot Investor Perempuan di Pasar Modal
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis dapat menggenjot jumlah partisipasi dari investor perempuan di pasar modal Indonesia. Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI, Risa Effenita Rustam penjelasan, keyakinan itu merujuk pada data literasi keuangan perempuan yang lebih unggul dibandingkan laki-laki.
"Dari hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan OJK tahun 2022, untuk pertama kalinya tingkat literasi keuangan perempuan memiliki angka indeks yang lebih tinggi yaitu sebesar 50,3 persen dibandingkan dengan tingkat literasi laki-laki sebesar 49 persen,” ungkap Risa dalam opening ceremony HERSHARE 2023, Selasa (7/3/2023).
Tingkat literasi keuangan perempuan pada 2022 itu juga meningkat dari hasil sebelumnya tahun 2019 di angka 36 persen. Akan tetapi untuk indeks inklusi keuangan laki-laki tetap lebih tinggi 86,3 persen dibanding dengan indeks inklusi keuangan untuk perempuan sebesar 83,9 persen pada 2022.
Meskipun demikian, tingkat inklusi perempuan tahun 2022 tersebut juga meningkat dari hasil survei sebelumnya di tahun 2019 yaitu 75,1 persen. Berdasarkan data gender pada survei tersebut terlihat bahwa kesenjangan atau gap antara tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan lebih rendah, yaitu 33,6 persen dibanding gap pada laki-laki sebesar 37,2 persen.
Hal ini mencerminkan perempuan yang menggunakan produk jasa keuangan, lebih banyak yang sudah memahami fungsi dan risiko dalam penggunaannya dibanding laki-laki.
"Kondisi tersebut menjadikan peluang yang lebih baik untuk semakin meningkatkan pemahaman berinvestasi dan memperbesar porsi investor perempuan di pasar modal Indonesia,” imbuh Risa.
Berdasarkan data KSEI per Januari 2023 tingkat partisipasi perempuan sebagai investor di pasar modal baru mencapai 37,5 persen dari total investor pasar modal di Indonesia.