Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) mengumumkan rencana untuk menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) III atau rights issue.
Dalam aksi ini, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,6 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per lembar. Perseroan akan menyampaikan pernyataan pendaftaran dalam rangka PMHMETD III kepada OJK segera setelah RUPSLB yang akan diselenggarakan pada 17 April 2023 menyetujui rencana ini. Selanjutnya, PMHMETD III akan dilaksanakan setelah pernyataan pendaftaran Bank Nobu tersebut telah dinyatakan efektif oleh OJK.
Baca Juga
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/3/2023), dana yang diperoleh dari pelaksanaan PMHMETD III ini, setelah dikurangi komisi-komisi, biaya-biaya, ongkos-ongkos dan pengeluaran-pengeluaran lainnya, akan digunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan.
Advertisement
Hal itu selaras dengan Peraturan OJK No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum dan digunakan sebagai modal kerja dalam bentuk penyaluran kredit kepada nasabah dan pengembangan layanan digital perseroan.
Pemegang saham Perseroan yang tidak melaksanakan HMETD miliknya dan tidak mengambil porsinya atas saham Baru dapat terdilusi sebesar maksimum 33 persen.
Saham NOBU terpantau bertahan di zona merah, setelah sempat menghijau pada perdagangan Kamis 2 Maret 2023, menyusul rencana merger dengan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) yang dikabarkan makin terang. Saat itu, harga saham NOBU ditutup naik 4,59 persen ke posisi 570. Namun, pada perdagangan selanjutnya, saham NOBU terpantau betah di zona merah.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 7 Maret 2023, saham NOBU naik 1,87 persen ke posisi Rp 545 per saham. Saham NOBU dibuka stagnan Rp 535 per saham. Saham NOBU berada di level tertinggi Rp 550 dan terendah Rp 520 per saham. Total frekuensi perdagangan 136 kali dengan volume perdagangan 4.418 saham. Nilai transaksi Rp 236,5 juta.
BEI Kaji Dokumen Skema Merger Bank Nobu dan BABP
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI)menyebut rencana aksi merger entitas Grup Lippo, PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dan entitas Grup MNC, PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) masih dalam tahap evaluasi.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, penggabungan usaha atau merger antara Bank MNC Internasional atau MNC Bank dan Bank Nationalnobu merupakan aksi korporasi yang umum dilakukan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan value.
"Proses untuk tindakan korporasi tentu sudah ada merger tentu akan ada skema merger seperti itu," kata Nyoman saat ditemui di BEI, Senin (6/3/2023).
Dia bilang, BEI tengah mempelajari skema merger tersebut dan masih melakukan evaluasi.
"Kita membaca dulu skemanya seperti apa, siapa entitas yang eksis nanti, kedua ke depan nanti stakeholder value yang ingin ditingkatkan sisi yang mana," kata dia.
Selain itu, ia mengaku, BEI baru menerima dokumen awal dari kedua emiten perbankan tersebut.
"Kalau di kami baru dokumen awal, dalam konteks kita melakukan evaluasi, yang penting perlindungan investor," imbuhnya.
Advertisement
Beri Penjelasan kepada BEI
Mengutip keterbukaan informasi, Bank Nationalnobu atau Bank Nobu menyampaikan, pihaknya senantiasa patuh dan tunduk pada seluruh ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, tidak terkecuali POJK Konsolidasi Bank Umum.
Selain itu, Bank Nobu juga menyampaikan latar belakang atas rencana merger dengan Bank MNC. Menurut Manajemen Bank Nobu, setiap aksi korprasi yang dilakukan perseroan bertujuan untuk mendukung pengembangan volume usaha perseroan dalam jangka panjang guna mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Hal ini juga senantiasa didukung penuh oleh pemegang saham agar Perseroan selalu mematuhi ketentuan yang berlaku dalam setiap menjalankan kegiatan aksi korporasinya.
Manajemen Bank Nobu menyampaikan, rencana merger tersebut akan berkontribusi pada kegiatan operasional dan keuangan yang semakin baik dan kualitas layanan yang semakin prima, sehingga semakin mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi nasabah dan masyarakat.
"Hingga saat tanggapan ini disampaikan, tidak ada informasi atau kejadian penting lainnya yang material yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham perusahaan," tulisnya.
Kata OJK
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan proses penggabungan usaha atau merger antara PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) atau MNC Bank dan PT Bank Nationalnobu (NOBU) bakal terlaksana.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, kedua bank telah mengajukan rencana merger sebelum deadline pemenuhan modal inti berakhir pada 2022 lalu.
"Merger Bank MNC dan Bank Nobu, mereka sudah ajukan rencana merger sebelum deadline 2022. Jadi ini memang sedang dalam proses, Sudah ada tim merger. Sudah ada langkah-langkah ke arah realisasi mergernya,” kata Dian dalam konferensi pers, Senin (27/2/2023).
Dia menuturkan, aksi ini berdampak positif bagi kedua entitas, mengingat masing-masing memiliki ekosistem yang kuat dan saling mendukung. Sehingga merger antara BABP dan NOBU bukan lagi hanya sekedar untuk pemenuhan ketentuan modal inti Rp 3 triliun, namun lebih ke arah untuk memperkuat entitas tersebut.
“MNC dan Lippo ini ‘kan dua grup konglomerat yang kuat. Saya yakin mereka bisa bersinergi dengan baik setelah merger ini. Saya kira komitmen mereka sudah jelas. Sudah ada timnya, tidak akan mundur bahkan mereka akan terus mempercepat proses merger ini sehingga akan terjadi bank yang lebih kuat dari Bank MNC dan Bank Nobu yang saat ini,” imbuh Dian.
Sebelumnya, BABP menegaskan dalam keterbukaan informasi Bursa, bahwa OJK tidak pernah mengarahkan untuk merger. sebab, keputusan merger adalah kesepakatan para pihak dalam rangka peningkatan kapasitas menjadi bank dengan modal inti Rp 6 triliun dengan kategori KBMI 2.
Advertisement