Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Kamis, (9/3/2023) seiring bank sentral Jepang atau Bank of Japan memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari. Hal ini seiring investor mencerna setiap perubahan kebijakan bank sentral Jepang yang dapat menyertai pertemuan terakhir Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda.
Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 255 menguat 0,63 persen dan indeks Topix bertambah 0,94 persen. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,15 persen, dan indeks Kosdaq merosot 1,16 persen. Indeks ASX 200 naik 0,1 persen.
Baca Juga
Indeks Hang Seng Hong Kong menguat tipis pada jam pertama perdagangannya. Di China, indeks Shanghai menguat 0,08 persen dan indeks Shenzhen merosot 0,11 persen.
Advertisement
Indeks harga konsumen China tumbuh 1 persen year on year (YoY) lebih rendah dari prediksi Reuters sebesar 1,9 persen.
Di sisi lain, di Amerika Serikat (AS), indeks saham utama beragam karena pelaku pasar menguraikan data ekonomi yang lebih kuat dari yang diharapkan memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga yang lebih besar setelah pidato ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell.
Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang tumbuh lebih lambat 0,1 persen secara tahunan untuk kuartal Oktober-Desember, terhambat oleh konsumsi swasta yang lemah, menurut data resmi.
Adapun pembacaan lebih lemah dibandingkan dengan perkiraan awal pertumbuhan 0,6 persen dan juga lebih rendah dari ekspansi 0,8 persen, menurut analis yang disurvei oleh Reuters.
Konsumsi pribadi yang menyumbang sekitar 57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang yang hanya naik tipis 0,3 persen lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan 0,5 persen.
Bursa Saham Asia Pasifik pada 8 Maret 2023
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Rabu, 8 Maret 2023. Berikut kinerja indeks saham di Asia Pasifik:
- Indeks Shanghai ditutup stagnan ke posisi 3.283,25
- Indeks Nikkei ditutup stagnan ke posisi 28.444,19
- Indeks HIS ditutup stagnan ke posisi 11.598,29
- Indeks Shenzhen ditutup stagnan ke posisi 11.598,29
- Indeks Kospi ditutup stagnan ke posisi 2.431,91
- Indeks ASX 200 ditutup stagnan ke posisi 7.307,8
- Indeks STI ditutup melemah 0,57 persen ke posisi 3.226,86
- Indeks NZX 50 melemah 0,05 persen ke posisi 11.849,1
- Indeks SETI melemah 0,37 persen ke posisi 1.612,6
- Indeks Malaysia ditutup stagnan ke posisi 1.454,66
- Indeks Taiwan ditutup stagnan ke posisi 15.818,2
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 8 Maret 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Rabu, 8 Maret 2023. Indeks Dow Jones melemah sendirian seiring pasar berjuang atasi aksi jual saham pada Selasa, 7 Maret 2023. Aksi jual itu didorong komentar dari Ketua the Federal Reserve Jerome Powell yang isyaratkan suku bunga tinggi lebih lama.
Dikutip dari CNBC, pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 58,06 poin atau 0,18 persen menjadi 32.798,40. Indeks S&P 500 naik 0,14 persen ke posisi 3.992,01. Indeks Nasdaq bertambah 0,4 persen menjadi 11.576.
Data pasar tenaga kerja baru memicu kekhawatiran investor kalau kenaikan suku bunga yang lebih besar mungkin akan terjadi. Data menunjukkan lowongan pekerjaan turun kurang dari yang diharapkan pada Januari 2023, sementara laporan gaji swasta pada Februari 2023 lebih kuat dari perkiraan menegaskan ekonomi tetap kuat meski kenaikan suku bunga bank sentral. Adapun temuan ini mendahului data pekerjaan pada Februari 2023 setelah rilis data Januari 2023.
Saham keluar dari sesi koreksi setelah komentar dari kesaksian Senat Powell memperingatkan anggota parlemen kalau tingkat suku bunga bank sentral akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya karena data ekonomi yang sangat tinggi. Pernyataan Jerome Powell berlanjut pada Rabu waktu setempat saat berbicara di depan Komite Jasa Keuangan DPR.
“Itu hanya menimbulkan gagasan kalau mereka mungkin harus berbuat lebih banyak,” ujar Ekonom Nationwide, Kathy Bostjancic.
Ia menambahkan, the Fed bersedia dongkrak untuk memperkenalkan gagasan lebih banyak lagi sehingga mereka membuat kesalahan kebijakan. Ini menghasilkan pendaratan sulit bagi ekonomi.
Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell
Sementara Powell menekankan selama kesaksiannya kalau belum ada keputusan yang dibuat tentang pertemuan pada Maret 2023. Pelaku pasar bertaruh pada kenaikan lebih besar dari perkiraan. Menurut alat FedWatch CME Group, lebih dari 75 persen meminta kenaikan suku bunga 50 basis poin.
Sementara itu, ketua the Federal Reserve Jerome Powell menuturkan, pihaknya belum memutuskan tentang apa yang akan dilakukan bank sentral mengenai suku bunga saat rapat the Fed Maret.
Berbicara kepada Komite Jasa Keuangan DPR, Powell menuturkan pihaknya akan menilai serangkaian data inflasi yang masuk termasuk laporan harga konsumen dan produsen pekan depan.
“Mereka akan menjadi penting dalam penilaian kami atas pembacaan yang lebih baru-baru ini kami terima dan arah ekonomi secara keseluruhan dan kemajuan kami dalam menurunkan inflasi,” ujar pemimpin the Fed.
“Kami belum membuat keputusan tentang pertemuan Maret. Kami tidak akan melakukan itu sampai kami melihat data tambahan. Namun, poin yang lebih besar adalah kita tidak berada di jalur yang telah ditentukan sebelumnya, dan kita akan dipandu oleh data yang masuk dan prospek yang terus berkembang,” ujar dia.
Adapun Powell menguncang pasar pada Rabu, saat ia menuturkan antisipasi jika data inflasi tetap panas. Powell perkirakan suku bunga akan lebih tinggi dari yang diharapkan dan kecepatan yang lebih cepat. Pasar sekarang mengharapkan the Fed menaikkan suku bunga acuan pinjaman 0,50 persentase saat rapat the Fed pada 21-22 Maret 2023.
Advertisement