Sukses

Investor AS Hengkang, Bukit Asam Tetap Lanjutkan Proyek Hilirisasi Batu Bara

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membenarkan kabar mundurnya perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Air Products and Chemicals Inc dari konsorsium proyek hilirasi. Namun, Bukit Asam tetap lanjutkan program hilirisasi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membenarkan kabar mundurnya perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Air Products and Chemicals Inc dari konsorium proyek hilirisasi atau gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). 

Products and Chemicals Inc bakal mengerjakan proyek DME bersama bersama Bukit Asam dan PT Pertamina (Persero). Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk, Rafli Yandra mengatakan, pihaknya tetap akan melanjutkan proyek DME sesuai dengan amanat pemerintah.

"Jadi mengenai proyek coal to DME ini memang ada surat dari air product untuk mundur. Sejauh ini kami belum klarifikasi tapi sudah didiskusikan dengan Kementerian terkait dan sekarang sedang berproses. Kami tetap lanjutkan proyek coal to DME menjadi langkah PTBA dalam jaga amanat pemerintah dalam bidang hilirisasi batu bara, ini berupa kontribusi dalam mendukung energi nasional," kata Rafli dalam konferensi pers, Kamis (9/3/2023).

Sementara itu, Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail menuturkan, mundurnya Air Products masih di tahap proses pengiriman surat resmi.

"Itu mereka sudah kirim surat resmi, ini masih berproses mereka mungkin punya alasan sendiri, di Kementerian lah nanti yang bisa menjelaskan lebih detail, tapi intinya PTBA tetap berkomitmen mendukung program hilirisasi," kata Arsal.

Arsal mengaku, saat ini pihaknya mencari mitra strategis dalam mengembangkan proyek hilirisasi batu bara dan terus berkoordinasi dengan pemerintah.

"Jadi saat ini kami sadar sudah persipkan tinggal proses selanjutnya kami akan tindaklanjuti tentu cari partner strategis untuk kembangkan hilirisasi batu bara ini. Kalau berkoordinasi kami terus koordinasi degan pemerintah," imbuhnya.

Namun, soal mitra tersebut masih dalan proses. Ia mengaku, pihaknya terbuka untuk melakukan kerja sama dengan siapa saja.

 

 

 

 

2 dari 6 halaman

Bukit Asam Pastikan Proyek Tak Mandek

"Kalau masalah partnernya tentunya ini masih berproses, kita akan jalan terus yang jelas kita sudah mempersiapkan kawasan itu untuk hilirisasi batu bara. Siapa pun yang akan berpartner kami harap bisa dilakukan kerja sama yang saling menguntungkan," kata Arsal.

Meski demikian, Arsal enggan menyebutkan secara rinci terkait mitra strategis yang akan menggantikan Air Products dalam proyek DME.

"Mitra lain sebelumnya sudah ada yang mau bekerja sama tapi memang saat itu mereka berkomitmen investasi membawa uang dan teknologi kan Air Products," ujar dia.

Di sisi lain, Arsal mengaku telah memiliki rencana lain untuk hilirisasi di antaranya menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dengan demikian, ia memastikan proyek ini tidak akan mandek.

"Jadi sampai saat ini pembebasan lahan kami sudah lakukan dan kami siap dari 595 hektare (Ha) mungkin sudah 97 persen kami sudah siap, perizinannya sudah didapat. Jadi kawasan itu nanti benar-benR akan kami gunakan untuk hilirisasi batu bara," kata dia.

Selain itu, hilirisasi ini bukan hanya soal DME, akan tetapi turunan lain dari batu bara. "Hilirisasi ini tidak hanya DME tapi juga turunan lain dari batu bara. Jadi gasifikasi, kemudian bisa jadi methanol, ethanol, atau DME atau turunan lainnya," ujar dia.

3 dari 6 halaman

Bukit Asam Bidik Pertumbuhan Produksi Batu Bara 41 Juta Ton pada 2023

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membidik pertumbuhan produksi batu bara 11 persen menjadi 41 juta ton pada 2023. 

Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail menuturkan, pihaknya menargetkan peningkatan produksi batu bara menjadi 41 juta ton untuk 2023 atau naik 11 persen dari realisasi 2022 yang sebesar 37,1 juta ton dengan target angkutan pada 2023 meningkat menjadi 32 juta ton atau naik 11 persen dari realisasi angkutan pada 2022 sebesar 28,8 juta ton.

"Bukit Asam menargetkan produksi batu bara menjadi 41 juta ton untuk tahun 2023 atau naik 11 persen dari realisasi tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton dengan target angkutan pada 2023 meningkat menjadi 32 juta ton atau naik 11 persen dari realisasi angkutan tahun 2022 yang sebesar 28,8 juta ton," kata Arsal dalam konferensi pers, Kamis (9/3/2023).

Arsal juga menjelaskan terkait volume penjualan batu bara 2023, perseroan menargetkan peningkatan penjualan menjadi 41,2 juta ton atau naik 30 persen dari realisasi penjualan batu bara tahun lalu sebesar 31,7 juta ton.

"Terkait volume penjualan batu bara 2023, Perseroan menargetkan peningkatan penjualan menjadi 41,2 juta ton atau naik 30 persen dari realisasi penjualan batu bara tahun 2022 yang sebesar 31,7 juta ton," kata dia.

Secara historis, total produksi batu bara Bukit Asam pada 2022 mencapai 37,1 juta ton, meningkat 24 persen dibanding 2021 yakni sebesar 30,04 juta ton. Sedangkan penjualan batu bara PTBA sampai dengan 2022 sebanyak 31,7 juta ton, tumbuh 12 persen dibanding 2021 yang sebesar 28,4 juta ton.

Sepanjang 2022, Bukit Asam mencatat penjualan ekspor PTBA sebesar 12,5 juta ton dan realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 19,2 juta ton (216 persen dari target DMO) atau 119 persen dari realisasi 2021 yang sebesar 16,1 juta ton.

 

 

4 dari 6 halaman

Laba Bukit Asam Melonjak pada 2022

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan kinerja positif hingga akhir 2022. Bukit Asam membukukan pendapatan Rp 42,64 triliun, meningkat 45,72 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 29,26 triliun. 

Mengutip laporan keuangan Bukit Asam, ditulis Jumat (3/3/023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 24,68 triliun atau meningkat 56,49 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 15,77 triliun.

Dengan demikian, laba bruto Bukit Asam melesat 33,23 persen menjadi Rp 17,96 triliun pada 2022 dari Rp 13,48 triliun pada 2021. Bukit Asam juga mencatatkan kenaikan laba usaha 52,16 persen menjadi Rp 15,14 triliun pada 2022 dari Rp 9,95 triliun.

Hingga akhir 2022 Bukit Asam mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp 12,56 triliun. Laba Bukit Asam melonjak 58,98 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 7,90 triliun.

Sementara itu, aset Bukit Asam senilai Rp 45,35 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 36,12 triliun. Kemudian, liabilitas Bukit Asam Rp 16,44 triliun hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 11,86 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 28,91 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 24,25 triliun.

 

5 dari 6 halaman

PT Timah Tbk dan Bukit Asam Jajaki Pengembangan PLTS

Sebelumnya, dua anggota Grup MIND ID, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS), menjajaki potensi kerja sama pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lokasi operasional PT Timah.

Sinergi ini merupakan wujud komitmen kedua perusahaan untuk berkontribusi pada konservasi energi, pengurangan emisi, dan pembangunan berkelanjutan. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Sinergi Pengembangan Energi Terbarukan oleh Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk, Alwin Albar dan Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra pada 26 Januari 2023.

Direktur Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo turut menyaksikan penandatanganan. Bukit Asam melalui anak perusahaannya, PT Bukit Energi Investama (BEI) akan membangun PLTS untuk mendukung kegiatan operasional PT Timah. Listrik dari PLTS akan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional produksi, penerangan, dan perkantoran yang diharapkan akan berkontribusi pada penurunan emisi dan biaya energi yang lebih efisien.

Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk Alwin Albar mengatakan, PT Timah bersama Grup MIND ID terus mendukung upaya Pemerintah menuju Net Zero Emission salah satunya dengan penggunaan energi terbarukan untuk meminimalisasi dampak lingkungan dari aktivitas bisnis perusahaan.

"Sejalan dengan visi PT Timah Tbk menjadi perusahaan tambang kelas dunia yang ramah lingkungan. PT Timah harus tumbuh dengan inovasi. Salah satunya adalah penggunaan energi terbarukan. Selain efisien, juga ramah lingkungan,” kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (28/2/2023).

 

6 dari 6 halaman

Kembangkan Proyek Percontohan PLTS Terapung

Sebelumnya PT Timah Tbk juga telah mengembangkan pilot project PLTS terapung di Kampong Reklamasi Selinsing untuk mendukung pasokan listrik di kawasan tersebut. Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra mengatakan, Bukit Asam semakin gencar berekspansi ke sektor energi baru terbarukan sebagai bagian dari transformasi menuju perusahaan energi dan kimia kelas dunia terintegrasi dan berkelanjutan.

"Kerja sama dengan PT Timah sejalan dengan visi PTBA ke depan. Kami meyakini bahwa praktik bisnis berkelanjutan tidak hanya berdampak positif pada kelestarian alam, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi serta membangun keunggulan kompetitif PTBA. Dengan bisnis perusahaan yang berkelanjutan, PTBA akan terus hadir mendukung ketahanan energi nasional,” kata Rafli.

Sejalan dengan tujuan mulia (Noble Purpose) MIND ID, sinergi PTBA dan PT Timah bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan di masa depan. Langkah ini merupakan wujud komitmen untuk mendukung pengurangan emisi karbon global, sejalan dengan target Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060.