Liputan6.com, Jakarta - Regulator-regulator California pada Jumat, 10 Maret 2023, secara tiba-tiba menutup Silicon Valley Bank, menutup bank yang telah berusia 40 tahun dan melayani industri teknologi serta merupakan bank ke-16 terbesar di Amerika Serikat (AS) sebelum kejatuhan tiba-tiba.
Saham perusahaan tersebut jatuh 60 persen pada Kamis dan telah turun lagi sebesar 70 persen pada Jumat sebelum perdagangan sahamnya dihentikan.
Baca Juga
Penurunan tajam ini mencerminkan ketakutan akan bank run, kekhawatiran yang terwujud saat para deposan sebagian besar karyawan perusahaan teknologi dan perusahaan yang didukung modal ventura bergegas untuk menarik uang minggu ini karena kecemasan atas neraca keuangan bank menyebar.
Advertisement
Regulator turun tangan untuk mengambil kontrol, dengan Departemen Perlindungan dan Inovasi Keuangan California menutup bank dan menunjuk Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) sebagai penerima. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dari penutupan Silicon Valley Bank, adapun sebagai berikut:
Mengapa Silicon Bank Valley Runtuh?
Pada 8 Maret, induk Silicon Valley Bank SVB Financial Group mengatakan sedang mengambil "tindakan strategis," termasuk menjual hampir semua sekuritas yang tersedia untuk dijual dalam obligasi.
Bank tersebut juga mengatakan berencana untuk menerbitkan saham sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan modal dan memperkuat keuangannya.
SVB, yang mencatat ia akan mengalami kerugian sebesar USD 1,8 miliar atau setara Rp 27,9 triliun pada penjualan obligasi tersebut, mengatakan ia perlu mengambil langkah-langkah karena tingkat bunga yang lebih tinggi dan tingkat pembakaran kas yang tinggi oleh pelanggan. Perusahaan juga menunjuk ke pasar publik dan swasta yang tertekan.
Paparan bank yang besar terhadap sektor teknologi berperan dalam kejatuhan bank tersebut, yang dicatat oleh Chenxi Wang, pendiri dan mitra umum Rain Capital, dalam sebuah email.
Beberapa klien perusahaan teknologi bank tersebut menghabiskan uang lebih cepat dari yang diharapkan pada awal 2023, seperti yang diungkapkan oleh Silicon Valley Bank dalam surat investor yang diterbitkan pada 8 Maret. Hal tersebut mengakibatkan deposito yang lebih rendah dari perkiraan, menurut bank.
Apa yang Terjadi dengan Deposan dan Klien?
FDIC mengatakan telah membuat institusi baru, Deposit Insurance National Bank of Santa Clara (DINB), dan akan segera mentransfer semua deposito yang diasuransikan di Silicon Valley Bank ke bank baru tersebut.
Semua deposan yang diasuransikan akan memiliki akses ke deposito mereka yang diasuransikan pada pagi hari Senin, 13 Maret, kata FDIC dalam sebuah pernyataan.
Komentar Pengguna Bank
Salah satu klien Silicon Valley Bank, CEO FarmboxRx Ashley Tyrner, mengatakan kepada CBS MoneyWatch peristiwa dalam 24 jam terakhir ini "tidak kurang dari mengejutkan."
Tyrner, yang perusahaannya bekerja dengan rencana perawatan kesehatan untuk memberikan makanan kepada komunitas yang kurang dilayani, mengatakan dia terkejut mengetahui tentang tantangan keuangan yang dihadapi Silicon Valley Bank.
Dia mengatakan perusahaannya tidak dapat masuk ke akunnya dan layanan bantuan bank memiliki pesan "terputus" atau menutup telepon. Tyrner mengatakan dia berencana untuk memindahkan dana yang tersisa dalam akunnya setelah dia mendapatkan kembali akses ke akun tersebut.
Advertisement
Mengapa Ditutup Regulator?
The California Department of Financial Protection and Innovation mengatakan telah mengambil alih Silicon Valley Bank. Alasannya, adalah likuiditas dan kebangkrutan yang tidak memadai.
Bagaimana Ini Berdampak pada Wall Street dan Bank Lain?
Saham bank lainnya jatuh pada Kamis, 9 Maret 2023 seiring saham Silicon Valley Bank yang anjlok. Reuters menyebutkan, kapitalisasi pasar bank susut USD 100 miliar.
Namun, analis menuturkan, derita Silicon Valley Bank tidak mungkin mempengaruhi industri perbankan secara keseluruhan.
“Tekanan saat ini yang dihadapi SIVB sangat istimewa dan tidak boleh dilihat sebagai pembacaan ke bank lain,” ujar Analis Morgan Stanley Manan Gosalia dan Betsy Graseck.
Sementara itu, CEO Pershing Square, Bill Ackman menuturkan, Silicon Valley Bank masih dapat mempengarugi sebagian besar sekonomi Amerika Serikat karena perusahaan teknologi dapat kehilangan sumber pembiayaan yang berharga.
“Kegagalan (Silicon Valley Bank) dapat menghancurkan penggerak ekonomi jangka panjang yang penting karena perusahaan yang didukung VC mengandalkan SVB untuk pinjaman dan menahan uang operasional mereka,” ujar dia.