Liputan6.com, Jakarta PT Timah Tbk (TINS) membukukan pendapatan Rp 12,50 triliun pada 2022, menurun 14,38 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,60 triliun.
Mengutip laporan keuangan Timah, Kamis (16/3/023), beban pokok pendapatan PT Timah hingga akhir 2022 mencapai Rp 9,97 triliun atau menurun 10,66 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 11,16 triliun.
Baca Juga
Dengan demikian, laba bruto Timah turun 26,53 persen menjadi Rp 2,52 triliun pada 2022 dari Rp 3,43 triliun pada 2021.
Advertisement
Perseroan juga mencatatkan penurunan laba sebelum pajak penghasilan 18,60 persen menjadi Rp 1,40 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,72 triliun.
Hingga akhir 2022, Timah mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,04 triliun. Laba perseroan turun 20 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,30 triliun.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 13,06 triliun hingga akhir 2022 turun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 14,69 triliun.
Kemudian, liabilitas Timah Rp 6,02 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,38 triliun.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 7,04 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 6,30 triliun.
Mengutip data RTI, saham TINS dibuka turun Rp 40 ke posisi Rp 1.000 per saham dari harga awal Rp 1040. Harga saham TINS berada di posisi Rp 970 atau anjlok 6,73 persen pada penutupan perdagangan, Kamis (15/3/2023).
Saham TINS berada di level tertinggi Rp 1010 dan terendah Rp 970 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.846 kali dengan volume perdagangan 42,66 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 41,85 miliar.
Prospek ke Depan PT Timah
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk Fina Eliani menjelaskan, PT Timah berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 12,50 triliun seiring dengan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 11 persen dan beban usaha sebesar 6 persen.
"Perseroan memproduksi bijih dan logam timah 2022 masing-masing sebesar 20.079 ton dan 19.825 metrik ton serta penjualan logam 2022 sebesar 20.805 metrik ton," jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (16/3/2023).
Berdasarkan kinerja tersebut, PT Timah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,04 triliun melebihi target yang ditentukan Perseroan.
Posisi nilai aset Perseroan pada akhir tahun 2022 sebesar Rp 13,07 triliun. Sementara posisi liabilitas sebesar Rp 6,03 triliun, turun 28 persen dibandingkan posisi akhir 2021 sebesar Rp 8,38 triliun dikarenakan berkurangnya pinjaman jangka pendek.
“Perseroan berhasil menurunkan interest bearing debt berupa pinjaman bank, liabilitas supplier financing dan utang obligasi sebesar 41 persen menjadi Rp 3 triliun dari posisi akhir 2021 sebesar Rp 5,11 triliun” kata Fina Eliani.
Advertisement
Ekuitas PT Timah
Posisi ekuitas sebesar Rp 7,04 triliun, naik 12 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp 6,31 triliun.
Kinerja keuangan PT Timah menunjukkan hasil yang baik terlihat dari beberapa rasio diantaranya Net Profit Margin sebesar 8,3 persen dan penurunan Debt to Equity Ratio sebesar 0,86x (2021: 1,3x).
Hal ini menunjukkan keberhasilan manajemen PT Timah dalam menurunkan beban utang dan bunga bank.
Fina Eliani mengatakan, PT Timah berhasil membukukan kinerja yang baik hingga akhir 2022 ditengah-tengah menurunnya harga jual rerata logam timah.
Sementara, tahun 2023 Perseroan mentargetkan kenaikan produksi bijih timah sebesar 30 persen, produksi logam timah sebesar 41persen dan penjualan logam timah sebesar 31 persen.
"Hal ini tentunya akan meningkatkan pendapatan dan laba bersih Perseroan di tahun 2023 dengan terus konsisten menjalankan efisiensi di seluruh rantai bisnis, serta mendorong peningkatan kinerja anak usaha,” tutup Fina Eliani.