Sukses

Menengok Target Kinerja Trimegah Bangun Persada Usai Debut di Bursa

Trimegah Bangun Persada mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif seluas 5.523,99 hektar di Desa Kawasi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Liputan6.com, Jakarta PT Trimegah Bangun Persada Tbk mematok sejumlah target kinerja usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan berencana meningkatkan kinerja baik dari sisi produksi maupun dari sisi pendapatan.

Sebagai gambaran, Presiden Direktur PT Trimegah Bangun Persada Tbk, Roy A. Arfandy menjelaskan pada 2022 kapasitas output feronikel perusahaan adalah 25 ribu metal-ton nickel. Tahun ini diharapkan dapat naik menjadi 100 ribu metal-ton nickel.

“Sedangkan MHP (mixed hydroxide precipitate) untuk bahan baku baterai mobil listrik, itu tahun-tahun lalu kita produksi sampai dengan 40 ribu metal-ton, dan tahun ini mulai April atau Mei kami harapkan produksi naik menjadi 60 ribu metal-ton untuk setahun,” imbuh Roy dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (17/3/2023).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Trimegah Bangun Persada Tbk, Suparsin Darmo Liwan memperkirakan pendapatan akan tumbuh dua kali lipat pada tahun ini. Perkiraan itu sejalan dengan perkiraan peningkatan pada sisi volume produksi.

Suparsin menjelaskan, volume produksi perseroan mengalami peningkatan sekitar empat kali lipat dari pabrik pengolahan RKEF.

Kemudian untuk penjualan dari bisnis tambang nikel juga meningkat. HAl itu karena selain mensuplai ke pabrik pengolahan RKEF, perseroan juga menjual ke pabrik pengolahan HPAL.

“Jadi kalau kalau kami menggambarkan dengan angka, minimal peningkatan pendapatan itu dua kali lipat dibandingkan 2022. tapi kembali lagi semua itu tergantung dengan harga nikel di pasar karena harganya volatil. Tapi dari volume produksi, volumenya empat kali lipat dan pabrik HPAL kami juga kami kenaikan produksi,” imbuh dia.

Saat ini, perseroan mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif seluas 5.523,99 hektar di Desa Kawasi, Halmahera Selatan, Maluku Utara melalui dua konsesi pertambangan. Perseroan juga memiliki dua prospek pertambangan nikel seluas 3.660,24 hektar yang terletak di Pulau Obi.

 

2 dari 3 halaman

Target IPO

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) tengah dalam proses pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tesebut, perseroan mengincar dana segar USD 650 juta atau skeiar Rp 9,7 juta.

Angka itu lebih rendah dari yang sebelumnya diajukan perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebanyak-banyaknya Rp 15,11 triliun.

Dengan besaran dana yang diincar itu, Direktur PT Trimegah Bangun Persada Tbk, Suparsin Darno Liwan menyebutkan saham yang akan ditawarkan perseroan nanti berkisar 12-13 persen dari total saham yang disetor.

“Jadi yang diajukan kepada OJK itu jumlah sebanyak-banyaknya 18 persen dengan dana yang dihimpun sebanyak-banyaknya Rp 15,11,” terang Suparsin saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (17/3/2023).

Penawaran awal atau book building saham NCKL dimulai sejak Rabu, 15 Maret lalu dna akan berlangsung hingga 24 Maret 2023. Rencananya, Saham NCKL akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023.

Sebelumnya, dalam prospektus IPO perseroan, disebutkan bahwa Trimegah Bangun Persada akan melapas sebanyak-banyaknya 12,09 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham itu mewakili 18 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

 

3 dari 3 halaman

Harga Penawaran

Adapun, harga penawaran berkisar antara Rp 1.220-Rp1.250 per saham. Dengan demikian, Trimegah Bangun Persada mulanya diperkirakna bakal mengantongi dana Rp 14,75 triliun sampai dengan Rp 15,11 triliun dari IPO.

"NCKL akan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 0,5 persen atau 60,5 juta saham dari jumlah saham IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation, ESA) dimana harga pelaksanaan ESA sama dengan harga penawaran," kata Presiden Direktur NCKL, Roy A. Arfandy.

NCKL menunjuk PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek. Sedangkan untuk penjamin emisi efek ditunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia.