Sukses

4 Emiten Bank BUMN Tebar Dividen 2022, Siapa yang Terbesar?

Empat emiten bank BUMN akan membagikan dividen jumbo untuk tahun buku 2022. Berapa besaran dividen 2022 yang akan dibagikan?

Liputan6.com, Jakarta - Empat bank milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) alias Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) memutuskan akan membagikan dividen untuk tahun buku 2022.

Adapun, empat bank BUMN yang akan membagikan dividen jumbo, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

Berikut ini Liputan6.com rangkum empat bank BUMN yang akan membagikan dividen 2022, ditulis Minggu (19/3/2023): 

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memberikan dividen tunai untuk laba tahun buku 2022 sebanyak Rp 23,15 triliun kepada pemerintah dari total Rp 43,49 triliun. Dividen tersebut setara dengan Rp 288 per saham. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2023 pada Senin, 13 Maret 2023. 

Selain itu, jumlah dividen interim tahun buku sebesar Rp 57 per saham atau setara Rp 8,6 triliun. Dengan demikian, BRI akan membagikan dviden tunai Rp 34,89 triliun atau Rp 231,22 per saham untuk periode tahun buku 2022. 

 

2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memutuskan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar 60 persen dari laba bersih tahun buku 2022 atau senilai Rp24,7 triliun. Dividen tersebut setara dengan Rp 529,33 per saham.  Sebagaimana diketahui, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih sebesar Rp 41,17 triliun sepanjang 2022. Pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 14 Maret 2023. 

 

 

 

 

2 dari 5 halaman

Dividen BNI-BTN

3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) akan membagikan dividen tunai Rp 7,32 triliun untuk periode tahun buku 2022. Dividen tersebut setara dengan Rp 392,78 per saham.

BNI membagikan dividen sebesar 40 persen dari laba bersih. Angka tersebut meningkat 2,69 kali lipat dari total dividen tahun buku 2021 senilai Rp 2,72 triliun.

Sebagaimana diketahui, hingga 31 Desember 2022, BNI mencatatkan laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 18,31 triliun.

Adapun, pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 15 Maret 2023. 

 

4. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) memutuskan membagikan dividen untuk tahun buku 2022 senilai Rp 609 miliar. Angka tersebut setara dengan Rp 43,39 per saham.

Sebagaimana diketahui, BTN mencatatkan kinerja positif dengan perolehan laba bersih mencapai Rp 3,04 triliun hingga 31 Desember 2022. Selain itu, pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil RUPST pada 16 Maret 2023. 

3 dari 5 halaman

BNI Tebar Dividen Rp 7,32 Triliun, Simak Jadwalnya

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) akan membagikan dividen tunai Rp 7,32 triliun untuk periode tahun buku 2022. Dividen tersebut setara dengan Rp 392,78 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (16/3/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 15 Maret 2023. 

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memutuskan memberikan dividen sebesar 40 persen dari laba bersih atau Rp 7,32 triliun. 

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar menuturkan, pihaknya membagikan dividen sebesar 40 persen dari laba bersih. Angka tersebut meningkat 2,69 kali lipat dari total dividen tahun buku 2021 senilai Rp 2,72 triliun.

"Dengan demikian nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan Rp 392,78 atau lebih tinggi dibanding tahun lalu sebesar Rp 146," kata Royke dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/3/2023).

Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 18,31 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 10,98 triliun serta total ekuitas senilai Rp 140,19 triliun.

Jadwal

  • Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 27 Maret 2023
  • Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 28 Maret 2023 
  • Cum dividen di pasar tunai: 29 Maret 2023 
  • Ex dividen di pasar tunai: 30 Maret 2023
  • Recording date: 29 Maret 2023 
  • Pembayaran dividen: 14 April 2023 
  •  

Sementara itu, dengan memperhitungkan komposisi saham milik Pemerintah yang sebesar 60 persen, maka perseroan akan menyetorkan dividen senilai Rp4,39 triliun ke rekening kas umum negara. 

"Atas kepemilikan 40 persen saham publik senilai Rp 2,92 triliun akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikannya masing-masing," kata dia.

 

4 dari 5 halaman

Kinerja BNI

Sedangkan sebesar 60 persen dari laba bersih perseroan atau senilai Rp10,98 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI ke depan. 

Perseroan tetap optimistis dapat membukukan pertumbuhan kinerja positif seiring dengan agenda transformasi yang masih berjalan pada 2023.  

Dia bilang, kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 40 persen pada tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan perseroan yang terus membaik dengan capaian laba Rp18,3 triliun pada 2022.   

BNI juga mampu mengelola rasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 19,3 persen pada Desember 2022, sehingga kami memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar.   

Dengan meningkatnya nilai dividen per lembar saham tahun ini menjadi Rp 392,78, diharapkan dapat memberikan dividen yield yang optimal kepada share holder.

 

 

5 dari 5 halaman

Yakin Kinerja ke Depan

Royke menuturkan perseroan optimistis dalam meningkatkan kinerja secara berkelanjutan. Secara umum, 2023 diprediksi sebagai tahun yang penuh tantangan dengan masih berlanjutnya isu geopolitik, perlambatan ekonomi dan tekanan inflasi secara global.

Inflasi pun diperkirakan melandai ke 3,8 persen setelah meredanya dampak kenaikan harga BBM ke inflasi konsumen. Stabilnya ekonomi domestik ini tentunya akan menjadi katalis pertumbuhan bisnis yang sehat bagi perbankan.   

"Dengan mempertimbangkan prospek dan potensi bisnis serta kondisi makro ekonomi, perseroan tetap optimis pertumbuhan kinerja akan positif seiring dengan agenda transformasi yang masih berjalan di 2023,” imbuhnya.