Sukses

Meneropong Prospek Saham Perbankan di Tengah Krisis Bank Global

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis mengatakan,sejumlah sentimen yang membayangi saham perbankan, terutama harga komoditas. Namun, saham perbankan memiliki prospek positif di tengah krisis perbankan global.

Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham perbankan Indonesia diyakini masih memiliki prospek positif di tengah krisis perbankan global.

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menuturkan, saham-saham perbankan masih memiliki prospek positif. Ini mengingat kinerja emiten perbankan mengalami pertumbuhan. 

"Prospek saham perbankan masih positif hal ini dikarenakan kinerja emiten perbankan yang meningkat, terlebih data loan growth indonesia masih meningkat 10,64 persen year on year yang mengindikasikan adanya masih adanya pertumbuhan kredit di perbankan," kata Abdul kepada Liputan6.com, Senin (20/3/2023).

Dia bilang, terdapat sejumlah sentimen yang membayangi saham perbankan, salah satunya turunnya harga komoditas. 

"Sentimen yang membayangi yaitu mulai menurunnya harga komoditas bisa menjadi pertumbuhan kredit tumbuh melambat, dan sentimen global juga masih menjadi pengaruh pergerakan saham perbankan," kata dia.

Lantas, bagi investor yang ingin mengoleksi saham perbankan, Abdul merekomendasikan trading buy saham BBRI yang memiliki potensi kenaikan harga dalam beberapa waktu ke depan. 

"Kami merekomendasikan trading buy BBRI dengan potensi upside 10-15 persen," ujar dia.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini mengalami penurunan dan menyentuh level 6.500. Sejumlah analis pun memberikan pandangan terhadap prospek IHSG dalam beberapa waktu mendatang.

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis meyakni IHSG masih memiliki potensi untuk menguat. Lantaran, didukung oleh potensi pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun ini

"Laporan keuangan emiten yang tumbuh positif, serta pembagian dividen dari emiten yang meningkat," kata Abdul kepada Liputan6.com, Jumat, 17 Maret 2023.

Menurut ia, pergerakan IHSG masih dibebani dengan adanya sentimen dari global yang mana hal ini mempengaruhi psikologis dari pelaku pasar.

Dengan demikian, IHSG masih berpotensi untuk menguat pada kuartal II 2023. Akan tetapi, perlu di waspadai dari sentimen global.

2 dari 5 halaman

Sektor Saham Pilihan

Sementara itu, saham-saham sektor konsumer dan ritel bisa dicermati oleh para investor. Ini mengingat kedua sektor tersebut bakal terpengaruh oleh momentum Ramadan dan Hari Raya Lebaran pada kuartal II tahun ini.

Bagi investor, Abdul merekomendasikan saham MAPI, MYOR dan BIRD untuk dipertimbangkan. "Sahan MAPI, MYOR, dan BIRD bisa dicermati dengan potensi upside 10-15 persen," kata dia.

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menuturkan, dalam jangka pendek tampaknya IHSG akan bergerak di kisaran 6.600-6.700. 

"Sentimen terutama masih dipengaruhi kekhawatiran akan pasar keuangan global karena perbankan AS pada kuartal II 2023 seharusnya akan lebih optimis karena dari dalam negeri sendiri ada musim Lebaran, di mana aktivitas ekonomi tentu akan meningkat," kata Jono.

Jono bilang, terdapat sektor saham yang masih tangguh, seperti ritel dan logistik. Untuk rekomendasi sahamnya, Jono memilih saham AMRT, MAPI, dan ASSA. "Saham yang bisa diperhatikan terkait ritel dan logistik, seperti AMRT, MAPI, dan ASSA," tandasnya.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 5 halaman

UBS Setuju Sepakat Beli Credit Suisse

Sebelumnya, UBS setuju membeli saingannya Credit Suisse dalam kesepakatan yang didukung pemerintah. Pengumuman Minggu malam, 19 Maret 2023 datang setelah pembicaraan darurat selama akhir pekan di Swiss antara dua bank dan regulator keuangan negara tersebut.

Dikutip dari BBC, Senin (20/3/2023), The Swiss National Bank atau bank sentral Swiss mengatakan, kesepakatan itu cara terbaik untuk memulihkan kepercayaan pasar keuangan dan mengelola risiko ekonomi.

Sementara itu, Bank of England mengatakan, pihaknya menyambut baik "serangkaian tindakan komprehensif”. Pemegang saham Credit Suisse kehilangan hak suara atas kesepakatan itu dan akan menerima satu saham di UBS untuk setiap 22,48 saham yang dimiliki. Nilai akuisisi sekitar 3 miliar Swiss francs atau sekitar USD 3,25 miliar atau sekitar Rp 49,98 triliun (asumsi kurs 15.378 per dolar AS). Diperkirakan kesepakatan dapat diselesaikan pada akhir 2023.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 17 Maret 2023, valuasi Credit Suisse sekitar USD 8 miliar. Akan tetapi, kesepakatan itu telah mencapai apa yang diatur oleh regulator-mengamankan hasil sebelum pasar keuangan dibuka pada Senin, 20 Maret 2023.

Dalam pernyataan bank sentral Swiss mengatakan, “solusi telah ditemukan untuk mengamankan stabilitas keuangan dan melindungi ekonomi Swiss dalam situasi yang luar biasa saat ini”.

Pemerintah federal mengatakan untuk kurangi risiko apa pun bagi UBS, mereka akan memberikan jaminan terhadap potensi kerugian senilai USD 9,6 miliar atau sekitar Rp 147,63 triliun.

Bank sentral Swiss juga telah menawarkan bantuan likuiditas hingga USD 110 miliar atau sekitar Rp 1.690 triliun. Lembaga keuangan global dengan cepat memuji kesepakatan itu. Bank of England mengatakan, pihaknya menyambut baik “serangkaian tindakan komprehensif” yang ditetapkan oleh otoritas Swiss.

"Kami telah terlibat erat dengan mitra internasional selama persiapan pengumuman hari ini dan akan terus mendukung pelaksanaannya,”

Dikatakan sistem perbankan Inggris dimodali dan didanai dengan baik, tetap aman dan sehat.

4 dari 5 halaman

Regulator Keuangan Global Sambut Baik

Departemen Keuangan Inggris juga mengatakan pihaknya menyambut baik merger itu dan pemerintah Inggris akan terus terlibat dengan Financial Conduct Authority (FCA) dan Bank of England “seperti biasa”.

FCA mengatakan, pihaknya ingin menyetujui pengambilalihan untuk mendukung stabilitas keuangan karena UBS dan Credit Suisse beroperasi di London. “FCA terus berhubungan erat dengan Inggris dan mitra regulator internasional untuk memantau perkembangan pasar,” kata pengawas itu.

Sementara itu, Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde menuturkan, pihaknya menyambut “tindakan cepat” dari otoritas Swiss. “Mereka berperan penting untuk memulihkan kondisi pasar yang teratur dan memastikan stabilitas keuangan. Sektor perbankan kawasan euro tangguh dengan posisi modal dan likuiditas yang kuat,” ujar Lagarde.

Di sisi lain, Menteri Keuangan Janet Yellen dan ketua the Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, pengumuman oleh otoritas Swiss mendukung “stabilitas keuangan”. “Posisi modal dan likuiditas sistem perbankan AS kuat dan sistem keuangan AS tangguh,” kata mereka.

5 dari 5 halaman

Aset yang Bagus

Chairman UBS Colm Kelleher menuturkan, Credit Suisse adalah aset yang sangat bagus yang ingin dipertahankan. “Akuisisi ini menarik bagi pemegang saham UBS tetapi mari kita perjelas, sejauh menyangkut Credit Suisse, ini adalah penyelamatan darurat,” ia menambahkan.

Kelleher mengatakan, UBS akan menjalankan bagian perbankan investasi dari Credit Suisse. Ia menuturkan, “terlalu dini” untuk mengatakan apa yang akan terjadi tentang pekerjaan.

"Kita perlu melakukan ini dengan cara yang rasional dan bijaksana, ketika kita telah duduk dan menganalisis apa yang perlu kita lakukan,” ujar dia.

Adapun kesepakatan akhir pekan datang setelah bantuan darurat senilai USD 54 miliat dari bank sentral Swiss gagal meyakinkan pasar dan saham Credit Suisse anjlok 24 persen mendorong aksi jual saham di pasar Eropa. Bank berusia 167 tahun itu merugi dan hadapi serangkaian masalah dalam beberapa tahun terakhir, termasuk tuduhan pencucian uang.