Liputan6.com, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) optimistis berada di jalur yang tepat untuk mencatatkan nilai positif EBITDA yang disesuaikan pada akhir tahun.
Perseroan menetapkan pedoman EBITDA Grup yang disesuaikan untuk tahun buku 2023 dalam rentang -Rp 5,3 triliun sampai dengan -Rp 4,6 triliun. Keyakinan perseroan didorong dengan perkiraan pengurangan cash burn tahunan sebesar 60-65 persen di tahun 2023. EBITDA yang disesuaikan secara Grup pada kuartal IV 2022 adalah sebesar Rp -3,1 triliun atau -1,9 persen dari GTV, yaitu perbaikan sebesar 52 persen dari tahun sebelumnya dan 15 persen dari kuartal sebelumnya.
Baca Juga
"Selama dua bulan pertama tahun 2023, kami melihat pertumbuhan yang lebih pesat. Hal ini menegaskan kami berada di jalur yang tepat untuk mencatatkan nilai positif EBITDA yang disesuaikan pada kuartal IV 2023. Meski demikian, kami akan terus mempertahankan langkah percepatan hingga tercapainya tujuan tersebut,” kata Direktur Utama Grup GoTo, Andre Soelistyo dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (21/3/2023).
Advertisement
Sepanjang 2022, perseroan berhasil mengukuhkan pendapatan bersih Rp 11,3 triliun. Pendapatan ini naik 120 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 5,2 triliun. Sayangnya, GoTo Gojek Tokopedia justru mencatatkan rugi bersih Rp 40 triliun, naik dibandingkan tahun sebelumnya di mana perseroan mencatatkan rugi bersih Rp 25,9 triliun.
Hal ini karena beberapa aspek non kas maupun peristiwa yang hanya dilakukan satu kali, yang tidak mencerminkan kinerja bisnis inti Perseroan.
Aspek-aspek tersebut mencakup penurunan nilai goodwill (goodwill impairment) sebesar Rp 11 triliun terkait dengan penggabungan Gojek dan Tokopedia, investasi di JD, serta peningkatan beban kompensasi berbasis saham, dikarenakan adanya penyesuaian asumsi masa kerja karyawan, serta beban restrukturisasi.
Dengan mengesampingkan beban tersebut, rugi bersih kuartal keempat 2022 adalah sekitar Rp 6,5 triliun, dengan perbaikan 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan 3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Gerak Saham GOTO
Setelah sempat terkoreksi usai mengumumkan kinerja tahun buku 2022. Saham GOTO terpantau mulai menghijau pada perdagangan hari ini, Selasa 21 Maret 2023. Jelang penutupan, saham GOTO terpantau naik 0,93 persen ke posisi 109. Merujuk data RTI, saham GOTO dibuka pada posisi 105 dan bergerak pada rentang 103—111.
Frekuensi perdagangan hingga berita ini ditulis tercatat sebanyak 29.813 kali dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 4,17 juta lembar senilai Rp 444,31 miliar. Dalam sepekan, harga saham GOTO terkoreksi 9,92 persen, sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), harga saham GOTO masuk tercatat naik 19,78 persen.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 21 Maret 2023, saham GOTO bertambah 1,85 persen ke posisi Rp 110 per saham. Saham GOTO dibuka turun tiga poin ke posisi Rp 105 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 111 dan terendah Rp 103 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 31.059 kali. Volume perdagangan saham 49.308.872 saham. Nilai transaksi Rp 525,6 miliar.
Advertisement
GOTO Catatkan Rugi Bersih Rp 40,4 Triliun pada 2022, Ini Penyebabnya
Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kinerja indikatif tahunan dan kuartal keempat 2022. Tercatat, perusahaan masih mengalami rugi bersih mencapai Rp 40,4 triliun di akhir 2022. Angka ini naik dari tahun 2021 sebesar Rp 25,9 triliun (secara proforma). Sementara rugi bersih di kuartal keempat 2022 sekitar Rp 19,5 trilliun, meningkat dari Rp 10,2 triliun di kuartal keempat 2021.
Penyebab kerugian GOTO dikatakan dikarenakan beberapa aspek non kas maupun peristiwa yang hanya dilakukan satu kali, yang tidak mencerminkan kinerja bisnis inti Perseroan. Aspek-aspek tersebut mencakup penurunan nilai goodwill (goodwill impairment) sebesar Rp 11 triliun terkait dengan penggabungan Gojek dan Tokopedia, investasi di JD.
Serta peningkatan beban kompensasi berbasis saham, dikarenakan adanya penyesuaian asumsi masa kerja karyawan, serta beban restrukturisasi. Dengan mengesampingkan beban tersebut, rugi bersih kuartal keempat 2022 adalah sekitar Rp 6,5 triliun, dengan perbaikan 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan 3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Adapun EBITDA yang disesuaikan tumbuh sebesar 52 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 3,1 triliun di kuartal keempat, yang menandai peningkatan empat kuartal secara berturut-turut didorong oleh kinerja yang solid dari unit bisnis On-Demand Services. Pendapatan bruto pada kuartal keempat 2022 tumbuh 19 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 6,3 triliun.
“Peningkatan kinerja kami di kuartal keempat menegaskan kemajuan pesat dalam percepatan langkah menuju profitabilitas. Dengan mempertajam fokus untuk mendorong monetisasi bagi pelanggan setia, pertumbuhan pendapatan tetap tercapai di tengah implementasi strategi pengurangan insentif serta pemasaran produk," ujar Direktur Utama Grup GoTo, Andre Soelistyo dalam keterangannya, Senin (20/3/2023).
Fokus GOTO
Langkah tersebut, beserta kedisiplinan dalam pengelolaan beban dan pendekatan layanan yang terukur, merupakan pendorong percepatan profitabilitas Perseroan. Seiring dengan pertumbuhan jangka pendek yang kemungkinan melandai.
"Saat ini fokus kami adalah membangun infrastruktur layanan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka panjang," jelasnya.
Selama dua bulan pertama tahun 2023 dikatakan perusahan melihat pertumbuhan yang lebih pesat. Hal ini menegaskan berada di jalur yang tepat, untuk mencatatkan nilai positif EBITDA yang disesuaikan pada kuartal keempat 2023. Meski demikian, dijelaskan perusahaan akan terus mempertahankan langkah percepatan hingga tercapainya tujuan tersebut.”
Grup GoTo terus melaksanakan strategi optimisasi beban di seluruh kegiatan bisnis sepanjang kuartal keempat. Pertumbuhan monetisasi, seiring dengan efisiensi insentif dan promosi, mendorong perbaikan margin kontribusi Grup kuartal empat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 254 bps, dan mencapai -0,4 persen dari keseluruhan nilai transaksi bruto (GTV).
GTV juga tumbuh 18 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp162 triliun. Lebih lanjut, unit bisnis On-Demand Services mencatatkan margin kontribusi positif untuk kuartal keempat 2022, satu kuartal lebih cepat dari pedoman kinerja.
Advertisement