Liputan6.com, Jakarta - Orang terkaya RI sekaligus menjabat sebagai Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Dato' Dr Low Tuck Kwong membeli 516.000 saham BYAN pada 21 Maret 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (21/3/2023), Low Tuck Kwong membeli 516.000 lembar saham BYAN dengan harga pelaksanaan Rp 19.210,95 per saham pada 21 Maret 2023. Dengan demikian, nilai transaksi pembelian saham tersebut merogoh kocek Rp 4,14 miliar.
Baca Juga
"Tujuan dari transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung," tulis Low Tuck Kwong, ditulis Rabu (22/3/2023).
Advertisement
Dengan transaksi pembelian saham itu, Low Tuck Kwong memiliki saham 20.325.661.770 atau setara 60,98 persen. Sebelumnya, ia memiliki 20.325.145.770 saham atau 60,98 persen saham BYAN.
Sebelumnya, orang terkaya RI sekaligus menjabat sebagai Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Dato' Dr Low Tuck Kwong membeli 587.100 saham BYAN secara bertahap.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu, 15 Maret 2023 , Low Tuck Kwong membeli 587.100 lembar saham BYAN dengan harga pelaksanaan Rp 18.640,84 per saham pada 8-14 Maret 2023. Dengan demikian, nilai transaksi pembelian saham tersebut merogoh kocek Rp 10,94 miliar.
"Tujuan dari transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung," tulis Low Tuck Kwong, Selasa, 14 Maret 2023.
Dengan transaksi pembelian saham Bayan Resources, Low Tuck Kwong memiliki saham 20.325.145.770 atau setara 60,98 persen. Sebelumnya, ia memiliki 20.324.558.670 saham atau 60,97 persen saham BYAN.
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mengumumkan kinerja keuangan hingga akhir 2022. Perseroan membukukan pendapatan USD 4,70 miliar atau Rp 72,70 triliun (asumsi kurs Rp 15.458 per dolar AS) naik 64,91 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya USD 2,85 miliar.
Hingga akhir 2022, Bayan Resources mengantongi laba bersih sebesar USD 2,17 miliar atau Rp 33,67 triliun. Laba bersih perseroan meningkat 79,33 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 1,21 miliar.
Mengutip laporan keuangan Bayan Resources, Jumat (10/3/023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai USD 1,54 atau meningkat 40 persen dari realisasi sebelumnya sebesar USD 1,10 miliar.
Dengan demikian, laba bruto Bayan Resources melesat 81,60 persen menjadi USD 3,16 miliar pada 2022 dari USD 1,74 miliar pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan 82,53 persen menjadi USD 2,30 miliar pada 2022 dari tahun sebelumnya USD 1,26 miliar.
Sementara itu, aset perseroan senilai USD 3,94 miliar hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar USD 2,43 miliar. Kemudian, liabilitas BYAN USD 1,95 miliar hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 570,80 juta.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar USD 1,99 miliar hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu USD 1,86 miliar.
Advertisement
Prediksi Harga Batu Bara
Sebelumnya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) memandang optimistis pada prospek batu bara tahun ini, Pandangan Ini disampaikan di tengah tren harga batu bara yang mulai landai tetapi relatif stabil dibandingkan tahun lalu yang sempat mencapai USD 400 per ton.
"Komoditi batu bara ada siklusnya naik turun, kuncinya adalah bagaimana menjaga ongkos produksi yang rendah. Sehingga apabila terjadi penurunan volatilitas maka berpengaruh ke revenue tapi dapat di manage dari waktu ke waktu,” kata Direktur PT Bayan Resources Tbk, Alexander Ery Wibowo dalam CNBC Economic Outlook, ditulis Rabu (1/3/2023).
Dia menyebutkan, harga batu bara newcastle tahun ini diperkirakan berkisar USD 250–300 per ton dengan asumsi kondisi pasar normal atau tidak ada anomali yang sebabkan volatilitas harga kembali tinggi. Di sisi lain, Alex mengatakan permintaan batu bara akan meningkat, didukung pembukaan ekonomi China.
"Pasarnya batu bara Indonesia adalah China, kemudian negara Asean dan luar Asean seperti Bangladesh dan India.Khusus untuk reopening China, saya pikir ada impact tapi tidak terlalu besar. Artinya (kenaikan) 2022 karena ada anomali tertentu tapi trennya naik. Tapi (tahun ini) kami harap trennya tidak naik secara volatile, tapi secara perlahan jadi lebih sehat bagi buyers maupun produsen,” imbuh Alex.