Sukses

Mengenal Iwan Setiawan Lukminto, Penerus Sritex yang Sempat Masuk Jajaran 50 Orang Terkaya Indonesia

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) merombak susunan pengurus baik direksi dan komisaris. Iwan Setiawan Lukminto kini menjabat sebagai Komisaris Utama, sedangkan sang adik Iwan Kurniawan Lukminto sebagai Direktur Utama.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tbk (RUPSLB) PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau disebut Sritex merombak susunan pengurus baik direksi dan komisaris pada Jumat, 17 Maret 2023. Namun, ada sejumlah nama lama yang masuk susunan pengurus terbaru Sritex meski tukar posisi.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (24/3/2023), Iwan Setiawan Lukminto yang sebelum menjadi Direktur Utama Sritex kini menjadi Komisaris Utama Sritex. Sementara itu, Iwan Kurniawan Lukminto kini menjadi Direktur Utama Sritex dari sebelumnya Wakil Direktur Utama.

Selain itu, Megawati juga tetap menjadi Komisaris Sritex. Selain itu, Karunakaran Ramamoorthy kini menjadi Direktur Bisnis Benang dan Mira Christina Setiady menjadi sebagai Direktur Operasional.

Adapun Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto merupakan putra dari pendiri Sritex H.M Lukminto. Mengutip laman Sritex, Iwan Setiawan Lukminto lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 24 Juni 1975. Ia mendapatkan gelar Bachelor’s Degree in Business Administration dari Suffolk University, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat pada 1997. Iwan Setiawan Lukminto bergabung di perusahaan sebagai asisten direktur sejak 1997 dan menjabat sebagai wakil direktur utama sejak 1999. Ia menjabat sebagai direktur utama sejak 2006 hingga Maret 2023.

Berdasarkan data Forbes, Iwan Setiawan Lukminto sempat masuk jajaran 50 orang terkaya di Indonesia pada 2020. Ia berada di urutan ke-49. Saat itu, nilai kekayaannya diperkirakan sekitar USD 515 juta atau sekitar Rp 7,81 triliun (asumsi kurs Rp 15.174 per dolar AS). Kemudian pada 2021, ia terdepat dari jajaran 50 orang terkaya di Indonesia.

 

2 dari 3 halaman

Pesan dari Sang Ayah kepada Iwan Setiawan Lukminto

Mengutip dari tayangan Youtube Sritex, dari Solo untuk dunia, Iwan menceritakan, kalau dikenalkan di bisnis tekstil sejak usia lima tahun. Iwan mengaku awalnya diajak, diperkenalkan pegawai, produk hingga kerja kerja, kemudian dilibatkan dalam membuat keputusan. “Decision making mulai 9 tahun ke atas,” ujar dia.

Selain itu, ia menceritakan bagaimana sang ayah H.M Lukminto memberikan pesan sederhana kepada dirinya yaitu kerja yang baik saja.

“Jadi pesan ayah saya itu, pesan simpel kerja yang baik saja. Kerja yang baik itu rupanya luas. Yang baik yang harus terbaik rupanya,” ujar dia.

Ia menambahkan, kerja yang baik itu sebagai motivasi untuk dirinya sendiri. Ada tiga hal yang ia sampaikan mengenai kerja yang baik itu sebagai generasi yang muda yaitu, teach me you will forget, show me you may remember, involve me you will understand. "Involve itu sangat penting, mulai (dari-red) kecil, remaja dan dewasa, itu sangat penting, sebagai orangtua pada waktu itu melibatkan,” tutur dia.

Profil Iwan Kurniawan Lukminto

Sementara itu, sang adik, Iwan Kurniawan Lukminto lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 22 Januari 1983. Iwan Kurniawan Lukminto memperoleh gelar Bachleor’s degree of Business Administration dari Johnson& Wales University, Providence, Rhode Island, Amerika Serikat pada 2005. Ia bergabung dengan perusahaan sebagai direktur pada 2005. Kemudian ia menjabat sebagai wakil direktur utama sejak 2012 hingga kini.

3 dari 3 halaman

Profil Sritex

Perusahaan tekstil ter-integrasi terbesar di Asia Tenggara  yang terdiri dari empat jenis produksi benang, kain mentah, kain jadi dan pakaian jadi yang berlokasi di Jawa Tengah, Indonesia. Sritex didirikan oleh keluarga Lukminto pada 1966 yang berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia. Perusahaan ini bermulai dari perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo pada 1966. Kemudian pada 1968 membuka pabrik cetak pertama yang hasilkan kain putih dan berwarna di Solo.

Sritex pun terdaftar dalam Kementerian Perdagangan sebagai perseroan terbatas. Perseroan pun mendirikan pabrik tenun pertama pada 1982. 10 tahun kemudian tepatnya pada 1992, perseroan memperluas pabrik dengan empat lini produksi antara lain pemintalan, penenunan, sentuhan akhir dan busana dalam satu atap.

Perseroan makin ekspansi. Bahkan pada 1994, perseroan menjadi produsen seragam militer untuk NATO dan tentara Jerman. Pada 2013, PT Sri Rejeki Isman Tbk terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham SRIL.

Selain bisnis tekstil, bisnis lain yang dimiliki keluarga Lukminto yaitu perhotelan. Grup ini memiliki 10 hotel di Solo, Yogyakarta, dan Bali termasuk di Holiday Inn Express. Grup juga memiliki perusahaan kertas Sriwhana Adityakarta yang mencatatkan saham perdana di BEI pada Juni 2018.