Liputan6.com, Jakarta - PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) berencana melanjutkan pembelian kembali saham (buyback) atas saham-saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan dan tercatat pada PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Aksi ini merupakan perpanjangan dari rencana pembelian kembali saham (buyback) yang dilakukan perseroan antara 1 November 2022 sampai dengan 31 Januari 2023.
Baca Juga
Jumlah saham perseroan yang akan dibeli kembali adalah sebanyak-banyaknya 0,2 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor dalam Perseroan atau sebanyak- banyaknya 5 juta lembar saham.
Advertisement
"Biaya yang akan dikeluarkan atas pelaksanaan pembelian kembali saham sebanyak- banyaknya Rp 6,8 miliar, termasuk biaya-biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya sehubungan dengan pembelian kembali saham,” tulis Sekretaris Perusahaan Ashmore Asset Management Indonesia, Lydia Toisuta dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (24/3/2023).
Periode pembelian kembali saham akan berlangsung sejak hari ini, 24 Maret 2023 dan akan berakhir pada 24 Juni 2023. Pelaksanaan pembelian kembali saham diperkirakan akan berdampak minimal terhadap kegiatan usaha, operasional, dan pertumbuhan Perseroan karena dana yang dialokasikan untuk pembelian kembali saham tidak material dan dengan demikian akan berdampak minimal terhadap persyaratan modal kerja Perseroan.
Pada perdagangan hari ini, saham AMOR ditutup stagnan pada posisi 1.070. melansir data RTI, frekuensi perdagangan sebanyak 3 kali dengan volume saham ditransaksikan sebanyak 1 ribu lembar senilai Rp 1,07 juta.Dalam sepekan, harga saham AMOR naik 0,94 persen. Dalam satu tahun terakhir, harga saham AMOR turun 34,56 persen.
Ashmore Asset Management Tebar Dividen Interim Rp 16 per Saham, Catat Jadwalnya
Sebelumnya, PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) akan bagikan dividen interim 2023. Nilai dividen interim yang dibagikan Rp 35,4 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (30/1/2023), pembagian dividen interim 2023 itu setara sebesar Rp 16 per saham. Dengan demikian, nilai dividen interim yang diberikan sekitar Rp 35,4 miliar.
Ashmore Asset Management Indonesia memutuskan membagikan dividen interim 2023 berdasarkan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 25 Januari 2023.
Selain itu, pembagian dividen interim mempertimbangkan data keuangan per 31 Desember 2022. Perseroan mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 46,36 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunannya sebesar Rp 50,62 miliar dan total ekuitas sebesar Rp 280,47 miliar.
Berikut jadwal pembagian dividen:
-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 6 Februari 2023
-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 7 Februari 2023
-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 8 Februari 2023
-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 9 Februari 2023
-Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 8 Februari 2023 pukul 16.000.
-Tanggal pembayaran dividen pada 24 Februari 2023
Advertisement
Bakal Luncurkan Produk Baru
Sebelumnya, salah satu upaya diversifikasi investasi, PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) berencana menerbitkan sejumlah produk baru.
Melihat siklus ekonomi saat ini, Direktur Ashmore Asset Management Indonesia Steven Satya Yudha mengatakan perusahaan perlu berinovasi termasuk dalam penerbitan produk baru.
"Kami memiliki beberapa target produk baru dalam 1–2 tahun ke depan. Di antaranya investasi yang berbasis sektor riil yang selama ini kami melihat secara penetrasi masih rendah di pasar namun kami melihat minat yang tinggi karena kami percaya bahwa investasi berbasis sektor riil ini bisa jadi jangkar dari dana kelolaan 1–2 tahun ke depan,” kata Steve dalam paparan publik, ditulis Rabu (19/10/2022).
Selain itu, perusahaan memiliki rencana untuk menerbitkan reksa dana campuran yang lebih aktif dengan menggunakan pendekatan target return. Ashmore percaya, produk ini akan menarik dan diminati pasar dalam siklus yang penuh dengan tantangan seperti saat ini.
Tak hanya itu, Ashmore juga berencana menerbitkan produk berbasis offshore sharia. "Secara timing kami akan memantau dan menyesuaikan kondisi pasar saat ini karena kami melihat peluang untuk investasi di efek luar negeri saat ini sudah terbuka cukup baik dengan valuasi yang mulai menarik dan bisa berikan potensi imbal hasil yang tinggi dalam waktu 1–2 tahun ke depan,” ujar dia.
Himpun Rp 1,5 Triliun dari 4 Produk Baru
Sebelumnya, PT Ashmore Asset Management Indonesia meluncurkan empat produk baru untuk periode kuartal I yang berakhir 30 September 2022. Selama kuartalan tersebut, Ashmore meluncurkan empat produk baru antara lain satu reksa dana dan tiga kontrak pengelolaan dana (KPD).
Perseroan menghimpun dana Rp 1,5 triliun atau setara USD 100 juta. Ashmore juga terus memperluas jangkauan produknya untuk diversifikasi dan memberikan pertumbuhan asset under management (AuM) atau dana kelolaan untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham.
Pada kuartal ini, perseroan meluncurkan reksa dana syariah pasar uang pertamanya, Ashmore Dana Pasar Uang Syriah (ADPUS) yang tersedia melalui aplikasi bMoney, kemitraan strategis perusahaan dengan Bukalapak.
Setelah peluncuran aplikasi bMoney pada Juni 2021, BID telah menarik 680.000 pengguna dan meningkatkan dana kelolaan menjadi Rp 1,4 triliun (USD 91 juta) pada 30 September 2022. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (14/10/2022).
Di sisi lain, dalam periode tiga bulan terakhir, dana kelolaan turun Rp 1 triliun atau setara USD 68 juta yang didorong oleh keluarnya dana investasi Rp 2 triliun atau setara USD 131 juta dan diimbangi oleh kenaikan kinerja investasi Rp 1 triliun atau USD 66 juta.
Perseroan membukukan dana kelolaan Rp 33,4 triliun hingga Juni 2022. Estimasi dana kelolaan September 2022 sebesar Rp 32,4 triliun. Rincian dana kelolaan hingga Juni 2022 antara lain reksa dana pendapatan tetap Rp 8,8 triliun, saham sebesar Rp 24,4 triliun, dan lainnya Rp 0,2 triliun. Sementara itu, estimasi per 30 September 2022 antara lain reksa dana pendapatan tetap sebesar Rp 8,3 triliun, saham sebesar Rp 23,9 triliun dan lainnya Rp 0,2 triliun.
Adapun tingkat inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga dan kekhawatiran resesi global telah mempengaruhi perilaku investasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Namun demikian, pada triwulan yang berakhir September 2022, pasar saham Indonesia tetap menjadi salah satu dengan kinerja terbaik secara global dan reksa dana saham utama Ashmore. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 3,33 persen. Pertumbuhan kinerja IHSG ini lebih tinggi dibandingkan MSCI World yang turun 5,6 persen.
Advertisement
Volatilitas Pasar Meningkat
Ashmore membukukan kinerja lebih baik dari pada indeks acuan pada kuartal ini karena kinerja yang relatif lebih baik dan dengan latar belakang nasabah yang lebih menghindari risiko mendorong pengambilan untung dari nasabah sepanjang periode ini.
Reksa dana pendapatan tetap melemah karena kenaikan imbal hasil dan ekspektasi suku bunga yang masuk naik, mendorong rotasi keluar dari tema investasi tersebut dan kinerja reksa dana berbasis utang Ashmore membukukan kinerja di bawah acuannya pada triwulan ini.
Presiden Direktur Ashmore Asset Management Indonesia, Ronaldus Gandahusada menuturkan, volatilitas pasar meningkat menjelang akhir triwulan ini dan kemungkinan akan tetap tinggi dalam waktu dekat.
“Seperti yang telah kita lihat di siklus sebelumnya, dislokasi harga yang biasanya terjadi di situasi seperti ini memberikan peluang signifikan bagi Ashmore sebagai manajemen asset aktif yang memperoleh aset dengan fundamental yang kuat dengan valuasi yang sangat menarik, sehingga mendukung hasil kinerja jangka panjang,” ujar dia.