Liputan6.com, Jakarta - PT Petrosea Tbk (PTRO) mendapatkan fasilitas pinjaman berjangka senilai Rp 2,84 triliun. Pinjaman tersebut terdiri dalam dua mata uang, yakni dalam dolar AS senilai USD 91,5 juta atau setara Rp 1,39 triliun (kurs Rp 15.196,55) dan sisanya Rp 1,45 triliun dalam mata uang Rupiah.
Sekretaris Perusahaan PT Petrosea Tbk, Anto Broto menjelaskan, pada 21 Maret 2023, perseroan telah menandatangani suatu perjanjian fasilitas kredit (Senior Secured Term Loan Facility Agreement) dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) selaku Mandatory Lead Arranger & Bookrunner dengan tenor 60 bulan.
Baca Juga
"Senior Secured Term Loan Facility Agreement tersebut terdiri dari komitmen fasilitas pinjaman berjangka dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sejumlah sampai dengan USD 91,5 juta dan dalam mata uang Rupiah sampai dengan Rp 1,45 triliun,” terang Anto dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin (27/3/2023).
Advertisement
Anto menambahkan, fasilitas tersebut akan digunakan untuk mendanai pengembangan usaha melalui akuisisi dan investasi aset tambang serta memperkuat modal kerja Perseroan.
Saham PTRO ditutup naik 8,99 persen ke posisi 4.850 pada perdagangan Jumat, 24 Maret pekan lalu. Dalam sepekan, harga saham PTRO naik 10,23 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham PTRO telah naik 78,97 persen.
Petrosea Dongkrak Belanja Modal 30 Persen pada 2023, Buat Apa Saja?
Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) optimistis menatap bisnisnya pada 2023. Petrosea juga telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun ini yang naik sekitar 30 persen dari USD 137 juta atau sekitar Rp 2,07 triliun (asumsi kurs Rp 15.168) pada 2022.
Dengan demikian, Petrosea menyiapkan belanja modal sekitar USD 178 juta atau Rp 2,69 triliun.
"Untuk mendukung ekspansi bisnis dan strategi diversifikasi, Petrosea mencadangkan anggaran belanja pada 2023 naik sekitar 30 persen dari tahun sebelumnya," kata Presiden Direktur Petrosea, Romi Novan dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (20/1/2023)
Romi Novan mengatakan, sampai dengan akhir tahun lalu, Petrosea berhasil mengantongi kontrak kurang lebih sebesar USD 1,6 miliar atau Rp 24,8 triliun. Hal itu merupakan wujud nyata dari ekspansi bisnis dan strategi diversifikasi untuk menjaga keberlangsungan usaha, termasuk menjadi lebih cost effective dan mencatat profit margin yang lebih tinggi.
Bahkan, pada Desember 2022, Petrosea mencatatkan nilai kapitalisasi pasar tertinggi sebesar Rp 4,38 triliun.
"Petrosea menyambut 2023 dengan penuh optimisme berkat implementasi strategi diversifikasi sebagai pilar kunci perusahaan untuk terus mengembangkan value proposition kepada seluruh pemegang saham dan pemangku kepentigan," kata Komisaris Utama Petrosea, Robert Nitiyudo Wachjo.
Dia menjelaskan, keyakinannya bahwa Petrosea akan semakin tumbuh dan mencatatkan kinerja yang kuat, sejalan dengan strategi repositioning perusahaan menjadi mine owner pada masa mendatang.
Dalam menghadapi tantangan di masa mendatang, pada 2023 Petrosea akan mempercepat berbagai inisiatif change management sebagai wujud implementasi operational excellence dan continuous improvement di seluruh area operasional perusahaan.
Dalam menjalankan usahanya, Petrosea berkomitmen penuh untuk memprioritaskan pelaksanaan tata pengelolaan yang baik (GCG), aspek Environmental, Social & Governance(ESG), serta prinsip keberlanjutan dengan memanfaatkan teknologi digital terkini melalui Minerva Digital Platform yang terbukti dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.
Advertisement
Realisasi Kontrak Baru
Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) berhasil mengantongi kontrak senilai USD 1,6 miliar atau setara dengan Rp 24,8 triliun hingga akhir 2022. Dengan demikian, Petrosea optimistis bisa mengalami pertumbuhan pada 2023.
Bahkan, pada Desember 2022, Petrosea berhasil mencatatkan nilai kapitalisasi pasar tertinggi sebesar Rp 4,38 triliun.
"Petrosea menyambut 2023 dengan penuh optimisme berkat implementasi strategi diversifikasi sebagai pilar kunci perusahaan untuk terus mengembangkan value proposition kepada seluruh pemegang saham dan pemangku kepentigan," kata Komisaris Utama Petrosea, Robert Nitiyudo Wachjo dalam keterangan resminya, Selasa (17/1/2023).
Dia menuturkan, keyakinannya Petrosea akan semakin tumbuh dan mencatatkan kinerja yang kuat, sejalan dengan strategi repositioning perusahaan menjadi mine owner pada masa mendatang.
Sementara itu, Presiden Direktur Petrosea, Romi Novan mengatakan, sampai dengan akhir tahun lalu, Petrosea berhasil mengantongi kontrak kurang lebih sebesar USD 1,6 miliar atau Rp 24,8 triliun.
Strategi Diversifikasi
Hal itu merupakan wujud nyata dari ekspansi bisnis dan strategi diversifikasi untuk menjaga keberlangsungan usaha, termasuk menjadi lebih cost effective dan mencatat profit margin yang lebih tinggi.
"Untuk mendukung ekspansi bisnis dan strategi diversifikasi, Petrosea mencadangkan anggaran belanja pada 2023 naik sekitar 30 persen dari tahun sebelumnya," kata Romi.
Dalam menghadapi tantangan di masa mendatang, pada 2023 Petrosea akan mempercepat berbagai inisiatif change management sebagai wujud implementasi operational excellence dan continuous improvement di seluruh area operasional perusahaan.
Dalam menjalankan usahanya, Petrosea berkomitmen penuh untuk memprioritaskan pelaksanaan tata pengelolaan yang baik (GCG), aspek Environmental, Social & Governance(ESG), serta prinsip keberlanjutan dengan memanfaatkan teknologi digital terkini melalui Minerva Digital Platform yang terbukti dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.
Advertisement