Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement.
Aksi itu akan dilakukan setali dengan konversi utang vendor menjadi saham dan konversi obligasi menjadi OWK. Sebagai informasi nilai konversi utang vendor yakni 1,52 triliun dari 261 vendor. "Paling cepat (konversi rampung) pada triwulan II, paling lambat triwulan III,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Waskita Beton Precast Tbk, Asep Mudzakir dalam konferensi pers dan media gathering, Senin (27/3/2023).
Baca Juga
Waskita Beton Precast berencana melakukan konversi utang vendor menjadi saham dan konversi obligasi menjadi OWK pada Juni 2023. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Asep Mudzakir menjelaskan, konversi itu menyebabkan adanya perubahan kepemilikan saham WSBP.
Advertisement
Namun, perseroan memastikan Waskita Karya Tbk (WSKT) akan tetap menjadi pemegang saham pengendali Berdasarkan kesepakatan homologasi, skema konversi ini dilakukan pada tahun pertama sejak homologasi berkekuatan hukum tetap (inkracht) pada 20 September 2022. Saat ini, perseroan telah melaksanakan kewajiban pertamanya kepada seluruh kreditur.
"Sesuai ketentuan, WSBP telah melaksanakan pembayaran melalui kas pembayaran melalui kas pembayaran utang atau CFADS (cash flow available for debt service) pertama sebesar Rp 75,4 miliar,” imbuh Asep.
Adapun pembayaran yang dilaksanakan yakni, pertama, pembayaran tahap pertama kepada seluruh vendor dengan total Rp 34,5 miliar.
Kemudian pembayaran pada perbankan untuk porsi bunga 2 persen per anum sebesar Rp 37,6 miliar dan pembayaran bunga 2 persen per anum kepada pemegang obligasi dengan total Rp 3,26 miliar. Hal ini menandakan kondisi keuangan WSBP pasca restrukturisasi dalam keadaan sehat. "Pembayaran CFADS berikutnya akan dilakukan pada 25 September 2023,” imbuh Asep.
Waskita Karya Tetap Jadi Pengendali
Sebelumnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) telah mengantongi perjanjian perdamaian atau homologasi dan telah berkekuatan hukum pada 20 September 2022.
Sehubungan dengan itu, perseroan mulai melaksanakan kewajiban kepada kreditur. Selanjutnya perseroan berencana melakukan konversi utang vendor menjadi saham dan konversi obligasi menjadi OWK pada Juni 2023. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Asep Mudzakir menjelaskan, konversi itu menyebabkan adanya perubahan kepemilikan saham WSBP. Namun perseroan memastikan Waskita Karya Tbk (WSKT) akan tetap menjadi pemegang saham pengendali.
"Nanti setelah proses konversi dilakukan, pada tahun pertama setelah vendor dikonversi jadi saham maka kepemilikan Waskita Karya akan terdilusi sekitar 28—33 persen. Dan nanti kalau bond holder sudah konversi menjadi saham, itu akan jadi 16–20 persen,” kata dia dalam konferensi pers dan media gathering, Senin (27/3/2023).
Adapun saat ini Waskita Karya masih memiliki sekitar 60 persen saham WSBP. Lalu publik 33 persen dan saham treasuri 7 persen. Adapun penetapan Waskita Karya sebagai pemegang saham pengendali akan dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) perseroan yang dijadwalkan pada 7 Juni 2023.
“Waskita berkomitmen sebagai pemegang saham pengendali, minimal memberikan akses bagi WSBP dalam rangka perolehan kontrak-kontrak baru. Dan juga dari sisi WSBP kita akan melakukan dalam RUPS mengenai pemberian hak-hak istimewa kepada waskita dalam rangka menjadikan waskita tetap sebagai pemegang saham pengendali,” imbuh Asep.
Advertisement
Waskita Beton Precast Kantongi Kontrak Baru Rp 1,5 Triliun pada 2022
Sebelumnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berhasil membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp1,53 triliun hingga akhir 2022. Perolehan nilai kontrak baru ini berasal dari beberapa proyek baik dari Waskita Group atau pasar internal, maupun proyek BUMN, pemerintah, dan swasta (pasar eksternal).
Director of Engineering & Development Waskita Beton Precast, Bambang Dwi Wijayanto mengatakan, mayoritas perolehan kontrak berasal dari pasar internal sebesar 68 persen dan eksternal 32 persen.
Waskita Beton Precast juga mencatatkan tingkat kemenangan tender sebesar 29 persen dari proses lelang yang diikuti. Berbagai proyek tersebut antara lain proyek Jalan Tol Tebing Tinggi - Serbelawan seksi 4, proyek jasa konstruksi Kampus Universitas Pertahanan Tahap 1, proyek Jalan Tol Kamal - Teluk Naga - Balaraja, dan proyek Jalan Tol Kayu Agung – Palembang - Betung.
"Pada tahun 2022, kami fokus dan selektif dalam mencari proyek yang memiliki sumber pembayaran yang baik dan dengan tingkat risiko yang sesuai untuk WSBP,” ungkap Bambang.
Didukung struktur modal yang baik, Bambang optimis kondisi itu akan mendukung WSBP dalam mengikuti proses tender kontrak baru. Merujuk capaian kontrak baru sepanjang 2022, manajemen optimis pada tahun 2023 kinerja perusahaan akan tumbuh peningkatan dari beberapa lini bisnis precast, readymix ataupun jasa konstruksi.
"Kami menargetkan pertumbuhan kontrak baru di atas 50 persen dari target tahun 2022,” jelas Bambang.Manajemen juga akan fokus menyusun strategi perolehan kontrak baru dengan peningkatan pangsa pasar di luar Waskita Group dan melakukan penjajakan pasar luar negeri khususnya kawasan Asia Tenggara, namun dengan tetap mengutamakan kondisi pendanaan proyek yang sehat.
Capain proyek luar negeri pada 2021-2022 di antaranya adalah proyek jalan dari Tono-Noefefan Bridge menuju Oenuno do Oecusse di Timor Leste sebesar Rp 7 miliar dan pengiriman spun pile ke Shipyard Project di Myanmar sebesar Rp 15 miliar.
"Dengan adanya perolehan kontrak baru dari proyek luar negeri, hal itu membuktikan bahwa WSBP dapat bersaing di pasar internasional,” tutup Bambang.
Suplai Beton Readymix di IKN
Sebelumnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) telah memulai suplai produk perdananya untuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam, Kalimantan Timur sejak akhir Januari 2023. Sebagai perusahaan manufaktur beton precast dan readymix dengan banyak inovasi produk ini, WSBP terpilih dalam menyuplai produk readymix (Mutu Fc 10-Fc 50 dan Fs 45) untuk proyek pembangunan Istana Presiden, pembangunan jalan kerja atau logistik IKN I, dan Lingkar Sepaku Segmen 4.
"Kami merupakan anak perusahaan BUMN Karya yang pertama untuk menyuplai beton readymix di IKN dengan kapasitas 90 meter kubik per jam.Kami menargetkan penyelesaian suplai pada Mei 2023,” kata Direktur PT Waskita Beton Precast Tbk, Sugiharto dalam keterangan resmi, Senin (30/1/2023).
Untuk mendukung target percepatan penyelesaian tersebut, WSBP mengerahkan produksi readymix berkualitas dari Batching Plant (BP) Sepaku dengan volume produksi 4.157 meter kubik dan masih akan terus bertambah.
Hingga saat ini progress suplai readymix untuk proyek pembangunan Istana Presiden, pembangunan jalan kerja/logistik IKN l, dan Lingkar Sepaku Segmen 4 telah dilakukan secara bertahap. Perolehan proyek dari IKN ini menjadi angin segar bagi WSBP untuk membukukan peningkatan perolehan nilai kontrak. Sebab, proyek-proyek di kawasan IKN masuk dalam pipeline target dari perusahaan. Di mana WSBP akan berfokus pada tender proyek infrastruktur dan bangunan gedung.
"WSBP juga menargetkan untuk bisa mengamankan kontrak baru dari proyek-proyek di IKN, khususnya berfokus pada tender proyek infrastruktur dan bangunan gedung,” kata Sugiharto.
Untuk itu WSBP akan melakukan kolaborasi dengan Waskita Karya untuk seluruh proyek di Kawasan IKN, melakukan sinergi dengan partner strategis seperti BUMN Karya lain, memiliki tim untuk persiapan tender-tender proyek IKN, dan persiapan lainnya termasuk perizinan.
Advertisement