Sukses

Profil Avia Avian, Emiten Taipan Hermanto Tanoko yang Seharusnya Debut Sebelum Produsen Air Minum CLEO

PT Avia Avian Tbk (AVIA) , perusahaan cat dan produk kimia lainnya yang catatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kapitalisasi pasar saham Avia Avian tercatat Rp 36,55 triliun pada 27 Maret 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Avia Avian Tbk (AVIA) atau dikenal sebagai Avian Brands adalah sebuah perusahaan cat dan produk-produk kimia Indonesia yang berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur. Avia Avian memiliki berbagai merek, antara lain Avitex (cat tembok), Avian (cat), No Drop (pelapis anti bocor), Lenkote (cat tembok), Giant Mortar (semen instan), Absolute (pelapis atap), dan Avia (bahan pengencer cat).

Perusahaan ini didirikan pada 1 November 1978 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur oleh Tan Tek Swie (Soetikno Tanoko). Bos Tancorp yang membawahi PT Avia Avian Tbk, Hermanto Tanoko mengatakan, perusahaan ini mestinya menjadi entitas pertama Tancorp yang debut di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Namun, hal itu urung lantaran masih banyak petimbangan oleh anggota kelauarga lainnya. Sehingga perusahaan yang pertama diantarkan untuk tercatat di BEI adalah PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), hingga PT Avia Avian Tbk menyusul pada 2021 lalu.

"Jadi pada 2013-2014 itu saya getol bicara dengan keluarga agar Avian jadi perusahaan Tbk (terbuka). Tapi dari keluarga tidak 100 persen mendukung, bahkan banyak yang ngomong kalau ada yang menjual sahamnya, saya saja yang beli ngapain jadi perusahaan Tbk,” kenang Hermanto dalam pemberitaan Liputan6.com sebelumnya, dikutip Selasa (28/3/2023).

Singkat cerita, setelah berusaha keras, pada 2016 Hermanto mendapat restu keluarga untuk membawa Avian go public. Bukannya langsung melantai, Hermanto justru sempat kebingungan lantaran ia mengaku tak cukup paham mengenai perusahaan publik. Dengan berbagai pertimbangan, ia akhirnya menunda IPO Avian dan memilih melakukan ‘uji coba’ IPO pada perusahaan nya yang lain.

“Akhirnya saya putuskan kalau Avian ini pasti prosesnya agak panjang. Karena selain keluarga, juga perusahaannya lebih besar. Jadi saya memilih perusahaan lain yang bisa dijadikan Tbk lebih cepat, dan pilihannya jatuh pada Cleo,” ujar dia.

2 dari 5 halaman

Sejarah Avia Avian

PT Avia Avian didirikan pada 1 November 1979 oleh Soetikno Tanoko. Mulanya, pabrik hanya memproduksi cat kayu dan besi. Lokasi pabrik saat itu berada di Sidoarjo, Jawa Timur. Pada 1981, perusahaan mulai masuk ke segmen cat tembok di bawah merek Avitex.

Pada 1983, generasi kedua dari Soetikno Tanoko mulai terlibat di operasi pabrik cat. Anak tertua, Wijono Tanoko bergabung pada 1983. Sedangkan anak termuda, Hermanto Tanoko bergabung pada 1982.

Pada 1985, PT Avia Avian mengembangkan sayapnya dengan memproduksi cat automotive, termasuk top coats, primers, dan cat spray. Untuk meningkatkan daya saing di pasar, PT avia Avian menyadari perlunya untuk menjadi perusahaan yang terintegrasi secara vertikal. Sehingga pada 1986 perusahaan mulai memproduksi resin dengan membeli tiga reactor dari Korea.

Pada 1987, perusahaan melakukan pembelian lahan seluas 60.000 meter persegi untuk ekspansi fasilitas pabrik dan fasilitas gudang seiring dengan peningkatan penjualan.

Selang beberapa tahun, PT Avia Avian mulai melakukan investasi untuk pembuatan pabrik kaleng metal pada 1992 untuk menyelesaikan kendala di suplai permintaan yang terus meningkat. Untuk memperkuat penetrasi dan penjualan produk di area Indonesia Barat, perusahaan melakukan pembangunan pabrik cat kedua di Serang, BAnten pada 1996.

Pada 2000, generasi ketiga dari Soetikno Tanoko turut membantu di perusahaan. Cucu tertua, Ruslan Tanoko membantu di divisi sales dan marketing. Tahun berikutnya, pada 2021 PT Tirtakencana tatawarna, anak usaha PT Avia Avian dibentuk sebagai perusahaan distribusi. Tugas dari perusahaan ini adalah mengembankan pusat distribusi di banyak lokasi di Indonesia

 

3 dari 5 halaman

Avia Avian Masuk Segmen Cat Pelapis Anti Bocor

Pada 2005, perusahaan masuk ke segmen cat pelapis anti bocor di bawah merek No Drop. Pada tahun yang sama, pusat distribusi sudah mencapai 20 lokasi.

Pada 2009, satu cucu Soetikno Tanoko lainnya turut bergabung untuk membantu perusahaan,. Robert Tanoko mulia terlibat dalam proses operasi di perusahaan. Tahun berikutnya, pada 2010, inovasi berkelanjutan dari perusahaan dilakukan. Segmen premium untuk cat tembok mulai diluncurkan pada tahun ini. Perusahaan mulai melakukan pemasangan mesin tinting untuk memberikan kemudahan ke konsumen agar bis amemilih ribuan warna.

Pada 2011, perusahaan masuk ke segmen instan. Pembangunan pabrik semen instan tuntas juga rampung pada tahun yang sama dan pemasaran produk dilakukan di bawah merek Giant Mortar. Pada 2012, PT Tirtakencana Tatawarna terus menambah pusat distribusinya yang saat itu mencapai 55 lokasi.

Pada 2014, perusahaan menambah kapasitas produksi sebanyak 80 ribu metrik ton untuk cat tembok dan cat pelapis anti bocor.

Pada 2016, perseroan melakukan pembelian tanah seluas 12 hektar di Cirebon, Jawa Barat untuk pembangunan pabrik ketiga. pada tahun tersebut, pusat distribusi mencapai 62 lokasi. Seiring dengan meningkatnya permintaan produk, perseroan menambah 50 ribu metrik ton kapasitas produksi pada 2017.

 

4 dari 5 halaman

Avia Avian Tercatat di BEI

Pada 2018, PT Tirtakencana Tatawarna berhasil mencapai 78 lokasi untuk pusat distribusinya. Pada 2019, produk terbaru dari perseroan, Avitex One Coat berhasil mendapat hak paten. Bersamaan dengan itu, pusat distribusi telah berkembang mencapai 90 lokasi.

Sebelum IPO, perseroan menyelesaikan pembangunan gedung seluas 5 ribu meter persegi untuk fasilitas riset, pengembangan, dan inovasi, Gedung ini dinamakan Avian Innovation Center (AIC) pada 2020. Pusat distribusi mencapai 95 lokasi pada akhir 2020.

Pada 8 Desember 2022, PT Avia Avian Tbk(AVIA) resmi tercatat di BEI. Perseroan menerbitkan 6,2 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp 10 per lembar saham rangka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Harga pelaksanaan saat itu dipatok sebesar Rp 930 per lembar. Sehingga total dana yang dihimpun perseroan dari IPO mencapai Rp 5,77 triliun.

Pemegang saham perseroan saat ini mayoritas dimiliki oleh PT Tancorp Surya Sentosa dengan porsi 36,6 persen. KEmudian PT Wahana Lancar Rejeki memegang 32,49 persen, Archipelago Investment Private Limited 6,3 persen dan sisanya 24,61 persen merupakan kepemilikan publik. Pada Senin, 27 Maret 2023, kapitalisasi pasar saham Avia Avian tercatat Rp 36,55 triliun.

 

5 dari 5 halaman

Kinerja Keuangan Perseroan pada 2022

Sepanjang 2022, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 6,69 triliun. Pendapatan itu turun tipis 1,26 persen dibandingkan periode Avia Avian sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,78 triliun. Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan juga naik tipis menjadi Rp 3,98 triliun dari Rp 3,95 triliun pada 2021.

Dengan demikian, perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp 2,72 triliun, turun 3,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,83 triliun. sepanjang tahun lalu Avia Avian mencatatkan beban penjualan sebesar Rp 1,03 triliun, beban umum dan administrasi Rp 214,62 miliar, penghasilan keuangan Rp 293,72 miliar, beban keuangan Rp 6,46 miliar, bagian atas ventura bersama Rp 1,43 miliar, serta beban lain-lain Rp 16,34 miliar.

Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2022 sebesar Rp 1,4 triliun. Laba itu turun 2,37 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,43 triliun. Sehingga laba per saham dasar juga turun menjadi Rp 22,61 dari sebelumnya Rp 25,54.

Dari sisi aset perseroan hingga Desember 2022 turun menjadi Rp 10,79 triliun dari Rp 10,87 triliun pada Desember 2021. Liabilitas sampai dengan Desember 2023 juga turun menjadi Rp 1,22 triliun dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar Rp 1,46 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan akhir Desember 2022 naik menjadi Rp 9,57 triliun dari Rp 9,42 triliun pada Desember 2021.