Sukses

Saham INDY Melenggang di Zona Hijau Usai Umumkan Kinerja Keuangan 2022

Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) naik 7,56 persen ke posisi Rp 2.420 per saham pada perdagangan saham Rabu, 29 Maret 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Saham Indika Energy Tbk (INDY)) terpantau menghijau pada perdagangan Selasa, 29 Maret 2023. Saham INDY menguat usai rilis laporan keuangan 2022.

Mengutip data RTI, saham INDY ditutup naik 7,56 persen ke posisi 2.420 per saham. Saham INDY dibuka naik 30 poin pada posisi 2.280 dan bergerak pada rentang 2.280–2.430. Total frekuensi perdagangan 7.992 kali dengan volume perdagangan 382.558 lot saham. Nilai transaksi Rp 91,3 miliar.

Kenaikan saham INDY menyusul kinerja keuangan perseroan untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut perseroan berhasil membukukan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.

Melansir laporan keuangan dari keterbukaan bukan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/3/2023), Indika energy berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 4,33 miliar atau sekitar Rp 65,43 triliun (kurs Rp 15.094 per USD).

Pendapatan itu naik 41,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 3,07 miliar. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 452,67 juta atau sekitar Rp 6,83 triliun.

Laba ini naik 684,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 57,72 juta. Sehingga laba per saham dasar juga ikut naik menjadi USD 0,0869 dari sebelumnya USD 0,0317.

Dari sisi aset Indika Energy sampai dengan Desember 2022 turun tipis menjadi USD 3,59 miliar dari USD 3,69 miliar pada akhir 2021. Liabilitas Ikut susut menjadi USD 2,25 miliar dari USD 2,81 miliar pada 2021. Sedangkan ekuitas hingga akhir Desember 2022 naik menjadi USD 1,34 miliar dari USD 883,71 miliar pada akhir 2021.

2 dari 3 halaman

Laba Indika Energy Melesat 684,27 Persen pada 2022

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan kinerja perusahaan untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Indika Energyberhasil membukukan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih. 

Melansir laporan keuangan dari keterbukaan bukan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/3/2023), Indika energy berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 4,33 miliar atau sekitar Rp 65,43 triliun (kurs Rp 15.094 per USD). Pendapatan itu naik 41,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 3,07 miliar.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 2,88 miliar dari USD 2,15 miliar pada 2021. Sehingga perseroan memperoleh laba kotor USD 1,45 miliar, masih naik 58,02 persen dari USD 918,12 jua pada 2021.

Pada periode tersebut, perseroan uga mencatatkan bagian laba bersih entitas asosiasi sebesar USD 31,17 juta, amortisasi aset tidak berwujud USD 136,07 juta. Lalu beban penjualan, umum, dan administrasi USD 240,73 juta, pendapatan investasi USD 9,3 juta, beban keuangan USD 103,53 juta, beban pajak final USD 8,88 juta, perubahan nilai wajar utang kontinjensi USD 46,27 juta, dan beban lain-lain USD 38,02 juta, dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba sebelum pajak sebesar USD 1,01 miliar.

 

 

3 dari 3 halaman

Aset Perseroan

Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar USD 510,78 juta atau sekitar Rp 7,71 triliun. Laba ini naik 706,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 63,32 juta. Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 452,67 juta atau sekitar Rp 6,83 triliun.

Laba ini naik 684,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 57,72 juta. Sehingga laba per saham dasar juga ikut naik menjadi USD 0,0869 dari sebelumnya USD 0,0317.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 turun tipis menjadi USD 3,59 miliar dari USD 3,69 miliar pada akhir 2021. Liabilitas ikut susut menjadi USD 2,25 miliar dari USD 2,81 miliar pada 2021. Sedangkan ekuitas hingga akhir Desember 2022 naik menjadi USD 1,34 miliar dari USD 883,71 miliar pada akhir 2021.