Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengumumkan hasil kinerja keuangan hingga akhir 2022. Emiten produsen semen Tiga Roda ini membukukan pendapatan neto Rp 16,32 triliun pada 2022, meningkat 10,49 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,77 triliun.
Mengutip laporan keuangan Indocement Tunggal Prakarsa, Rabu (29/3/023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 11,18 triliun atau meningkat 15,97 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 9,64 triliun.
Baca Juga
Dengan demikian, laba kotor Indocement Tunggal Prakarsa naik 0,39 persen menjadi Rp 5,14 triliun pada 2022 dari Rp 5,12 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan peningkatan laba tahun berjalan 3,37 persen menjadi Rp 1,84 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,78 triliun.
Advertisement
Hingga akhir 2022, Indocement Tunggal Prakarsa mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,84 triliun. Laba perseroan naik 3,37 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,78 triliun.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 25,70 triliun hingga akhir 2022 turun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 26,13 triliun. Kemudian, liabilitas INTP Rp 6,13 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,51 triliun.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 19,56 triliun hingga akhir 2022 menurun dari akhir tahun lalu Rp 20,62 triliun.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 29 Maret 2023, saham INTP merosot 0,93 persen ke posisi Rp 10.625 per saham. Saham INTP dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 10.750 per saham. Saham INTP berada di level tertinggi Rp 10.850 dan terendah Rp 10.575 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.440 kali dengan volume perdagangan 30.266 saham. Nilai transaksi Rp 32,4 miliar.
Indocement Dongkrak Harga Jual Produk Imbas Kenaikan Harga Energi
Sebelumnya, kenaikan harga batu bara dan bahan bakar minyak (BBM) berimbas terhadap harga jual produk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menaikkan harga jual produk secara bertahap sejak Desember 2021 seiring kenaikan harga batu bara pada kuartal II 2021.
"Pada 2022, kami juga menaikkan harga semen kantong pada pertengahan Maret dan Juni,” kata Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Kamis (15/9/2022).
Christian mengatakan, biaya energi adalah sekitar 50 persen-60 persen dari total biaya produksi semen. Dengan kenaikan harga batu bara dan harga BBM industri, Christian mengatakan, hal itu telah memberatkan produsen semen.
"Jadi kenaikan bertahap harga jual semen tidak dapat dihindari dan harus dilakukan untuk dapat survive. Sampai dengan laporan semester I 2022 yang lalu, realisasi kenaikan harga jual sekitar 10 hingga 15 persen bervariasi di berbagai daerah,” kata dia.
Kenaikan harga jual produk tersebut berdampak terhadap pangsa pasar perseroan. Christian menuturkan, hal itu seiring sebagian pelaku industri semen lainnya terutama di segmen semen murah tidak ikut menaikkan harga setinggi semen Tiga Roda.
“Tapi kami percaya dengan jaminan kualitas yang kokoh terpercaya semen Tiga Roda tetap punya konsumen yang loyal,” ujar Christian.
Advertisement
Kinerja Kuartal III 2023
Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) membukukan kinerja keuangan beragam hingga September 2022. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk meraih pertumbuhan pendapatan tetapi laba merosot hingga kuartal III 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (6/11/2022). PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk meraih pendapatan Rp 11,66 triliun hingga kuartal III 2022. Pendapatan bersih perseroan naik 9,91 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,60 triliun. Beban pokok pendapatan tercatat Rp 8,21 triliun hingga kuartal III 2022.
Beban pokok pendapatan tersebut bertambah 17,13 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 7,01 triliun. Perseroan meraih laba bruto Rp 3,44 triliun hingga kuartal III 2022 atau turun 4,16 persen. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba bruto perseroan Rp 3,59 triliun.
Beban usaha perseroan naik 3 persen menjadi Rp 2,38 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,31 triliun. Pendapatan operasi lain susut 19,17 persen menjadi Rp 111,39 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 137,82 miliar.
Laba bersih entitas asosiasi susut 13,96 persen menjadi Rp 14,53 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 16,68 miliar.
Dengan melihat kondisi tersebut, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 946,85 miliar hingga kuartal III 2022. Laba tersebut merosot 21,63 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,20 triliun.
Aset Perseroan
Perseroan mencatat laba per saham dasar turun menjadi Rp 270,81 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 328,22. Total ekuitas perseroan turun menjadi Rp 18,69 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 20,62 triliun.
Total liabilitas naik menjadi Rp 5,78 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,51 triliun. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatat aset Rp 24,48 triliun hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 26,13 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,54 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 6,14 triliun.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 4 November 2022, saham INTP naik 3,7 persen menjadi Rp 10.475 per saham. Saham INTP dibuka turun 25 poin ke posisi Rp 10.075 per saham.
Saham INTP berada di level tertinggi Rp 10.600 dan terendah Rp 10.025 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.204 kali dengan volume perdagangan saham 127.769 saham. Nilai transaksi Rp 133,8 miliar.
Advertisement