Sukses

IPO, Era Digital Lepas 750 Juta Saham ke Publik

PT Era Digital Media Tbk akan melepas 750 juta saham ke publik. Harga saham perdana yang ditawarkan di kisaran Rp 100-Rp 110 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - PT Era Digital Media Tbk, penyedia jasa layanan konten, mobile game dan OTT religi yang di distribusikan oleh perusahaan telekomunikasi (jasa konten SMS premium) dan aktivitas perusahaan holding akan menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas 750 juta saham.

Mengutip laman e-ipo, Rabu (29/3/2023), perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 750.000.000 atau 750 juta saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham.  Jumlah tersebut mewakili sebesar 21,83 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

Adapun, harga penawaran saham sebesar Rp100 -Rp110 per saham. Dengan demikian, calon emiten berkode AWAN akan meraup dana Rp 82,5 miliar. 

Seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan IPO ini akan digunakan 80 persen akan disalurkan perseroan untuk penyetoran modal kepada PT Era Awan Digital (EAD).

Selain itu, sekitar 20 persen akan digunakan oleh Era Digital Mediauntuk modal kerja perseroan yaitu, pembayaran gaji dan kesejahteraan karyawan, sewa kantor, harga pokok penjualan (HPP), kegiatan pemasaran dan pengembangan karyawan untuk mendukung kegiatan operasional perseroan.

Perseroan menunjuk PT Samuel Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan, penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Indikasi Jadwal

  • Masa Penawaran Awal : 28 – 31 Maret 2023
  • Tanggal Efektif : 06 April 2023 
  • Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 11 – 13 April 2023
  • Tanggal Penjatahan : 13 April 2023
  • Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 14 April 2023
  • Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) : 17 April 2023

 

2 dari 3 halaman

BEI Catat 29 Perusahaan Antre IPO, 14 Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 29 perusahaan dalam proses pencatatan saham di BEI hingga kini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga 10 Maret 2023 telah tercatat 27 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 12,5 triliun.

“Hingga saat ini, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar dia kepada wartawan ditulis, Minggu (12/3/2023).

Ia menuturkan, berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 antara lain:

  • 2 Perusahaan aset skala kecil. (aset di bawah Rp50 Miliar)
  • 13 Perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp50 Miliar-Rp250 Miliar)
  • 14 Perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp250 Miliar) 

Rincian sektor:

  • 5 Perusahaan dari sektor Basic Materials;
  • 5 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;
  • 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
  • 6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
  • 5 Perusahaan dari sektor Technology;
  • 1 Perusahaan dari sektor Healthcare;
  • 2 Perusahaan dari sektor Financials; 
  • 2 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate; 
  • 1 Perusahaan dari sektor Infrastructures 
3 dari 3 halaman

Saham IPO Ambles Saat Perdagangan Perdana, BEI Senggol Underwriter

Sebelumnya, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI menyoroti pencatatan saham baru alias IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa saham baru justru ambles ke level terendah, padahal baru tercatat di papan perdagangan BEI. 

Menanggapi hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya akan memberikan peringatan bagi underwriter atau penjamin emisi efek. Selain itu, BEI juga akan melakukan beberapa hal dalam menangani saham-saham emiten yang alami penurunan bahkan menyentuh ARB saat IPO.

"Pertama tentu kami akan melihat lagi dan melakukan asesmen terhadap perfomance dari underwriter. Posisi underwriter yang sangat strategis, dia itu sebagai promotor pihak yang paling mengerti terkait dengan kondisi perusahaan dan yang mempromote perusahaan ini untuk naik kelas masuk ke ranah pasar modal," kata Nyoman saat ditemui di BEI, Rabu (8/3/2023).

Selain itu, underwriter diperintahkan membuat laporan secara periodik, untuk menunjukkan kinerjanya baik perform serta untuk meyakinkan bahwa perusahaan yang dipromosikan adalah perusahaan yang memiliki prospek baik. 

"Kedua, kami sudah melakukan pemanggilan atas underwriter-underwriter yang menurut pendapat kami perlu untuk diajak komunikasi terkait dengan bagaimana proses dan pemilihan mereka untuk mempromote perusahaan ini sebelum ke bursa," kata dia.

Tak hanya itu, BEI juga akan mengadakan loka karya (workshop) secara periodik. "Ketiga, yang penting mengedukasi, kami akan menyelenggarakan workshop secara periodik, dan komprehensif bagaiamana mengingatkan mereka hal-hal penting apa saja yang perlu mereka ketahui," ujar dia.

Di sisi lain, Nyoman membantah pernyataan Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional RI (BPKN), Rizal E Halim, soal indikasi kejahatan pasar modal yang berpotensi merugikan masyarakat.

"Enggak, kalau hal tersebut tentunya proses untuk mencapai pada kesimpulan itu relatif panjang yang tadi saya sampaikan itu ranah yang dari bursa dapat sampaikan," pungkasnya.