Sukses

Mengenal Bursa Efek Arab Saudi, Salah Satu Pasar Modal Terbesar di Kawasan MENA

Berikut sejumlah fakta-fakta mengenai Bursa Efek Arab Saudi atau Tadawul. Salah satu bursa saham terbesar di antara 67 anggota World Federation of Exchanges.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Arab Saudi atau Tadawul merupakan pasar modal yang berada di Arab Saudi. Bursa Efek Saudi melakukan pencatatan efek dan perdagangan efek melalui sekuritas baik untuk investor lokal maupun internasional.  

Tadawul mengklaim bursa efek berperan penting untuk mencapai rencana pertumbuhan jangka panjang grup dan memberikan peluang investasi yang menarik dan beragam kepada pelaku pasar.

Menarik untuk diketahui, berikut fakta-fakta tentang Bursa Efek Saudi atau Tadawul dari berbagai sumber, ditulis Kamis (29/3/2023). Berdasarkan laman resmi Tadawul, Bursa Efek Arab Saudi menjadi pasar dominan di kawasan GCC, dan Middle East and North Africa (MENA). Selain itu, Tadawul adalah salah satu bursa saham terbesar di antara 67 anggota World Federation of Exchanges.

Bursa Efek Saudi dinobatkan sebagai bursa saham terbesar ke-3 di antara bursa negara berkembang. Adapun, 345 sekuritas terdaftar, di antara semua platform Bursa Efek Saudi per November 2022. 

Sementara itu, kapitalisasi pasar mencapai US USD 2,72 triliun atau Rp 41,03 ribu triliun (asumsi kurs Rp 15.086 per dolar AS) hingga November 2022. 

Bursa Efek Saudi beroperasi sebagai anak perusahaan dari Saudi Tadawul Group yang memanfaatkan dukungan dari Grup untuk memberikan layanan terbaik di kelasnya, penawaran yang beragam dan peluang investasi, meningkatkan daya tarik pasar modal Saudi di antara investor lokal dan asing, dan memperkuat posisinya sebagai bursa efek pilihan emiten.

 

 

2 dari 3 halaman

Cetak Rekor, Saudi Aramco Raup Laba Rp 2,4 Kuadriliun pada 2022

Sebelumnya, raksasa minyak Arab Saudi, Aramco mengumumkan rekor laba sebesar USD 161,1 miliar atau sekitar Rp 2,4 kuadriliun selama tahun 2022. Pencapaian tersebut didorong oleh melonjaknya harga energi dan volume yang lebih besar.

Melansir BBC, Senin (13/3/2023) ini menandai kenaikan keuntungan hingga 46,5 persen bagi Aramco, dibandingkan dengan tahun lalu.

Aramco juga mengumumkan dividen sebesar USD 19,5 miliar atau Rp 301,5 kuadriliun untuk kuartal terakhir 2022, yang akan dibayarkan pada kuartal pertama tahun ini.

Sebagian besar hasil itu akan masuk ke pemerintah Arab Saudi, yang memiliki hampir 95 persen saham di perusahaan tersebut.

"Aramco mengendarai gelombang harga energi yang tinggi pada tahun 2022," kata Robert Mogielnicki dari Arab Gulf States Institute di Washington.

"Akan sulit bagi Aramco untuk tidak tampil kuat pada 2022," sebutnya.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (12/3), Aramco mengatakan bahwa keuntungan yang diraih perusahaan "didukung oleh harga minyak mentah yang lebih kuat, volume penjualan yang lebih tinggi dan peningkatan margin untuk produk olahan".

"Mengingat bahwa kami mengantisipasi minyak dan gas akan tetap penting di masa mendatang, risiko kurangnya investasi di industri kami adalah nyata - termasuk berkontribusi terhadap harga energi yang lebih tinggi," ujar Presiden dan CEO Aramco Amin Nasser.

3 dari 3 halaman

Atasi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, dia menjelaskan, perusahaan tidak hanya berfokus pada perluasan produksi minyak, gas, dan bahan kimia, tetapi juga berinvestasi dalam teknologi baru yang lebih rendah karbon.

Aramco merupakan salah satu dari sejumlah perusahaan energiyang melaporkan rekor laba, setelah biaya energi melonjak menyusul perang Rusia Ukraina pada Februari 2022.

ExxonMobil Amerika juga menghasilkan USD 55,7 miliar, dan Shell Inggris melaporkan keuntungan USD 39,9 miliar.

Minyak mentah Brent, yang merupakan patokan harga minyak dunia, sekarang diperdagangkan sekitar USD 82 per barel - meskipun harga melebihi USD 120 per barel Maret lalu.