Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Rencananya, dana IPO tersebut akan digunakan 48 persen untuk membayar utang perseroan.
Dana tersebut akan dibayarkan kepada MDKA dan ING Bank N.V. cabang Singapura (ING Bank), masing-masing sebesar USD 225 juta dan USD 75 juta. Dengan demikian, Merdeka Battery Materials akan menggelontorkan sekitar USD 300 juta untuk membayar utang.
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Merdeka Battery Materials, Devin Ridwan mengatakan, dengan pembayaran utang ini, perseroan memiliki posisi fundamental equity yang lebih kuat dan akan memberikan fleksibilitas lebih tinggi kepada perseroan untuk bisa mencari, mendapatkan pendanaan baru, atau kepada ekspansi atau pengembangan bisnis ke depan.
Advertisement
"Jika dilihat dari total yang didapat ini nanti sebenarnya kalau kita kembali ke tujuan awal, ini untuk pengembangan grup MBM walau salah satunya dalam bentuk pembayaran utang tadi. Dengan pelunasan ini, membuka kesempatan luas bagi MBM untuk mendapat pendanaan baru di masa mendatang jika dibutuhkan," kata Devin saat ditemui di Ritz Carlton, Kamis, 30 Maret 2023.
Merdeka Battery Materials akan menawarkan sebanyak-banyaknya 11 miliar saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,24 persen dari total saham perusahaan kepada publik melalui IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat ditingkatkan menjadi maksimal sebanyak 12,1 miliar saham atau 11,14 persen dari total saham perusahaan pada saat IPO.
Pencatatan Saham di BEI
Saham Merdeka Battery Materials akan tercatat di BEI secara perdana pada 18 April 2023. Proses penawaran saham Merdeka Battery Materials akan berlangsung mulai 12 hingga 14 April 2023 kepada investor di dalam maupun luar Indonesia.
Adapun, harga penawaran saham MBMA berkisar Rp 780 - Rp 795 per saham sehingga MBMA akan mendapatkan tambahan modal hingga maksimal sebesar Rp9,62 triliun. Perseroan menunjuk PT Indo Premier Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Devin menyebut, melalui IPO ini Merdeka Battery Materials akan memiliki dukungan yang lebih kuat untuk mengeksekusi setiap rencana strategis perusahaan di masa mendatang. Sebagai pemilik tambang nikel dengan salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel, perseroan berada dalam posisi yang baik untuk mengambil kesempatan dalam hilirisasi rantai nilai baterai kendaraan listrik, didukung oleh teknologi dan sumber daya manusia yang sudah teruji.
"Saat ini kami masih berada pada fase awal untuk berekspansi ke industri hilir di sepanjang rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik yang akan terintegrasi secara vertikal dengan sumber daya nikel yang mampu berproduksi lebih dari 20 tahun. Dengan IPO ini MBMA akan memastikan bahwa rencana strategis perusahaan dapat berjalan maksimal, sehingga kami dapat mengoptimalkan sumber daya kami untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan bermotor listrik dunia di masa depan,” tandasnya.
Advertisement
Bangun Pabrik
Sebelumnya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bakal membangun dua pabrik peleburan nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) untuk memproduksi bahan baterai kendaraan listrik. Secara keseluruhan, kapasitas gabungan pabrik tersebut mencapai 240 ribu ton.
Merdeka Battery Materials akan menggunakan sebagian dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) untuk biaya pembangunan pabrik HPAL tersebut.
"Untuk investasi HPAL memang ada dananya, kami targetkan 18 persen dari dana IPO ini akan kami sisihkan di proyek HPAL tahap I untuk mencukupi sebagian belanja modal yang diperuntukan tahun ini," kata Direktur Utama Merdeka Battery Materials, Devin Ridwan dalam konferensi pers, Kamis (30/3/2023).
Sementara itu, pembangunan pabrik HPAL tahap I dengan kapasitas 60.000 ton ditargetkan akan selesai pada 2025. Nilai investasi pabrik tersebut senilai USD 1,28 miliar atau Rp 19,25 triliun (asumsi kurs Rp 15.046 per dolar AS). Meski demikian, ia belum dapat menjabarkan terkait nilai investasi untuk keseluruhan kapasitas pabrik yang akan dibangun.
"Pabrik HPAL pertama, tahap satunya kami bangun 60 ribu kemudian dikembangkan lagi 60 ribu berikutnya jadi totalnya 120 ribu. Lalu, pabrik HPAL kedua masih tahap negosiasi dengan calon partner kami belum bisa disampaikan di sini," kata dia.
"Karena HPAL menjadi fokus kami dalam hilirisasi ini, karena memang besar kontribusi yang akan dihasilkan HPAL, bahkan jika dilihat dalam tahap awal kami menargetkan dalam tahun 2025 dapat berkontribusi sekitar 25 persen dalam EBITDA kami setelah dibangun nanti," ia menambahkan.
Merdeka Battery Materials akan menawarkan sebanyak-banyaknya 11 miliar saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,24 persen dari total saham perusahaan kepada publik melalui IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat ditingkatkan menjadi maksimal sebanyak 12,1 miliar saham atau 11,14 persen dari total saham perusahaan pada saat IPO.
Rencana Pencatatan Saham
Saham Merdeka Battery Materials akan tercatat di BEI secara perdana pada 18 April 2023. Proses penawaran saham Merdeka Battery Materials akan berlangsung mulai 12 hingga 14 April 2023 kepada investor di dalam maupun luar Indonesia.
Adapun, harga penawaran saham MBMA berkisar Rp 780 - Rp 795 per saham sehingga MBMA akan mendapatkan tambahan modal hingga maksimal sebesar Rp9,62 triliun. Perseroan menunjuk PT Indo Premier Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Devin menyebut, melalui IPO ini Merdeka Battery Materials akan memiliki dukungan yang lebih kuat untuk mengeksekusi setiap rencana strategis perusahaan di masa mendatang. Sebagai pemilik tambang nikel dengan salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel, perseroan berada dalam posisi yang baik untuk mengambil kesempatan dalam hilirisasi rantai nilai baterai kendaraan listrik, didukung oleh teknologi dan sumber daya manusia yang sudah teruji.
“Saat ini kami masih berada pada fase awal untuk berekspansi ke industri hilir di sepanjang rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik yang akan terintegrasi secara vertikal dengan sumber daya nikel yang mampu berproduksi lebih dari 20 tahun. Dengan IPO ini MBMA akan memastikan bahwa rencana strategis perusahaan dapat berjalan maksimal, sehingga kami dapat mengoptimalkan sumber daya kami untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan bermotor listrik dunia di masa depan,” imbuhnya.
Wood Mackenzie selaku perusahaan riset terkemuka, memperkirakan penetrasi kendaraan bermotor listrik secara global pada 2040 akan mencapai 69 persen dibandingkan penetrasi saat ini sebesar 19 persen dengan prediksi penjualan kendaraan listrik dunia yang meningkat dari 16 menjadi 93 juta kendaraan antara 2022 dan 2040.
Advertisement