Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Hartadinata Abadi berhasil mengukuhkan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/3/2023), penjualan Hartadinata Abadi sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp 6,92 triliun. Raihan ini naik 32,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 5,24 triliun.
Baca Juga
Beban pokok pendapatan ikut naik menjadi Rp 6,18 triliun dari Rp 4,67 triliun pada 2021. Sehingga perseroan memperoleh laba bruto Rp 742,82 miliar, masih naik 29,73 persen dibandingkan laba bruto 2021 sebesar Rp 572,58 miliar.
Advertisement
Pada periode ini, perseroan mencatatkan beban penjualan Rp 23,12 miliar, beban umum dan administrasi Rp 171,6 miliar, penghasilan keuangan Rp 2,22 miliar, serta beban keuangan Rp 217,14 miliar.
Kemudian bagi hasil utang sukuk mudharabah tercatat sebesar Rp 7,61 miliar, beban penerbitan sukuk mudharabah Rp 499,46 juta dan pendapatan lain-lain Rp 1,12 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 254,13 miliar. Laba ini naik 30,7 persen dibandingkan laba 2021 sebesar Rp 194,43 miliar.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk periode 2022 tercatat sebesar Rp 253,52 miliar. Naik 30,7 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 193,98 miliar. Sehingga laba per saham dasar ikut naik menjadi Rp 55,05 dari sebelumnya Rp 42,12.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 3,85 triliun, naik dari Rp 3,48 triliun pada akhir 2021. Liabilitas naik menjadi Rp 2,13 triliun dari tahun sebelumnya Rp 1,96 triliun. Bersamaan dengan itu, ekuitas ikut naik menjadi Rp 1,72 triliun pada akhir 2022 dibandingkan posisi tahun sebelumnya Rp 1,52 triliun.
Makin Cuan, Hartadinata Abadi Ekspor Perdana Perhiasan Emas dan Segini Nilainya
Sebelumnya, Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) telah meneken kerjasama untuk ekspor perhiasan emas ke India secara eksklusif dengan Kundan Care Product LTD (Kundan).
Direktur Utama Hartadinata Abadi, Sandra Sunanto mengatakan, pihaknya optimis bahwa aktivitas ekspor dapat semakin meningkatkan pertumbuhan bisnis perseroan pada 2023.
Hartadinata Abadi ditargetkan mendapatkan tambahan penjualan sebesar 400 kilogram (kg) sampai dengan 500 kg emas per bulan dari ekspor perhiasan emas berkadar 91,6 persen kepada Kundan dimulai dari Maret 2023.
Adapun, nilai komersial atas transaksi ekspor perhiasan emas diestimasikan berkontribusi sebesar USD 25 juta – USD 31 juta atau setara Rp 385,47 miliar - Rp 477,98 miliar (asumsi kurs Rp 15.419 per dolar AS) per bulan terhadap pendapatan konsolidasian perseroan.
"Hingga pertengahan Maret 2023, Hartadinata Abadi telah membukukan penjualan ekspor perhiasan emas sebesar USD 19 juta," kata Sandra dalam keterangan resminya, Kamis (16/3/2023).
Kundan merupakan perusahaan manufaktur, refinery dan eksportir dari produk emas, perak, dan energi yang terbesar di India yang didirikan pada 1 Desember 2004.
Kundan mendapatkan penghargaan sertifikasi dari Pemerintah India sebagai “Four Star Export House”, dimana dinilai berhasil berkontribusi aktif terhadap perdagangan internasional negara India.
Advertisement
Pinjaman Sindikasi
Keberhasilan aktivitas ekspor perseroan merupakan salah satu hasil dukungan penuh dari Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), di mana PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menjadi Mandated Lead Arranger & Bookrunner (MLAB) untuk pendanaan sindikasi kepada HRTA senilai Rp 2,4 triliun pada 27 Desember 2022.
Dia menjelaskan, pinjaman sindikasi menjadi pencapaian milestone yang penting dalam meningkatkan corporate image HRTA, di mana saat ini berhasil mendapatkan kepercayaaan untuk menjadi salah satu eksportir perhiasan emas berskala internasional.
Dengan pencapaian strategis yang telah dilakukan perseroan, Hartadinata Abadi telah berhasil memperkuat posisi sebagai Perusahaan perhiasan emas dan emas batangan paling terintegrasi dari industri antara (midstream) hingga industri hilir (downstream) di Indonesia.
“HRTA siap menjadi partner bagi Pemerintah Indonesia dalam menyukseskan program hilirisasi terutama di industri emas Indonesia,” kata dia.
Dia bilang, hilirisasi menjadi kunci untuk dapat menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi bagi produk emas dimana pada akhirnya berkontribusi positif bagi penopang devisa Indonesia.
Ekspor perhiasan dan emas batangan telah menjadi komoditas nomor wahid yang menopang ekspor non-migas Indonesia saat ini. Sandra menyakini bahwa perseroan dapat berkontribusi aktif melayani negeri dan menjadi kebanggaan bangsa dalam industri emas di Indonesia.
Hartadinata Abadi Siapkan Belanja Modal Rp 50 Miliar pada 2023
Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) 50 miliar pada 2023.
Director of Investor Relations PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Thendra Crisnanda menerangkan, belanja modal itu akan dialokasikan untuk pembelian mesin pemurnian emas.
"HRTA menyiapkan alokasi capex berkisar Rp 50 miliar di 2023. Dana capex tersebut akan digunakan sebagai modal untuk pembelian tambahan mesin untuk lini usaha pemurnian emas, ekspansi jaringan toko, serta pengembangan kantor pusat Hartadinata,” beber Thendra kepada Liputan6.com, Rabu (11/1/2023).
Bersamaan dengan itu, perseroan mengincar pendapatan hingga Rp 10 triliun pada tahun ini, naik dari Rp 6,8 triliun pada 2022. Thendra menuturkan, optimisme itu didorong baik dari peningkatan volume penjualan dan juga kenaikan harga emas.
Harga emas diperkirakan masih tetap akan melanjutkan momentum positifnya di tengah reopening economy China. Aktivitas ekonomi yang kembali normal diharapkan dapat menjadi pendorong permintaan perhiasan emas. Lebih lanjut, untuk mendukung capaian target tersebut, tahun ini perseroan berencana mengembangkan kontribusi dari semua channel yang dimiliki.
Hartadinata Abadi sendiri, Thendra mengatakan, selain dari perluasan jaringan pemasaran, ada pula diversifikasi produk yang dijual.
"Selain itu juga, aliansi strategi dengan institusi baik di industri keuangan dan digital akan ditingkatkan dalam mendorong kontribusi penjualan perseroan,” imbuh dia.
Advertisement