Sukses

Medco Energi Internasional Raup Pendapatan Rp 34,77 Triliun, Melesat 84,66 Persen Sepanjang 2022

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membukukan pertumbuhan pendapatan 84,66 persen menjadi Rp 34,77 triliun dan laba naik 1.029 persen menjadi Rp 7,98 triliun pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Medco Energi Internasional (Persero) Tbk (MEDC) mengumumkan hasil kinerja hingga akhir 2022. Perseroan membukukan pendapatan USD 2,31 miliar atau Rp 34,77 triliun (asumsi kurs Rp 15.038 per dolar AS), melesat 84,66 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,25 miliar.

Mengutip laporan keuangan Medco Energi Internasional, ditulis Minggu (2/4/2023), hingga akhir 2022, Medco Energi Internasional mengantongi laba bersih sebesar USD 530,88 juta atau Rp 7,98 triliun, angka tersebut meningkat 1.029 persen dari tahun sebelumnya. Pada periode yang sama tahun sebelumnya perseroan mencatatkan laba bersih USD 47,01 juta.

Beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya hingga akhir 2022 mencapai USD 1,06 miliar atau naik 51,99 persen dari realisasi sebelumnya sebesar USD 701,46 juta.

Dengan demikian, laba bruto Medco Energi Internasional melesat 126,28 persen menjadi USD 1,24 miliar pada 2022 dari periode yang sama 2021 sebesar USD 550,64 juta.

Sementara itu, aset perseroan senilai USD 6,93 miliar hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar USD 5,68 miliar. Kemudian, liabilitas MEDC USD 5,18 miliar hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 4,45 miliar. Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar USD 1,74 miliar hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu USD 1,22 miliar. 

Saham MEDC

Pada penutupan perdagangan Jumat, 2 April 2023, saham MEDC melonjak 3,06 persen ke posisi Rp 1.010 per saham. Saham MEDC dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 990 per saham. Saham MEDC berada di level tertinggi Rp 1.030 dan terendah Rp 970 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.648 kali dengan volume perdagangan 822.144 lot saham. Nilai transaksi Rp 82,2 miliar.

2 dari 3 halaman

Bos Medco Energi Sebut Pasokan Gas Indonesia Masih Aman

Sebelumnya, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menanggapi terkait masalah pasokan gas yang pernah disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Lantaran, jika pasokan gas tersebut bermasalah akan mengganggu operasional pabrik pupuk.

Meski demikian, Direktur Utama Medco Energi Internasional, Hilmi Panigoro menuturkan, pasokan gas bumi di Tanah Air hingga saat ini masih terbilang aman alias surplus.

"Kalau gas surplus, banyak, artinya sudah pakai ekspor masih cukup dalam negeri. Masalahnya pusat demand dan pusat supply enggak sama, sekarang di LnG Tangguh gas kebanyakan, makanya harus diangkut pakai LNG," kata Hilmi saat ditemui di Pacific Place, Rabu, 15 Februari 2023.

Menurut ia, masalah pasokan gas bisa ditangani dengan membangun infrastruktur yang lengkap di Indonesia. Sehingga suplai maupun demand di lokasi tersebut bisa teratasi.

"Kalau overall Indonesia di surplus, kadang-kadang supply center dan demand center tempatnya jauh, makanya harus ada LnG," ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menugaskan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memberikan dukungan penuh kepada pabrik pupuk di Aceh. Dukungan ini terutama untuk pasokan gas yang dibutuhkan pabrik yang baru diresmikan tersebut. 

Jokowi Resmikan Pabrik Pupuk NPK

Untuk diketahui, Presiden Jokowi meresmikan pabrik pupuk nitrogen, phospor, dan kalium (NPK) PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh. Keberadaan pabrik ini diharapkan bisa menggenjot produksi pupuk nasional agar dapat mengatasi masalah pupuk yang dikeluhkan petani.

"Saya minta betul-betul komitmen Kementerian BUMN, komitmen Pupuk Indonesia, di manajemen PIM sendiri, betul-betul mencari solusi, mencari jalan keluar untuk urusan gas, karena kuncinya ada di situ," kata Jokowi dikutip dari Antara, Jumat, 10 Februari 2023.

Jokowi meyakini bahwa pasokan gas tersebut menjadi kunci utama dari upaya menghidupkan kembali dua pabrik pupuk di Aceh, yakni PT PIM dan PT Aceh ASEAN Fertilizer (AAF). Presiden menyampaikan bahwa PIM dan AFF berhenti beroperasi sejak 2005 karena permasalahan pasokan gas.

3 dari 3 halaman

Bayar Utang, Medco Energi Kantongi Kucuran Modal Setara Rp 6,5 Triliun

Sebelumnya, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) raih fasilitas pinjaman senilai USD 420 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun (kurs Rp 15.714,05 per USD).

Sekretaris Perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk, Siendy K. Wisandana menerangkan, perseroan menandatangani perubahan dan pernyataan kembali perjanjian fasilitas (amended and restated facility agreement) dengan beberapa entitas sebagai pemberi pinjaman awal (original lenders) pada 23 Desember 2022.

Entitas pemberi pinjaman antara lain Australia and New Zealand Banking Group Limited, Cabang Singapura, PT Bank ANZ Indonesia, ING Bank N.V. Singapore Branch (ING) dan Societe Generale Singapore Branch (SG).

"Tujuan pinjaman untuk pelunasan sisa hutang berdasarkan perjanjian sebelumnya, dan untuk pembiayaan operasi dan biaya modal,” kata Siendy dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (28/12/2022).

Adapun pinjaman jatuh tempo pada 31 Desember 2028. Siendy mengatakan tidak ada dampak khusus atas penyampaian aksi ini terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan. Penyajian informasi tersebut merupakan pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi. Itu berdasar peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 31.

Pada perdagangan Rabu, 28 Desember 2022, saham MEDC melemah 2,76 persen ke posisi Rp 1.055 per saham. Saham MEDC dibuka naik 10 poin ke posisi 1.095 per saham. Saham MEDC berada di level tertinggi 1.100 dan terendah 1.050 per saham.

Total frekuensi perdagangan 3.140 kali dan volume perdagangan 252.636 saham. Nilai transaksi Rp 27,1 miliar. Sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), saham MEDC telah mengalami kenaikan 134,85 persen.