Sukses

Profil PGN, Emiten Pelat Merah Bergerak di Bidang Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Terbesar di Indonesia

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN mencatat kapitalisasi pasar Rp 33,45 triliun pada 31 Maret 2023. Berikut profil PGN, perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas terbesar di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang transmisi dan distribusi gas bumi terbesar di Indonesia.​

Sebagaimana diketahui, Perusahaan Gas Negara melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 Desember 2003. Saham perseroan diperdagangkan dengan kode PGAS. Berdasarkan kapitalisasi pasar BEI, per 31 Maret 2023, kapitalisasi pasar saham PGAS mencapai Rp 33,45 triliun.

Menarik untuk diketahui, berikut Liputan6.com mengulas mengenai profil Perusahaan Gas Negara milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Perseroan telah bertransformasi menjadi subholding gas bagian dari Holding Migas PT Pertamina (Persero) berdedikasi pada satu tujuan untuk memberikan keahliannya, energi dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara jangka panjang.​

Integrasikan Rantai Bisnis

Perusahaan Gas Negara secara berkesinabungan mengintegrasikan rantai bisnis gas bumi dari hulu sampai hilir demi melayani masyarakat. PGN terus memperkuat pondasi dan bertransformasi dari perusahaan transmisi dan distribusi gas bumi menjadi penyedia solusi energi terintegrasi, yang mendorong pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan masyarakat dan industri.

Adapun, bidang usaha PGN adalah pengangkutan dan niaga gas bumi. Untuk kepentingan manajemen perusahaan, dalam menjalankan kegiatan usahanya, PGN membagi empat segmen usaha pokok, transmisi dan transportasi gas bumi, usaha niaga dan gas bumi, usaha minyak dan gas bumi, dan usaha lainnya.

PGN terus berupaya meningkatkan produktivitas operasional melalui penguatan dan pembentukan bisnis unit. Kesinambungan penyaluran gas bumi menjadi prioritas perseroan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi setiap pelanggan.

Bahkan, selama 57 tahun PGN telah memperkuat struktur usaha dengan berinvestasi dan mengembangkan keahlian di bidang hulu migas, bidang mid-stream dan bidang hilir.

2 dari 4 halaman

Sejarah PGN

Perseroan resmi menjadi Perusahaan Gas Negara pada 13 Mei 1965, kiprah PGN telah dimulai sejak era kolonial. Banyak hal terjadi selama lebih dari satu setengah abad. PGN telah mengarungi sejarah panjang industri gas di Indonesia. Pada 2018, PGN menjadi Subholding Gas PT Pertamina (Persero).

Pada 1859 didirikan perusahaan swasta Belanda, Firma L.J.N. Eindhoven & CO Gravenhage. PGN baru ditetapkan sebagai perusahaan negara pada 13 Mei 1965.  Perluasan bisnis dan ekspansi PGN diikuti pembentukan anak usaha PT Transportasi Gas Indonesia pada 1994-1998.

Kemudian, saham PGN dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode PGAS pada 15 Desember 2003.

Pada 2007-2012 terdapat pembentukan anak usaha PT PGAS Telekomunikasi Nusantara, PT PGAS Solution, PT Saka Energi Indonesia, PT Gagas Energi Indonesia dan PT PGN LNG Indonesia.

Sejalan dengan inisiatif Pemerintah membentuk Holding BUMN Migas, pada 11 April 2018, PGN menjadi bagian dari PT Pertamina (Persero) dengan dialihkannya saham seri B milik negara RI yang menandai terbentuknya Holding BUMN Migas. 

Selanjutnya pada 28 Desember 2018, PGN resmi menjadi Subholding Gas dengan pengambilalihan 51 persen saham milik PT Pertamina (Persero) pada PT Pertamina Gas.

 

3 dari 4 halaman

PGN Bangun Infrastruktur Gas untuk Industri Kertas Berkapasitas 17,5 BBTUD

Subholding Gas Pertamina memulai pembangunan infrastruktur untuk penyediaan gas bumi PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FSW) atas Fajar Paper dengan kapasitas hingga 17,5 BBTUD.

General Manager Sales and Operation Region II PGN (SOR II) Sonny Rahmawan Abdi mengatakan, pembangunan infrastruktur tersebut dibangun untuk keamanan suplai gas bumi serta penyediaan energi yang ramah lingkungan bagi FSW.

"Kami upayakan dalam pemenuhan gas bumi untuk FSW atau FajarPaper ini, baik untuk ad-hoc maupun long-term melalui pembangunan infrastruktur pipa menuju pabrik produksi FSW," kata Sonny, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Sonny mengungkapkan, FSW telah menyampaikan kebutuhan gas bumi yaitu sebesar 11, 67 s.d. 17,5 BBTUD. Saat ini, PGN telah melayani sekitar 240 industri di wilayah Bekasi dengan volume penyerapan gas bumi kurang lebih 71 BBTUD. Kebutuhan gas bumi yang cukup besar, menjadikan FSW sebagai salah satu pelanggan dengan penyerapan gas bumi terbesar di Bekasi.

“FSW membutuhkan kepastian pasokan untuk keberlanjutan operasional, seiring dengan meningkatkan produksi," tuturnya.

Sonny melanjutkan, FSW memiliki visi untuk menjadi perusahaan yang menghasilkan kertas berskala dunia menggunakan proses yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, PGN juga ingin menyamakan visi dengan FSW untuk melaksanakan proses konstruksi pipa ini dengan penuh tanggung jawab.

“Dengan volume kebutuhan gas yang cukup besar, proses komersialisasi sudah dilaksanakan dan hari ini dilaksanakan first welding konstruksi pipa kurang lebih sepanjang 2 KM dengan diameter 12 inchi. FSW juga menjadi partner yang strategis bagi PGN, komitmen yang bertanggung jawab terhadap lingkungan bersama kami. Aspek safety tentu kami jaga secara bertanggung jawab sampai saat gas in nanti,” papar Sonny.

Dalam pembangunan pipa menuju FSW, PGN menggandeng Anak Perusahaan yakni PT PGAS Solution. “Target kami adalah zero accident. Kami berupaya optimum agar pembangunan pipa di FSW dapat berjalan on time, on budget, dan on quality. Ekspektasi waktu gas in, diharapkan tidak terkendala,” ujar Direktur Teknik & Pengembangan Lebinner Sinaga.

4 dari 4 halaman

Mulai Babak Baru

Direktur PT Fajar Surya Wisesa Tbk Yustinus Y Kusumah menuturkan, perusahaannya sudah memulai babak baru, relaksasi pandemi sudah dimulai dan pertumbuhan ekonomi kembali berjalan.

"Kami harap, penyediaan gas bumi melalui pipa PGN dapat memasok gas yang lebih stabil dan konsisten, sehingga membantu produksi FSW lebih baik lagi baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri,” ucapnya

Saat ini, 70 persen kapasitas produksi FSW untuk menyediakan kertas kemasan di dalam negeri. Yustinus mengungkapkan bahwa permintaan kertas kemasan juga meningkat. Oleh karena itu, FSW perlu bermitra salah satunya dengan PGN dalam hal energi sebagai darah suatu proses produksi.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada PGN. Semoga proses konstruksi berjalan lancar dan target gas in dapat terealisasi dengan lancar. Semoga kerja sama ini memberikan benefit bagi FSW dan PGN, serta ke depannya pemakaian gas tidak hanya di Jakarta tetapi di Surabaya yang juga menggunakan gas,” ujar Yustinus.

FSW memiliki infrastruktur untuk menunjang produksi seperti 2 Gas Turbin dan 1 steam turbin. Ditambah dengan pemanfaatan gas di FSW, diharapkan dapat semakin menuju ke arah environment friendly. Mengingat FSW memproduksi kertas dengan 100 persen daur ulang untuk membantu melestarikan lingkungan, serta menggunakan sumber energi untuk menjadikan FSW sebagai clean industry.