Liputan6.com, Jakarta- PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) berhasil menunjukkan hasil penerapan strategi jangka Panjang bertajuk Siloam 5.0. Strategi pengembangan sekaligus monitoring kinerja yang dimulai sejak tahun 2019 tersebut terbukti sukses mendorong kinerja anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di sektor pelayanan kesehatan ini.
Group CEO LPKR sekaligus Komisaris Utama SILO John Riady mengatakan, sejak tahun 2020, Siloam 5.0 diimplementasikan sehingga Siloam International Hospitals memiliki target bisnis yang terstruktur.
Baca Juga
"Pada 2022, Siloam 5.0 berjalan dengan lancer mulai dari target, monitoring, hingga eksekusi," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (4/4/2023).
Advertisement
Bahkan, melalui penerapan Siloam 5.0, Siloam International Hospitals berhasil menutup tahun buku 2022 dengan hasil yang sangat baik melalui program klinis berkelanjutan, investasi untuk meningkatkan kualitas layanan, memperkuat kemitraan dengan pemerintah dan mitra asuransi, optimasi dari perluasan jaringan, dan perjalanan bisnis digital transformatif.
Di saat yang sama, strategi Siloam International Hospitals sendiri terdiri dari 4 pilar, yaitu:
- Pertumbuhan Bisnis Inti
- Perluasan Jaringan
- Program Klinis
- Digital Bisnis.
Pada Pertumbuhan Bisnis Inti, Siloam melanjutkan fokusnya pada pengembangan dan transformasi komposisi pembayaran, dan meningkatkan program loyalitas pasien. Hasilnya, pasien pembayaran individu pada tahun 2022 memberikan kontribusi lebih dari 80% dari total pendapatan SILO, sedangkan kontribusi dari pengguna BPJS Kesehatan dipertahankan sebesar 20% dari total pendapatan.
Transformasi mix pembayaran ini membuat SILO meningkatkan pendapatan rata-rata per tempat tidur (ARPOB) dari Rp 2,2 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 3,3 miliar pada tahun 2022.
Â
Centres of Excellences
Selain itu, fokus pada saluran bisnis digital telah mengarah pada transaksi hingga komunikasi end-to-end terintegrasi. Keterlibatan yang lebih baik dengan pasien dan transparansi catatan medis sekarang tersedia untuk setiap pasien melalui aplikasi seluler.
SILO juga berkomitmen berinvestasi dalam mengembangkan Centres of Excellences (CoE) berstandar tinggi seperti Onkologi, Kardiologi, Neurologi, dan Urologi sehingga tingkat kunjungan pasien meningkat.
Pada tahun 2022, Inpatient Days (Hari Rawat Inap) mencapai 813.676 hari atau tumbuh 13,7 persen dibandingkan 2021. Adapun total Kunjungan Rawat Jalan per tahun 2022 lebih dari 3,2 juta pasien atau meningkat 33,9 persen dibandingkan tahun 2021.
Pertumbuhan volume pasien didorong oleh tingginya kompleksitas kasus dan jumlah perawatan bedah yang lebih tinggi. Â
Â
Advertisement
Kinerja SILO
Alhasil, pada 2022, SILO berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 9,51 triliun atau naik 1,45 persen dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp 9,38 triliun. Laba usaha SILO juga tercatat naik menjadi Rp 1,02 triliun pada 2022, dari Rp 1,01 triliun pada tahun 2021.Â
Sedangkan, laba bersih SILO pada tahun 2022 mencapai Rp 696,49 miliar, naik 3,31 persen dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp 671,41 miliar.
John Riady mengatakan LPKR melalui SILOÂ berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia.
"Industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia. Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi. LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. Kami memiliki misi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terus bertumbuh," kata John.