Sukses

Penjualan Naik, Laba HM Sampoerna Susut 11,4 Persen pada 2022

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatat penjualan tumbuh 12,4 persen dan laba susut 11,4 persen pada 2022. Berikut ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) telah merilis kinerja tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada Periode tersebut, HM Sampoernaberhasil membukukan kenaikan dari sisi pendapatan. Sayangnya perolehan laba perseroan tak tumbuh sejalan.

Melansir laporan keuangan perseroan dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 4 April 2023, penjualan bersih sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp 111,21 triliun. Penjualan ini naik 12,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 98,87 triliun. Bersamaan dengan itu, beban pokok pada 2022 naik menjadi Rp 94,05 triliun dari Rp 82,06 triliun pada 2021.

Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh tipis 2,05 persen menjadi Rp 17,16 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 16,81 triliun. Pada periode ini, perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar Rp 6,74 triliun, beban umum dan administrasi Rp 2,66 triliun. Kemudian penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 463,99 miliar, biaya keuangan Rp 50,05 miliar, dan bagian atas hasil bersih entitas asosiasi Rp 4,5 miliar.

Lalu penghasilan lain-lain Rp 257,61 miliar dan beban lain-lain Rp 156,09 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,32 triliun. Laba ini susut 11,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 7,14 triliun.

Sehingga laba per saham dasar menjadi Rp 54 dari sebelumnya Rp 61. Aset perseroan sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 54,79 triliun dari Rp 53,09 triliun pada 2021. Liabilitas ikut naik menjadi Rp 26,62 triliun dari sebelumnya Rp 23,9 triliun. Sementara ekuitas hingga akhir 2022 turun menjadi Rp 28,17 triliun dibandingkan akhir 2021 sebesar Rp 29,19 triliun.

2 dari 4 halaman

HM Sampoerna Luncurkan Produk Bebas Asap IQOS Iluma, Indonesia Jadi Pasar Pertama di Asia Tenggara

Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) memperkenalkan inovasi terbaru berbasis sains dan teknologi paling mutakhir untuk produk tembakau bebas asap, yaitu IQOS Iluma, melalui kelanjutan IQOS Club dengan peluncuran terbatas di 10 kota besar di Indonesia. Inovasi tersebut dikembangkan oleh perusahaan induk Sampoerna, Philip Morris International (PMI).

Presiden Direktur Sampoerna, Vassilis Gkatzelis mengatakan, IQOS Iluma adalah produk bebas asap berbasis sains yang paling inovatif saat ini dan merupakan produk unggulan dalam portofolio Perseroan. Indonesia menjadi negara pertama untuk peluncuran IQOS Iluma di Asia Tenggara.

"Indonesia menjadi pasar pertama di Asia Tenggara," kata Vassilis dalam Paparan Publik HM Sampoerna di The Langham, Jakarta, Senin (20/2/2023). 

Dia meyakini, para perokok dewasa yang memutuskan untuk terus menggunakan produk tembakau seyogyanya memiliki akses terhadap inovasi dan teknologi paling mutakhir untuk alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan terus merokok.

IQOS Iluma memanaskan batang tembakau yang menggunakan daun tembakau asli tanpa pembakaran. Seperti perangkat IQOS sebelumnya, IQOS Iluma mengurangi paparan zat kimia berbahaya atau berpotensi berbahaya hingga rata‐rata 90‐95 persen lebih rendah dibandingkan dengan asap rokok. Tanpa pembakaran, IQOS Iluma tidak menghasilkan api, abu, dan asap. 

"Menurut studi ilmiah IQOS tidak melakukan pembakaran, IQOS Iluma 95 persen lebih rendah bahaya dari cigarettes," kata dia.

Terobosan teknologi mutakhir HM Sampoerna pada IQOS Iluma adalah smartcore induction system yang memanaskan tembakau tanpa bilah pemanas yang terdapat pada IQOS generasi sebelumnya. 

 

3 dari 4 halaman

Produk Tersedia di 73 Pasar

Dengan demikian, perangkat ini menghadirkan pengalaman yang lebih konsisten tanpa residu tembakau dan tanpa perlu dibersihkan. IQOS luma secara eksklusif digunakan dengan batang tembakau dengan merek dagang Terea Smartcore Sticks.

"Inovasi terbaru ini merupakan bukti komitmen Sampoerna dan PMI terhadap penelitian dan pengembangan ilmiah untuk terus bertransformasi dan berinovasi dalam mengembangkan ragam portofolio produk tembakau inovatif bebas asap, termasuk IQOS,” kata Vassilis. 

Saat ini, produk bebas asap PMI telah tersedia di 73 pasar di seluruh dunia dan sekitar 17,8 juta konsumen dewasa di seluruh dunia telah beralih ke IQOS dan berhenti merokok. Sedangkan di Indonesia, IQOS sebelumnya diperkenalkan melalui skema uji pasar terbatas sejak 2019 dan tersedia di 10 kotakota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Denpasar, Bandung, Medan, Pekanbaru, Palembang, Makassar, Balikpapan, dan Samarinda. 

Vassilis menuturkan, melalui peluncuran terbatas ini, HM Sampoerna memperkenalkan tiga tipe perangkat untuk memberi pilihan bagi konsumen dewasa sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya, yaitu IQOS Iluma, IQOS Iluma One dan IQOS Iluma Prime.

"Perangkat IQOS Iluma digunakan secara eksklusif dengan batang tembakau Terea Smartcore Sticks dengan 9 varian yang kesemuanya telah tersedia di berbagai gerai IQOS, serta IQOS.com," ujar dia.

 

 

4 dari 4 halaman

Komitmen Investasi

Sebagai perusahaan yang telah beroperasi selama 110 tahun, Sampoerna merupakan salah satu perusahaan dengan komitmen investasi berkelanjutan dan penciptaan nilai ekonomi jangka panjang di Indonesia, khususnya di ekosistem industri hasil tembakau. 

Selain itu, Sampoerna mempekerjakan lebih dari 65.800 karyawan langsung dan tidak langsung dengan 7 fasilitas produksi yang dioperasikan secara langsung termasuk pabrik produk bebas asap di Karawang yang baru‐baru ini diresmikan, serta 38 mitra produksi sigaret yang dimiliki oleh pengusaha lokal di 28 kota atau kabupaten di Pulau Jawa. 

"Sampoerna senantiasa berkomitmen untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi pemangku kepentingan utama kami. Namun, kami hanya akan dapat mencapai tujuan kami dengan menanamkan dan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam semua yang kami lakukan. Oleh karena itu, kami berupaya untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek bisnis dan aktivitas kami. Sebagai bagian dari PMI, kami mengedepankan praktik terbaik dan pengetahuan global, serta sistem kelas dunia,” katanya.

Sebagai bagian dari perjalanan transformasi bisnisnya, sejak 2008, PMI telah berinvestasi lebih dari USD 10,5 miliar dalam pengembangan, penelitian, produksi, pemasaran, dan inovasi berkelanjutan bagi produk tembakau inovatif bebas asap. Pengembangan ini melibatkan lebih dari 980 ilmuwan, insinyur, teknisi, dan staf pendukung, termasuk dari Indonesia.  

Ia melanjutkan, produk tembakau inovatif bebas asap mengandung nikotin. Walaupun dapat menyebabkan ketergantungan, nikotin bukan penyebab utama penyakit terkait kebiasaan merokok. 

"Jika Anda tidak merokok, jangan mulai. Jika merokok, berhentilah. Namun, jika tidak berhenti, gantilah dengan alternatif yang lebih baik. Perlu diingat bahwa produk bebas asap tidak bebas risiko dan hanya ditujukan bagi perokok dewasa yang memutuskan untuk terus menggunakan produk tembakau atau produk nikotin lainnya,” kata dia.