Liputan6.com, Jakarta - PT Indofarma Tbk (INAF) telah rilis kinerja keuangan untuk tahun buku 2022. Pada periode tersebut, perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,14 triliun.
Perolehan ini turun 62,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,9 triliun. Melansir laporan keuangan Indofarma dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/4/2023), perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan pada 2022 menjadi Rp 1,25 triliun dari sebelumnya Rp 2,45 triliun. Sayangnya, angka beban ini lebih tinggi dibandingkan pendapatan. Sehingga perseroan membukukan rugi bruto Rp 110,11 miliar.
Baca Juga
Padahal, pada 2021 lalu perseroan masih membukukan laba bruto Rp 451,63 miliar. Pada periode ini, perseroan membukukan rugi usaha Rp 479,54 miliar, berbalik dari tahun sebelumnya yang masih mencatatkan laba usaha Rp 51,98 miliar. Beban keuangan sepanjang 2922 tercatat sebesar Rp 38,1 miliar dan bagian laba dari entitas asosiasi tercatat sebesar Rp 85,28 miliar.
Advertisement
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 428,46 miliar. Kerugian itu naik 1.040,13 persen dibandingkan rugi pada tahun sebelumnya sebesar Rp 37,58 miliar.
Aset INAF hingga Desember 2022 turun menjadi Rp 1,53 triliun dari Rp 2,02 triliun pada 2021. Liabilitas turun menjadi Rp 1,45 triliun dari sebelumnya Rp 1,5 triliun. Sementara ekuitas pada 2022 turun drastis menjadi Rp 86,35 miliar dari Rp 508,31 miliar pada 2021.
Saham INAF
Saham INAF melemah 0,71 persen ke posisi Rp 695 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 5 April 2023. Saham INAF dibuka stagnan Rp 700 per saham. Saham INAF berada di level tertinggi Rp 700 dan terendah Rp 690 per saham. Total frekuensi perdagangan 35 kali dengan volume perdagangan 308 lot saham. Nilai transaksi Rp 21,5 juta.
Erick Thohir Resmi Tunjuk Agus Heru Jadi Direktur Utama Indofarma
Sebelumnya, PT Indofarma Tbk (INAF) menyelesaikan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Senin, 30 Januari 2023 di Aryaduta Menteng, Jakarta.
Pada rapat tersebut, pemegang saham menyetujui perubahan susunan manajemen. Rapat menyetujui pemberhentian dengan hormat Arief Pramuhanto sebagai Direktur Utama Indofarma.
Bersamaan dengan itu, pemegang saham menyetujui pengangkatan Agus Heru Darjono sebagai Direktur Utama Indofarma dengan masa jabatan sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan serta tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/1/2023), susunan teranyar manajemen Indofarma Tbk menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama: Laksono Trisnantoro
- Komisaris: Didi Agus Mintadi
- Komisaris Independen: Teddy Wibisana
- Komisaris Independen: Achmad Ghufron Siradj
Direksi
- Direktur Utama: Agus Heru Darjono
- Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan Sumber Daya Manusia: Ariesta Krisnawan
- Direktur Produksi dan Supply Chain: Jejen Nugraha
- Direktur Sales dan Marketing: Kamelia Faisal
Selain pergantian Direksi, RUPSLB perseroan ini telah memutuskan Pengukuhan Pemberlakuan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor: PER-5/MBU/09/2022 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Badan Usaha Milik Negara dan perubahan- perubahannya.
Sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor: PER-5/MBU/09/2022 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Badan Usaha Milik Negara tersebut bahwa bagi Persero/Perseroan Terbatas yang tidak semua sahamnya dimiliki oleh Negara, Peraturan Menteri tersebut diberlakukan secara langsung oleh Direksi atau melalui pengukuhan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Persero/Perseroan Terbatas yang bersangkutan.
Advertisement
Restrukturisasi Utang, Indofarma Kantongi Pinjaman Rp 355 Miliar dari Bio Farma
Sebelumnya, PT Indofarma Tbk (INAF) merestrukturisasi utang dengan pinjaman dari induk usaha perseroan PT Bio Farma senilai Rp 355 miliar.
"Utang bank refinancing status restruktur, kita akan replace dengan shareholder loan dari induk kami Biofarma sebesar Rp 355 miliar. Ini akan refinancing dengan shareholder,” ujar Direktur Utama PT Indofarma Tbk, Arief Pramuhanto, saat paparan publik ditulis Rabu (1/6/2022).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), pinjaman Indofarma kepada Bio Farma yang merupakan pemegang saham pengendlai perseroan dengan kepemilikan 80,66 persen senilai Rp 355 miliar. Pinjaman tersebut untuk penutupan pinjaman restrukturisasi kepada Bank Mandiri senilai Rp 249,58 miliar dan kebutuhan modal kerja Rp 105,41 miliar.
Rencana pelunasan utang restrukturisasi pada Bank Mandiri akan dilakukan pada awal Juni 2022 setelah mendapatkan persetujuan dari RUPS perseroan. Rencananya dilakukan sebelum jadwal pembayaran angsuran berikutnya yang jatuh pada 23 Juni 2022. Beban bunga akan dibayarkan dengan memakai cashflow perusahaan dan tidak menggunakan shareholder loan yang diajukan.
“Sumber dana yang akan digunakan perseroan untuk membayar pinjaman dari PT Bio Farma adalah dari cashflow perusahaan yang diharapkan membaik dengan peningkatan upaya collection dan peningkatan penjualan baik tender dan regular,” demikian mengutip keterbukaan informasi BEI.
Adapun shareholder loan itu berjangka waktu enam tahun dan dikenakan bunga pinjaman 6,15 persen p.a. Untuk restrukturisasi pinjaman tersebut minta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar 31 Mei 2022.
Terkait utang dagang. Arief menuturkan,pihaknya melihat satu per satu dan diupayakan skema supply chain financing. Ini dibiayai dari sisi vendor dan customer.