Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengantongi pendapatan sebesar Rp 11,20 triliun sepanjang 2022. Pendapatan tersebut naik 7,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,45 triliun.
Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/4/2023), bersamaan dengan kenaikan pendapatan , perseroan mencatatkan peningkatan beban usaha 3,62 persen menjadi Rp 10,57 triliun dari R 10,20 triliun pada Desember 2021.
Baca Juga
Dengan demikian, laba sebelum pajak Smartfren Telecom melesat menjadi Rp 1,76 triliun pada 2022 dari rugi sebelum pajak Rp 566,28 miliar pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 152,09 persen menjadi Rp 623,12 miliar pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 247,18 miliar.
Advertisement
Hingga akhir tahun 2022, Smartfren mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,06 triliun dari rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 435,32 miliar.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 46,49 triliun hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 43,35 triliun. Kemudian, liabilitas FREN Rp 30,73 triliun hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 30,70 triliun.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 15,75 triliun naik hingga akhir tahun 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 12,65 triliun.
Smartfren Bakal Perluas Pemerataan 4G di Indonesia
Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) bakal perluas pemerataan jaringan 4G di berbagai daerah Indonesia pada 2023.
VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat mengungkapkan di Sumatera, hanya Bengkulu yang masih belum terjangkau 4G. Selain itu, menurut Agus ada beberapa lokasi yang akan dijadikan prioritas dalam pemerataan jaringan 4G.
“Kalimantan tinggal Kalimantan Tengah, Sulawesi tinggal Sulawesi Tengah dan Tenggara,” kata Agus pada konferensi pers di Yogyakarta, Kamis (9/3/2023).
Saat ini, Smartfren sudah mengcover 288 kabupaten kota di Indonesia untuk jaringan 4G. Sedangkan untuk Indonesia bagian timur Smartfren masih melakukan analisis bisnis.
“Ambon dan Papua, secara potensi bisnis dan komitmen terhadap pemerintah, hal ini sedang kami analisis secara mendalam,” tutur Agus.
Demi memperluas kekuatan jaringan 4G, Smartfren akan menggunakan modal belanja 50 persen pada tahun 2023 untuk membangun BTS di berbagai lokasi.
“Salah satu penambahan jaringan itu kita anggarkan tentu saja ada beberapa untuk BTS, Core Network, dan 5G. Untuk penambahan BTS kita sudah ada angkanya, sekitar 50 persen dari Capex untuk BTS,” pungkas Agus.
Advertisement
Strategi Smartfren Rambah Pasar 5G di Indonesia
Sebelumnya, VP Network Operations PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), Agus Rohmat mengungkapkan upaya Smartfren dalam merambah pasar 5G di Indonesia. Saat ini, Smartfren menjadi salah satu operator di Indonesia yang belum memiliki jaringan 5G.
"Kita sudah Uji Kelayakan Operasi (ULO) dan mendapat Surat Keterangan Layak Operasi (SKLO) kita pun dituntut komitmennya oleh pemerintah untuk penggelaran 5G. Itu sudah ada di business plan kita tahun ini. Kita lagi matangkan skenarionya seperti apa," kata Agus kepada wartawan di Yogyakarta, tulis Jumat (10/3/2023).
Agus menyebut untuk tahap-tahap awal 5G, Smartfren tidak akan memberikan layanannya pada pengguna, melainkan melihat dari kegunaan dan fokus kepada B2B.
“Tentu saja kita tidak akan serta merta lari ke konsumen karena ekosistemnya belum siap dan lebih ke B2B. Mungkin use case yang akan kita coba ke Sinarmas Group dulu karena ekosistem mereka banyak,” jelas Agus.
Agus menambahkan Smartfren kemungkinan bakal memberikan layanan 5G untuk sektor-sektor seperti pendidikan, Rumah Sakit, Pabrik, Pertambangan, hingga kesehatan. Selain itu, Smartfren juga berencana menggunakan Capex tahun ini untuk mulai menjajaki 5G.
Smartfren juga bakal memprioritaskan daerah-daerah yang belum pernah tercover 5G untuk tahap awal jika sudah mulai merambah konsumen.
“Kalau kita mau 5G sih justru plan kita dari daerah yang benar-benar baru seperti daerah wisata yang belum ada coverage dari kita,” pungkas Agus.
Realisasikan Capex untuk Bangun BTS
Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berencana akan menggunakan dana Capital Expenditure (Capex) atau belanja modal pada 2023 untuk sejumlah ekspansi bisnis pada 2023.
VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat mengungkapkan ekspansi bisnis tahun ini akan fokus pada penguatan jaringan dengan berinvestasi untuk penambahan BTS, Core Network hingga 5G.
“Salah satu penambahan jaringan itu kita anggarkan tentu saja ada beberapa untuk BTS, Core Network, dan 5G. Untuk penambahan BTS kita sudah ada angkanya, sekitar 50 persen dari Capex untuk BTS,” ujar Agus dalam konferensi pers di Yogyakarta, tulis Jumat, (10/3/2023).
Agus menambahkan, tidak menargetkan berapa jumlah BTS pada 2023, tetapi perusahaan ingin memiliki investasi yang seimbang dalam penguatan jaringan yang dapat mendorong pertumbuhan ke sektor-sektor potensial Smartfren.
“Kita tidak menargetkan jumlah BTS karena seiring jumlah traffic jadi tidak harus sekian karena seiring meningkatnya traffic jika market share tercapai, maka jumlah BTS juga tercapai yang pasti investasi akan jalan terus karena tanpa investasi kita enggak bisa berkembang,” jelas Agus.
Sejak tahun lalu Smartfren dari sisi pertumbuhan kapasitas dan cover pengembangan jaringan secara nasional telah melakukan ekspansi sekitar 12 persen. Meski berencana menggunakan 50 persen dari Capex untuk BTS, Agus masih belum membeberkan target keseluruhan pembangunan BTS pada 2023.
Advertisement
Prioritas Daerah
Beberapa daerah yang diprioritaskan Smartfren dalam pembangunan BTS tahun ini yaitu Bengkulu, Kalimantan Tengah, Palu, dan Kendari.
“Bengkulu itu kita akan masuk di Q3 atau Q4. Kemudian Kalteng, sekarang lagi proses analisis bisnis, kalau secara analisis masuk, di Q3 dan Q4 akan masuk ke Kalteng. Di Palu itu Q4 kita akan masuk, tapi kalau Kendari masih agak lama,” tutur Agus.
Adapun perkiraan jumlah BTS yang dibutuhkan di masing-masing wilayah tersebut minimal 20 BTS, namun semakin potensial, ada kemungkinan untuk terus menambah jumlah BTS.
“Yang dibutuhkan harus di atas 20 BTS, minimal di atas 20. Tentu saja di depan kita akan mulai dari yang potensial. kalau growth-nya bagus, baru kita tambah terus,” pungkas Agus.